Jumat, 08 Mei 2015

"Jangan dulu bicara Peringkat kalau ketentuan turnamen tidak dibuat"

Jakarta, 9 Mei 2015. Ketika berbicara masalah tenis veteran  di Indonesia, maka sayapun sempat sampaikan kepada petinggi Badan Veteran Tenis Indonesia (BAVETI) kalau yang diutamakan sekarang adalah ketentuan turnamen tenis nasionalnya dulu baru berbicara masalah peringkat nasionalnya.. Sama halnya dengan ketika sewaktu saya masuk dalam kepengurusan Pelti Pusat, saya melihat ada yang belum dilakukan adalah buat ketentuan turnamen diakui Pelti (TDP). Maka lahirnya ketentuan tersebut. Karena beberapa bulan ini petinggi Baveti disibukkan dengan merumuskan Peringkat Nasional Veteran Indonesia.
Nah sayapun mencoba buat konsepnya dengan meniru saja ketentuan TDP yang sudah ada.
" Jangan dulu bicara peringkat kalau ketentuan turnamen tidak dibuat." ujar saya kepada petinggi Baveti.

Memang saya menerima konsep peringkat yang sudah dibuat oleh rekan Hadiman dari bidang pembinaan Baveti. Ada beberapa klausul yang agak aneh dan tidak lazim. Maka dari itu untuk membantu mereka saya harus membuka juga ketentuan ITF sebagai induk organisasinya khusus veteran.  Saya sempat ngobrol dengan Hadiman bicara sepintas masalah peringkat yang dibuatnya di Rumah Duka RDS Fatmawati sewaktu melayat rekan Jacky Wullur. 

Ada keanehan yang dibuat Baveti Jawa Barat dibawah Atet Wijono. Kejangalan tersebut sudah pernah saya kemukakan kepada Atet beberapa bulan lau. Yaitu sesuai ketentuan ITF, pertandingan ganda itu adalah berdasarkan kelompok umurnya. Sama seperti ITF Junior. Bukan penjumlahan usia dibuat satu kelompok. " Ini Baveti, suatu institusi yang mewadahi tenis veteran maka harus memberikan contoh yang benar kepada penyelenggara turnamen. Tahun lalu, Baveti buat Kejurnas di Jakarta dengan Ketua Panpel Samudra Sangitan. Kelompok umurnya sesuai dengan ketentuan ITF. " ujar saya kepada rekan Atet pertelpon.

Saya senang juga ketika rekan saya yang juga Sekjen Baveti Johannes Susanto kirimkan email tentang ketentuan Turnamen Baveti tersebut. Mirip sekali dengan yang saya buat konsepnya karena dari sumber yang sama yaitu Ketentuan TDP. Tetapi ada beberapa bagian harus disesuaikan dengan ketentuan ITF. Dalam pertandingan ITF ada jenis pertandingan Tunggal, Ganda dan Ganda campuran. Dan setaip pemain diperkenankan bertandinga ikut ketiganya. Ini yang saya mau telaah lagi dengan membaca secara keseluruhan ketentuan ITF. Jadi saya belum sempat lagi, karena sedang memikirkan kelanjutan RemajaTenis saat ini yang terlalu banyak gangguan. 

1 komentar:

mugni mulya mengatakan...

Tragis dan menyedihkan......
sangat memilukan dan sangat tragis sekali bila pabrik pencetak atlit atlit nasional( milik pemerintah) seperti Ragunan system pengrekrutan atlit yang tidak transparan,jelas jelas di adakan seleksi dan terbaik itulah yang terpilih tapi nyatanya apa , justru yang nomor satu di buang apakah itu benar,...bagaimana indonesia akan mampu menciptakan atlit terbaik kalau system nya seperti ini siapa yang mau disalahkan tapi yang jelas mohon diganti isi jajaran di Ragunan khususnya di bidang tenis lapangan...