Minggu, 04 Januari 2015

Kekecewaan terhadap Turnamen Nasional

Jakarta, 5 Januari 2015. Hari ini saya terima telpon dari salah satu rekan tenis yang sedang berada disuatu turnamen nasional yunior. Baru selesai pembukaan dan langsung pertandingan. Ada yang dikeluhkan yaitu masalah bola untuk kelompok umur 10 tahun belum ada. Memang bolanya berbeda dengan bola normal. Disamping itu pula disampaikan kalau kelompok 14 tahun itu size of drawnya 124. Karena pesertanya membludak dan tidak disesuaikan dengan pelayanannya. Bayangkan peserta sekitar 400 karena ini turnamen pembuka ditahun 2015 dan sudah berjalan bertahun tahun secara rutin.
Disebutkan nama Refereenya yang termasuk keras kepala karena tidak mau mendengar saran yang diberikan. Ini menurut saya karena referee tersebut terbiasa selenggarakan untuk kelompok umum atau senior atau ITF Junior dimana hanya satu kelompok umur saja
.
Sering terjadi yang saya dengar adalah penempatan Peringkat Nasionalnya. Sebelumnya dibuan Desember 2014, ada turnamen besar juga dimana penggunaan PNP untuk atletnya ada kejanggalan. Ada 2 nama untuk satu atlet dimana yang satu tidak diantumkan domisiii dan satu ada domisili. Yang dipakai adalah PNP yang ada domisilinya. Ini akibat tidak mengena atlet yuniornya. Bebreda dengan Referee lainnya yang sudah terbiasa atau mengena atlet2 yunior di pulau Jawa. Catatan saya hanya 2 referee yang ada saat ini mengenal atlet2 yunior kita.
Keluhannya dikemukakan langsung ke Referee tersebut karena penggunaan sistem pertandingan dengan size of drawnya 124 tapi sistem pertandingannya mengggunakan Pro-set saja. Padahal jelas2 sekali dalam ketentuan TDP untuk KU 14, 16 dan 18 tahun menggunakan the best of 3 sets, Biasanya dibabak kualifikasi menggunakan Pro set.
Ketika ditanyakan dijawab kalau kuatir hujan sehingga gunakan Pro set. Ini pengambi keputusan yang keliru menurut pendapat saya. Apalagi turnamen i ni akan dihitung dalam Masters diakhir tahun seperti diumumkan. Tapi kualitas turnamen justru tidak menunjukan kelasnya yang patut diperhitungkan. Wajar saja ketika saya disampaikan unek2 oleh rekan saya ini. Memang tidak mudah membuat perencanaan turnamen nasional dengan banyak kelompok umurnya. Apalagi menggunakan bukan satu lokasi, jika tidak mantap perencanaannya maka akan begitu banyak keluhan yang muncul. Anehnya dan sudah kebiasaan selama ini pelaksana turnamen tidak mau mengevaluasi pelaksanaannya. Sayang ya !

Tidak ada komentar: