Kamis, 14 Agustus 2014

Ditangani oleh orang yang tidak ngerti

Jakarta, 13 Agustus 2014. Hari ini latihan tenis di Senayan. Akibat macet dari Kota Wisata Cibubur ke Senayan, maka baru tiba jam 08.00. Tapi masih sempat main tenis dan menang pula.
Setelah itu bersama rekan saya pergi ke kantor PP Pelti. Rekan saya ini ikut sibuk membantu turnamen di Pelti. Dan kelihatannya dia mendapatkan kepercayaan membantu Pelti khusus pertandingan..
Sayapun sampaikan kalau Pelti tidak informasikan masalah ketentuan PON Remaja 2014 ke Pengda Pelti seluruh Indonesia. Tapi hebatnya itu dia katakan, kalau itu urusan KONI Pusat yang punya gawe. saya dengarkan saja karena masih bertanya tanya apakah dia sudah diangkat jadi pengurus Pelti atau belum tetapi selama ini selalu mewakii Pelti untuk Liga Tenis Junior Nasional. Langsung saya angkat saja kalau dia itu jadi Wakil Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti.

Saya kemudian katakan justru itu yang buat ketentuan ( Technical Hand Book ) itu Pelti bukan KONI Pusat. Saya katakan masalah PON Remaja, Pengda Pelti tidak terima pemberitahuan dari PP Pelti masalah usia dan jenis pertandingannya. Semua berasumsi kalau team event ini terdiri dari 4 putra dan 4 putri seperti PON. tetapi ternyata tidak demikian. Pengda tahunya baru dari KONI Provinsi. Seharusnya Pelti yang edarkan pemberitahuan seperti lazimnya di PON dimana selama ini  selaku technical Delegate selalu siapkan ketentuannya dan dikirimkan ke KONI Pusat untuk dicetak secara resmi. Ini cara yang benar dan terbaik. Sayapun mengerti karena sekarang mereka tidak punya pengalaman sehingga semua diserahkan ke KONI Pusat. Akibatnya KONI memutuskan batas usia itu 16 tahun ( padahal hasil Rakernassus Pelti 2014) itu minta 18 tahun seperti World Youth Olympic. Ternyata bukan team event lagi karena tidak ada event beregu cuma perorangan yaitu Tunggal putra, Tunggal Putri dan Ganda Campuran. 
Tiap Provinsi kiirimkan 1 putra dan 1 putri saja karena kuotanya hanya 68 peserta. Nah, kasian daerah yang sudah siapkan 4 putra dan 4 putri seperti Provinsi DKI Jakarta. 
Dari hal tersebut, sudah sejak awal saya kemukakan kalau ada ketidak siapan terjadi diinduk organisasi baik Pelti maupun KONI Pusat. Kalau menurut saya di KONI Pusat itu tidak siap dalam mengatur KONI Provinsi seharusnya sebelum Jatim ditunjuk sudah punya juklak sebagai tuan rumah, bukan seperti sekarang setelah ditunjuk masih nego soal dana maupun jumlah eventnya  setiap cabang olahraganya. Kalau masalah cabang olahraga yang mengacu ke cabor olimpik itu memang baik sekali karena mengacu keprestasi dunia atau jika mau berbicara di Olimpiade sebagai target utama.

Tidak ada komentar: