Selasa, 15 Juli 2014

Masalah Tami Grende Muncul dengan Pelti

Jakarta, 16 Juli 2014. Saat ini cukup hangat pemberitaan masalah Juara Wimbledon Junior dari Indonesia yaitu keberhasian Tami Grende (Bapaknya Italia dan Ibunya Bali) diganda putri Grandslam Wimbledon Junior 2014. Tetapi ada berita negatip muncul adalah munculnya statement dari orangtuanya yaitu Olivier Grende yang menyatakan Pelti menghambat dengan tidak memberikan/menghambat  persetujuan atas undangan ITF untuk Tami ikut ITF Development grant Tour ke Eropa. Dan sekarang muncul lagi undangan ITF untuk Tami ikuti ITF North American Tour sebelum ikut US Open bulan Agustus 2014.

Saya diberitahu kalau deadline nanti Jumat 18 Juli 2014, persetujuan Pelti belum muncul.. Sayapun SMS dengan Sekjen PP Pelti untuk mengingatkan masalah ini jangan sampai tertunda, dan oleh Sekjen diminta koordinasi dengan Ketua Bidang Pembinaan Yunior. Ya, saya tidak ada kepentingan masalah ini karena masalah sebenarnya saya sudah tahu sekali yaitu ada masalah internal dalam klub Sportama dengan Olivier Grende



Mengenai masalah pertikaian antara Sportama dengan Olivier Grende sebaiknya oleh Pelti difasilitasi untuk duduk sama sama kedua belah pihak. Saya sendiri diperlihatkan kontrak kerjasama antara Sportama dan Olivier Grende tentang kepelatihan Tami Grende dengan Sportama.
Bahkan ITF sendiri sudah tahu permasalahan ini.

Harus diakui, kalau Olivier Grende itu berbeda dengan orangtua petenis yunior di Indonesia. Maklum dia itu orang Italia. Kesimpulannya bahwa tidak bisa berkomunikasi dengan Olivier Grende. Memang ada sedikit ketersingungan sedikit oleh Pelti dengan statement Olivier Grende sewaktu kirimkan email ke Pelti akibat kekecewaannya terhadap pelayanan Pelti waktu itu. Dia sebutkan kalau ini event terakhir ( Manila ITF Junior) membela nama Indonesia. Siapa sih yang tidak tersinggung. Tapi ternyata Tami dan ibunya protes kalau bilang begitu karena masih merasa sebagai bangsa Indonesia dan selalu siap membela nama Indonesia. That's the point.

Waktu itu ada 2 atlit tenis yang ikut tur keluar negeri yang satu petenis asuhan Sportama dengan membawa pelatihnya dan 1 lagi Tami dengan ayahnya yang menjadi pelatihnya. Memang untuk turnamen yng sudah masuk kelas tinggi (diatas Gr 3) disediakan hospitality satu pelatih setiap negara peserta.
Olivier merasa anaknya lebih tinggi peringkat dunia ITF Junior sehingga merasa lebih berhak dapat hospitaliity tersebut tetapi oleh Pelti diberikan kepada pelatih petenis Indonesia lainnya. Dari sinilah muncul segala macam penderitaan. sampai saat ini. Mau kemana lagi ya !

Tidak ada komentar: