Jumat, 22 Agustus 2014

Hasil Pertemuan Dengan Pelti

Jakarta, 22 Agustus 2014. Hari ini Jumat 22 Agustus 2014 saya hadir memenuhi undangan Sekjen PP Pelti membicarakan masalah Turnamen. Awalnya agak ragu2 karena sewaktu terima email jelas disebutkan agendanya koordinasi masalah turnamen. Ketika saya juga terima undangan melalui SMS sehari sebelumnya saya sempat bertanya siapa yang hadir apakah ada peleksana turnamen lainnya dan dari Pelti sendiri siapa yang hadir. Dapat jawaban kalau saya sendiri dengan anggota pengurus harian PP Pelti. Wow, lengkap dong. Tapi timbul sedikit kecurigaan ketika saya tanya dalam SMS dengan sekretaris eksekutif Pelti yang kirimkan undangan melalui email tersebut, dikatakan tidak tahu agendanya apa. Lucu ya.

Ya, saya sudah siap saja dan kemarin pagi saya terima telpon dari Sekjen PP Pelti yang saya sudah kenal baik, dia hanya beritahu kalau agendanya minta klarifikasi masalah turnamen. Ya, saya sudah siap dan datang dengan tenang karena masih saja salah satu pengurus yang  penasaran dengan konsep low cost tournament yang saya kenalkan dengan nama RemajaTenis. Siap !


Setelah dibuka oleh Sekjen, diberikan kesempatan anggt Pelti bertanya. Betul juga bicara masalah Masters Remaja Tennis, mereka beritahu kalau selama ini istilah masters itu harus ada serinya sebelum Masters. Disini saya melihat masih belum paham masalah turnamen secara penuh. Saya katakan kalau ini adalah Open Tournament dan Masters itu adalah nama sponsornya. Rupanya meeka masih terpaku dengan turnamen dengan sistem beberapa seri ditutup dengan seri master. Kalau pakai istilah seri baru betul seperti yang mereka pikirkan.  Coba kita lihat ATP buat beberapa Masters. Kalau master seri beda merupakan kumpulan beberapa seri kemudian ditutup dengan seri master.



Sayapun katakan terima kasih diundang agar bisa satu visi dan misi kalau bicara tenis. Karena menurut saya percuma kita sama sama bergerak memajukan tenis tetapi kalau beda visi dan misi akan saling ribut. Dan saya yakin sekali walaupun mereka tidak terang terangan tapi saya percaya saya akan kalah kalau lawan organisasi. Saya hanya sampaikan juga tugas yang lebih penting adalah  kontrol terhadap peraturan TDP yang dibuat oleh Pelti supaya benar benar dijalankan sepenuhnya. Bayangkan ada TDP tanpa Referee. Ini terjadi benar2 dan saya sebutkan dimana terjadinya karena diluar Jakarta.  Karena selama ini banyak pelanggaran dilakukan oleh penyelenggara TDP tapi Pelti tidak tahu atau pura pura tidak tahu. Ketika saya kemukakan beberapa pelanggaran, ternyata ada yang mereka tidak tahu karena dilaksanakan diluar Jakarta. Dan saya tidak sebutkan nama turnamen tersebut. Agar mereka bekerja lebih baik. Akhirnya acara ditutup dengan sama sama senang dengan beberapa usulan.. Setelah itu saya harus rapat dengan teman2 soal Maesa di Rasuna yang juga sedikit ribet akibat ulah mereka yang sok lebih tahu. Ini lebih sensitip

Tidak ada komentar: