Selasa, 25 Maret 2014

Pertenisan Asia Mundur

Singapore, Bertemu teman lama dinegeri orang merupakan keasyikan tersendiri. Saya ketemu dengan teman lama yang juga penduduk Singapore, Uthrapathy yang mantan Preseident Singapore Tennis Association, dan juga sempat di Asian Tennis Federation. Dia ini banyak bantu petenis Indonesia untuk mendapatkan wild card turnamen-turnamen di Singapore, Vietnam maupun Uzbekistan dimana dia sebagai direktur turnamen. Suwandi, Andrian Raturandang, Dede Suhendar dll  bahkan Angelique Widjajapun pernah saya berikan berkat bantuan Uthrapathy.

Kasus aneh dilakukan Referee di Singapore

Singapore, Satu kejadian sehari sebelum final yaitu Sabtu 22 Maret 2014, ada pertandingan ganda putri KU 10 tahun. Kebetulan salah satu pasangan berasal dari Bandung, yang bukan dalam tim RemajaTenis Bank BNI yang bersama sama saya. Saya lihat begitu seriusnya antara orangtua dengan Refereenya. Setelah itu saya ingin tahu juga walaupun sudah mendengar dari salah satu orangtua yang hadir di Kallang Tennis Stadium. Dan saya cari waktu luang ingin berbicara dengan Referee karena berdasarkan cerita orangtua lainnya kesimpulan saya Refereenya berbuat salah.
Sayapun mendekatinya dan bertanya ada masalah apa kok begitu seriusnya. Kemudian saya mendapat cerita langsung dari Refereenya. Dan ternyata sama dengan cerita orangtua lainnya.
Saat itu ada lapangan yang digunakan untuk pertandingan sedang digunakan oleh salah satu putra dari orangtua  sebut saja A sedang practice lapangan tersebut. Kemudian oleh Referee diminta keluar dan pindah kelapangan lainnya Tapi kelihatannya orangtua A ini tidak bisa menerima dan terjadilah pembicaraan antara orantua A tersebut dengan Referee. Menurut Referee ternyata ada kata2 yang kurang berkenan dengan Referee tersebut. Apa yang dilakukan oleh Referee setelah menerima perlakuan tidak enak dilakukan oleh A tersebut.

Senin, 24 Maret 2014

Beda Singapore dan Jakarta

Singapore. Untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Singapore dan masuk ke lapangan tenisnya. Padahal selama ini  saya ke Singapore selain bisnis bukan tenis maupun tenis. Rapat rapat Asian Tennis Federation selalu berfokus di hotel karena rapatnya di hotel. Kali ini saya menginjakkan kaki di Kallang Tennis Stadium yang pernah digunakan untuk World Youth Olympic.
Tiba di SingaporeJumat 14 Maret 2014  malam dan baru esok harinya ke lapangan tenis tersebut dengan 14 lapangan tenis outdoor dimana satu adalah mini stadium nya. Yang digunakan untuk turnamen nasional yunior yang diselenggarakan oleh asosiasi tenis Singapore dari 15-23 Maret 2014.

Tapi ada satu hal yang berbeda sekali dilakukan oleh petugas Referee yang ditunjuk oleh asosiasi tenis disana. Kesan saya Referee ini tidak kualified sebagai referee. Banyak kejadian yang bertentangan dilakukannya. Sebagai contoh adalah lapangan basah dan minta dikeringkan oleh pemainnya sendiri dibantu oleh orangtuanya. Ini bukan masalah tetapi yang masalah adalah walaupun lapangan masih basah dan pesertanya mau main, maka dipertandingkan. Bahkan timbunan air dalam lapangan dibiarkan juga. Ini aneh saya anggap dan Referee tidak kontrol lapangan yang digunakan petenis yunior. Kalau pemain jatuh dan cedera, apa jadinya.

Selasa, 11 Maret 2014

Walk out berbuntut akan dibentuk Komite Olahraga Nasional

Jakarta, 10 Maret 2014. Ketika mendengar masalah adanya walk out dari peserta Musyawarah Nasional Luar Biasa KONI 2014 di Jakarta, sayapun berpikir masalah pelanggaran dilakukan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) selama ini. Pelanggaran apa yang dimaksud ?
Sebelumnya saya mencoba mendengar masalah walk out tersebut akibat ketidak setujuan peserta Musornaslub KONI. Ternyata dimotori Sekjen PP Pelti bersama sama dengan rekan2 dari Pertina, PGI, PODSI, POSSI, PERBAKIN dll mengusulkan agar dalam pembahasan revisi AD ART KONI mencabut masalah adanya 5 ring diatas logos KONI yang milik dari IOC (International Olympic Organization). Oleh IOC hanya diperkenankan dipakai setiap negara 1 organisasi yaitu KOI (Komite Olimpiade Indonesia).

Rabu, 05 Maret 2014

Telpon dari Hopeng lama

Jakarta, 5 Maret 2014. Hari ini terima telpon dari rekan lama  yang sudah mundur dari kepengurusan induk organisasi. Kebetulan saya sedang nyetir mobil sambil mendengar ocehannya atau curhatnya yang paling sering saya dengar dan saya sebagai pendengar yang setia tetap masih bisa melayaninya.
Disebutkan kalau rekannya yang ganti posisinya sedang risau.Kenapa ya ? Itu pertanyaan saya. Karena pusing dengan peminat turnamen yang akan digelar di Jakarta oleh induk organisasi. Sehingga minta tolong orang kecil yang sering nongkrong di lapangan tenis untuk promosikan turnamen tersbut yang sudah ada sponsor besar.

Kenapa Tenis Indonesia Mundur ????

Jakarta, 5 Maret 2014. Kemarin saya jalan jalan sendirian mau malihat kondisi lapangan tenis di Bekasi. sasaran saya ingi tahu bagaimana perkembangan sekolah tenis ditempat tersebut. Akhirnya saya masuk ke Villa Nusa Indah di Bekasi. Karena beberapa kali saya coba keliling ke lapangan tenis ternyata sore hari banyak yang kosong dengan latihan yuniornya. Kenapa demikian ya ? Ini fenomena yang sangat menyedihkan kalau dibiarkan terus maka pertenisan kita akan kehilangan penggemarnya dikalangan muda. Lebih sedih lagi kalau lapangan tersbut setiap sorenya kosong tidak ada yang latihan. Dampaknya kalau dibiarkan terus maka lapangan tenis tersbut akan disulap menjadi lapangan FUTSAL, karena lebi menguntungkan sekali.
Saya pernah mencoba dikalangan perumahan elit di Cibubur khususnya Kota Wisata. Setiap cluster ada lapangan tenis kecuali cluster yang baru tidak ada. Dari Snin sampai Minggu saya coba cek sore harinya. Ternyata 90 % lapangannya kosong kecuali Sabtu pagi, sore dan Minggu pagi diisi orangtua saja.