Jumat, 25 Desember 2015

Hadiah Ulang Tahun PELTI

Jakarta, 26 Desember 2015. Sehari menjelang Natal, tepatnya tanggal 24 Desember 2015 saya terima telpon dari salah satu rekan yang sudah lama tidak pernah berkomunikasi. Kalau tidak salah pertemuan terakhir dikota Balikpapan. Rekan ini waktu itu buat kejutan sewaktu saya di Balikpapan. Kirim telpon atau SMS yang nomornya gak jeplas, tapi akhirnya ketemu juga. Nomornya sudah lama hilang dari ponsel saya. Awalnya bicara masalah pelaksanaan RemajaTenis di Sumatra Selatan yang dipikirnya di Palembang tetapi ketika saya kemukakan rencananya di Tanjung Enim, tiba tiba  pembicaaan beralih  ke masalah Ketua Umum PP Pelti.

Rekan ini sudah lama juga dipertenisan Indonesia tetapi peranannya tidak menonjol sehingga kurang dikenal kecuali oleh rekan rekan yang pernah duduk dikepengurusan Pelti  khususnya  Pengda
Diapun katakan kalau dia kenal baik dengan Ketua Umum PP Pelti saat ini. Karena dia juga dengar masalah kekecewaan masyarakat terhadap kinerja PP Pelti saat ini.  Kaget juga tetapi kemudian saya ceritakan kronologisnya sehingga Maman Wrjawan masuk ke bursa Ketua Umum PP Pelti disaat menjelang Munas Pelti 2012 di Manado.

Ada yang menarik dikatakannya kalau salah satu temannya  berkeinginan juga menjadi Ketua Umum PP Pelti. Tetapi ada masalah yaitu temannya itu berteman baik dengan Ketua Umum PP Pelti saat ini. Ha ha ha.

Sayapun bercerita kalau ada juga rekan lainnya yang berkeinginan menjadi Ketua Umum PP Pelti tetapi ada kendala yang sama yaitu teman baik dengan Ketua Umum PP Pelti saat ini. Sehingga kedua rekan ini terbentur keinginannya untuk menggantikan Ketua Umum PP Pelti saat ini yang dianggap oleh masyarakat tenis tidak cocok menjadi Ketua Umum PP Pelti. What can we do.

Belum lagi ada ketidak cocokan antara Sekjen PP Pelti dengan ketua umum PP Pelti. Puncaknya ketidak cocokan yaitu disaat Musornas KONI di Jayapura diakhir Nopember 2015.

Insiden di Jayapura karena Pelti keluarkan dua surat  ke KONI Pusat menanggapi undangan KONI Pusat kepada PP Pelti untuk menghadiri Musornas KONI 2015 dengan 3 wakil Pelti..

Surat tersbut yang ditanda tangani oleh Sekjen menunjuk 3 wakil Pelti sedangkan surat yang ditanda tangani Ketua Umum hanya menyebutkan satu nama wakil Pelti yang dibawa oleh Ketua Bidang Pembinaan Prestasi secara diam diam tanpa sepengetahuan Sekjen. Dalam sejarah Pelti baru kali ini kejadian tersebut terjadi. 

Membuat Sekjen marah besar yang merasa dipermalukan di Musornas KONI  dan langsung berkoar koar ke media massa agar ada pergantian Ketua Umum. Aneh tetapi kenyataannya Sekjenpun mendukung keberadaan Musornas Pelti. Ini puncak ketidak cocokan didalam kepengurusan tersebut.

Memang harus diakui kalau sejak duduk dalam kepengurusan PP Pelti dari hasil Munas 2012, terjadilah beberapa kejadian yang kurang simpati. Sebagai contoh diawal tahu 2013 begitu semangatnya tanpa kompromi apalagi tanpa melalui prosedur lazimnya suatu organisasi tenis yaitu Pelti telah didaftarkan ke ITF duapuluhan turnamen internasional Pro Circuit. Tepatnya untuk turnamen yang pertama yaitu April 2013 dijadwalkan di Pekanbaru. Tapi apa daya sebulan menjelang hari H, tiba tiba seperti disambar geledek Pro Circuit dibatalkan oleh PP Pelti. Maka terjadilah masalah didalam kepengurusan sendiri. Mulailah muncul benih benih ketidak akuran sesama anggota pengurus. Puncaknya diawal tahun 2014 muncullah kejutan baru yaitu mundurnya Ketua Bidang Pertandingan dimana sebelumnya mundur pula satu anggota komite didalam kepengurusannya.

Semalam, 25 Desember 2015 disaat sedang bersama sama rekan rekan lainnya merayakan Hari Natal, saya terima telpon langsung dari Sekjen PP Pelti yang bercerita banyak atas kekesalannya terhadap dua nama di PP Pelti termasuk Ketua Umumnya, walaupun keduanya sudah mengirimkan ucapan selamat Hari Natal kepadanya tetapi tidak ditanggapinya. Seolah olah tiada maaf bagimu.

Ini semua kejadian kejadian nyata didalam kehiduan saya sehari hari tentang pertenisan Indonesia. yng saya anggap perlu dicatat sebagai catatan ringan tenis di Indonesia.

Tidak ada komentar: