Rabu, 27 Agustus 2014

Sekretariat Pelti perlu dibenahi

Jakarta, 26 Agustus 2014. Setelah pertemuan dengan PP Pelti, saya diundang khusus pada hari Jumat 22 Agustus 2014, maka saya akan tetap membantu mengontrol kinerja dari PP Pelti. Ini akibat banyak pertanyaan dilontarkan kepada saya dan saya sudah kemukakan kepada pimpinan PP Pelti dalam pertemuan tersebut.
Memang kerja disekretariat perlu penanganan yang serius karena disinilah letak lancar tidaknya komunikasi dengan masyarakat tenis Indonesia.
Hari ini saya menemukan lagi salah satu contoh kerja yang sangat memalukan bagi induk organisais tenis di Indonesia. Saat TDP Maesa Paskah diundurkan oleh Maesa, maka semua pihak bertanya tanya kapan waktu yang tepat. Disaat saya menerima kalender TDP per 19 Agustus 2014 saya menemukan kalau nama Maesa Paskah ini tidak tercantum dalam kalender TDP Nasional Yunior tersebut sayapun sampaikan dalam rapat berikutnya di Maesa. Ternyata menurut petinggi Maesa sudah layangkan surat tersebut dibulan Juni 2014.

Kemarin, langsung dicek ke administrator pertandingan dan menunjukan tanda terima dari sekretariat. Artinya disini ada kelalaian dari pihak sekretariat PP Pelti. Maka dicarilah surat tersebut nyangkut dimana. Betul juga surat tersebut didapatnya. Ini bukan kejadian yang pertama, karena ketika beberapa bulan lalu saya menanyakan ke administrator pertandingan masalah SK TDP untuk Kejurnas Tenis Remaja Bank Papua, didapat jawaban kaau belum pernah menerimanya. Waduh, sayapun kontak ke pengirimnya dari klub Bank Papua. Dapat jawaban sudah dikirim. Ternyata sudah dikirim melalui fax ke sekretariat.
Betul sekali sudah diterima. Bagaimana sampai terjadi demikian.. Tidaklah heran jika saya kirim email ke PP Pelti selalu tidak ada jawaban kalau email saya itu sdah diterima, padahal dalam akhir email selalu saya cantumkan agar ada konfirmasi penerimaan email tersbut. Dan tidak pernah dijawab.Ini berarti tdak tahu etika juga berkomunikasi. Apa salahnya kalau enjawab sudah diterima sehingga sipengirim bisa tahu sudah diterima pesannya.
Melihat kedua kejadian ini sayapun kirim SMS ke petinggi PP Pelti termasuk Ketua Umum agar diketahui betapa sedihnya kinerja sekretariat PP Pelti.

Tidak ada komentar: