Sabtu, 30 November 2013

Pilihan Nonton Tenis Atau dengar Musik

Jakarta, 30 November 2013. Hari ini ada keinginan mau nonton semifinal  Turnamen Garuda Indonesia Junior Masters dengan 8 putra dan 8 putri yunior sedang bertarung. Kebetulan salah satu fans saya yaitu Ni Putu Armini asal Singaraja Bali masuk semifinalcNovember 2013. Tapi akhirnya saya pilih ke Bandung saja sambil menikmati jalan2 kekota Kembang. Hari Sabtu ini saya menikmati musik dalam perjalanan ke Bandung. Punya lagu2 Maluku dan Manado cukup banyak bisa habis 300 lagu dalam USB ketika saya beli di Manado bulan lalu. Cukup menarik lagu2 tersebut. Waktu itu saya ragu2 mau ke Hotel Borobudur atau Bandung saja. Di Borobudur sebenarnya ada favorit saya lagi bertanding disana sehingga ingin ambil fotonya dan mensupportnya. Tapi dalam satu sisi ingin lupakan tenis sehingga saya putuskan ke Bandung aja, cukup monitor dari jauh saja hasilnya.
Lagu lagu melayu Ambon seperti Kejujuran dan ternyata ada balasannya. Ya, sampai puas karena setir sendiri bisa nyanyi sampai puas. Puas Puas Puas.

Rabu, 27 November 2013

Lebih baik beralih Profesi saja

Jakarta, 27 November 2013. Setelah saya amati benar2 dan berkeinginan untuk memajukan tenis tapi mendapatkan hambatan justru dari rekan2 ditingkat pusat, maka saya sudah berkeinginan meninggalkan dunia turnamen tenis di tahun 2014 yang sanagt dibutuhkan oleh masyarakat tenis. Tetapi hambatan datang dari rekan2 saya ditim RemajaTenis karena dengan keberadaan Remaja Tenis ini mereka bisa menikmati dengan baik untuk keluarga mereka. Dan saya berkonsultasi dengan koordinatornya . Sayapun berkesimpulan rela berikan kepada mereka untuk jalankan roda RemajaTenis tersebut, dan saya tidak ikut campur baik mau rugi atau untung dalam penanganannya itu. Karena selama ini sudah cukup banyak kocek saya terkuras. Tapi saya tidak menyesal karena ada kepuasan tersendiri bagi saya bisa jalan2 keseluruh Indonesia dengan RemajaTenis.

Tidak boleh bicara

Jakarta, 27 Noveber 2013. Banyak cerita sebenarnya menjelang Rapat Kerja Nasional Pelti tanggal 23 November 2013. Itu cerita datang dari rekan2 di daerah. Ya semua masalah sudah saya kemukakan langsung kepada rekan2 di PP Pelti dengan tujuan segera antisipasi terhadap gerakan yang dibuat daerah. Ketidak puasan sebenarnya sudah datang sejak terbentuknya kepengurusan PP Pelti bulan Februari 2013. adahal mereka ini juga duduk di kepengurusan sebagai Korwil2nya.
Sewaktu Rakernas saya sedikit geli juga karena terlihat sekali rekan2 ini tidak mengerti berorganisasi, karena kesan saya mereka kuatir terhadap keberadaan saya dalam Rakernas. Bisa dibayangkan 3 hari menjelang Rakernas saya bertanya langsung ke sekretariat menanyakan apakah saya termasuk diundang sebagai peninjau. Jawabannya , Tidak.

Kamis, 21 November 2013

Daerah Tunggu surat undangan

Jakarta, 20 November 2013. Tidak lupa ingatkan rekan pengurus Pelti di Papua kalau akan ada Rapat Kerja Nasional Pelti tngal 23-24 November 2013 di Jakarta. Karena ini kepengurusan masih baru selesai dimana telah terpilih Ketua Pengda Peltinya. Saya hanya ingatkan betapa pentingnya Rakernas ini untuk mereka bisa dengar langsung tentang rencana kerja Pelti kedepan.
Saya tahu kepengurusan baru ini belum punya akses ke PP Pelti di Jakarta sehinga perlu diberitahu tata cara untuk dapat pengesahan PP Pelti. Yaitu hasil Musyawarah Daerah Pelti Papua dilaporkan beserta susunan kepengurusan baru ke KONI Papua untuk dimintakan surat rekomendasi dari KONI Papua. sedangkan surat Rekomendasi ini dibutuhkan sebagai lampiran surat ke PP Pelti untuk mendapatkan pengesaha Ketua Umum PP Pelti. Hal ini sudah berulang ulang saya sampaikan kepada mereka, tetapi yang mereka sibukkan hanyalah surat undangan dari Pusat sedangkan mereka tidak dikenal di Jakarta.

Rabu, 20 November 2013

Wasit di Papua perlu ditingkatkn kualitasnya

Jakarta, 20 November 2013. Ternyata pembinaan SDM sangat perlu sekali di Tanah Papua. Banyak pihak tidak tahu kalau di Jayapura wasit tidak biasa gunakan score card karena disetiap kursi wasit sudah ada papan score dikiri kanannya sehingga setiap pengucapan angka tidak dicatat tetapi langsung dilakukan dengan tangan dikiri dan kanannya. Ada lagi yang belum biasa adalah menggunakan sistem 2 set tetapi paling sering adalah sistem Pro Set saja, maksimun sampai angka 8 saja.

Kenangan manis di Tanah Papua

Jakarta, 20 November 2013. Perjalanan ke Jayapura cukup melelahkan bagi saya seusia sekarang. Karena berangkat jam 23.00 dari Cengkareng, saya sudah berada di Bandara pukul 20.00 karena membawa bagasi cukup banyak. Bisa dibayangkan kelebihan bagasi yang harus saya keluarkan dari kocek sebesar Rp. 4, 6 juta. Wow, ini untuk pertamakali saya harus kelebihan bagasi. Biasanya kalau ada kelebihan bagasi sebesar  sekitar Rp 1 juta saja. Kok bisa begitu karena yang saya bawa adalah bola tenis dan spanduk2 cukup berat. Tujuannya adalah agar meriah, dan ternyata berhasil sekali. Dan saya puas hadapi selama 3 hari pertandingan.
Transit di Makassar tengah malam, kemudian tranist lagi di Timika sudah pagi dan tiba di Jayapura sekitar jam 09.00. Untungnya dijemput oleh Bank Papua sebagai rkan saya dan setelah sampai hotel, saya langsung minta meninjau lapangan tenis Balaikota, lapangan tenis Cenderawasih dan lapangan tenis POLDA. Memang tidak jauh dari hotel dan jalannya menanjak.

Rabu, 13 November 2013

Sangat tidak ethis sekali tanya berapa yang diterima AFR

Jayapura, 13 November 2013. Untuk pertama kali menginjak kaki di Jayapura tanggal 13 bulan 13 tahun 2013 bagi saya merupakan moment yang tak terlupakan. Betapa indahnya Tanah Papua dengan kekayaan alamnya termasuk keindahan Danau Sentani dan juga kekayaan ikan di danau tersebut. Sayapun bisa menikmatinya sudah merupakan karunia YME. Makan siang langsung digarap kepala ikan kakap yang cukup besar dan malamnya sayapun makan ikan mujair bakar. Ada keistimewaan dari ikan mujair yang saya makan ukurannya cukup besar. Kedatangan ke Jayapura untuk menghidupkan pertenisan Papua dimana saya akan selenggarakan Kejurnas Remaja Bank Papua pada tanggal 15-17 November 2013.
Ketika makan malam sempat berceritalah rekan tenis saya di Jayapura. Ternyata kegiatan ini sempat diikuti rekan saya di Jakarta. Dan cukup terkejut juga rekan saya ini ketika ada yang telpon dia karena dia tidak kenal orangnya, padahal sempat disebutkan nama "besar" rekan saya itu.

Senin, 11 November 2013

Potensi Daerah harus ditingkatkan

Jakarta, 11 November 2013. Setelah diamati perkembangan tenis Indoneia masih terfokus di Pulau Jawa, tentunya membuat hati saya terenyuh juga. Kenapa hal ini masih bisa terjadi. Saya sendiri penah ungkapkan dalam presentasi petinggi induk organisasi tenis kepada saya dimana saya diminta komentar rencana mereka di tahun 2014. Dalam membuat program tersebut mereka lupa akan peta pertenisan Indonesia yang sangat luas. Saya waktu itu memberi komentar kalau Indonesia itu bukan Jawa saja.Saking sangat luas maka sangat sulit dikembangkan jikalau pelaku pelaku tenis tidak menyadarinya. Harus saya akui mungkin saya sendiri yang sudah melihat kondisi pertenisan Indonesia melalui sarana dan prasarana yang dimiliki. Saya sudah pernah ke Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jambi, Riau ,Kepulauan Riau, Lampung, Sumatra selatan dan Bangka Belitung untuk daerah Sumatra. Yang belum saya kunjungi adalah Bengkulu. Sedangkan Kalimantan seluruh Provinsi saya sudah pernah buat kegiatan disana. Begitu juga Sulawesi hanya Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat yang belum saya kunjungi. Kemudian Maluku Utara dan Maluku , Papua Barat sudah dikunjungi tetapi nanti 13 -17 November 2013 saya berada di Jayapura, Papua Sedangkan Nusa Tenggara hanya Nusa Tenggara Timur yang belum saya kunjungi. Kalau Jawa seluruh provinsi sudah saya kunjungi. Artinya hanya 4 provinsi yang belum saya kunjungi yaitu Bengkulu, NTT, Sulawesi barat dan Sulawesi tenggara

Manfaatnya sangat dirasakan sekali

Jakarta, 10 November 2013. Hari ini saya terima telpon dari salah satu rekan tenis yang juga punya sekolah tenis di Jakarta Selatan. Dia ini punya jabatan juga dalam kepengurusan Pelti saat ini. Dikatakan pula kalau dia melihat manfaat cukup besar karena waktu hari Minggu 10 November 2013 dia adakan juga pertandingan tenis di sekolah tenisnya. Awalnya ada kekuatiran bagi dirinya anak asuhnya banyak yang ikut ATF 14 U ini akan kecapekan. Belum lagi ada suara suara negatif yang dikemukakan oleh rekan nya sendiri yang tidak setuju dengan adanya kegiatan tersbut. Tapi saya katakan rekan anda itu tidak setujua karena ada masalah sentimen pribadi saja sehingga bukan berfikir sebagai profesional tenis.

Sabtu, 09 November 2013

Belum semua tahu manfaat turnamen ATF 14 U

Jakarta, 9 November 2013. Di Jakarta sejak 4-10 November 2013 diselenggarakan ATF 14 U, bentuk turnamen yang belum dikenal luas oleh masyarakat tenis. Kenapa Asian Tennis Federation adakan turnamen ini, dan manfaatnya bagi petenis Indonesia. Memang saya tahu ada beberapa pertenis usia 14 tahun kebawah sudah ikuti turnamen sejenis di luar negeri. tentunya makan beaya besar untuk orangtua.
Maksud dan tujuan ATF adakan event 14 tahun adalah beri kesempatan agar anak2 lebih matang dulu sebelum terjun ke turnamen ITF Junior yang usianya maksimal 18 tahun.

Bicara tapi gak tahu

Jakarta, 9 Nopember 2013. Saya cukup prihatin dengan sikap rekan tenis kita ini yang masih belum berubah dan tentunya semua pihak tidak mengharapkan begitu. Dalam suatu rapat resmi masih bertanya tanya masalah keberadaan turnamen 3 hari. Ini pertanyaan disamping karena tidak tahu tetapi juga karena sentimen dan lucunya membangga banggakan sekali salah satu turnamen di Jakarta lainnya yang sejenis. Dipuji pujinya turnamen tersebut, tetapi ketika dikatakan kalau turnamen yang dipuji itu adalah turnamen 3 hari ternyata dia gak tahu, karena diotaknya seperti turnamen masters yang diselenggarakan lebih dari 3 hari. Wow, kok ngomong tapi tidak tahu dan tidak memahami yang diomongkan.

Masalah WO berkelanjutan juga

Jakarta, 8 November 2013. Ketika sedang dalam perjalanan ke Kemayoran saya terima SMS dari rekan panitia yang melaporkan kalau Mario HA kena WO karena datang terlambat oleh Referee. Waduh, rasanya anak ini perlu dimarahin juga. Tetapi saya ingin tahu sebab musababnya dengan bertanya kepada "pelatih"nya yaitu TW. Langsung saya kirimkanSMS dengan nbertanya kenapa WO.
Begitu tiba di Kemayoran saya terima telpon dari pelatih tersbut yang saya tahu sangat "pintar" bicara apalagi merayu.

Rabu, 06 November 2013

" Minta baju diberi celana"

Jakarta, 6 November 2013. Beberapa tahun lalu semasa masih aktif dikepengurusan induk organisasi saya sempat disbukkan dengan kasus catut umur. Kali ini disela sela turnamen ATF 14 U saya sempat juga mendengar kecurigaan dari mantan pelatih Sulistyono menyampaikan (bukan protes) beberapa keganjilan yang dilihat sebagai pelatih dan juga eks pemain.
"Om coba dilihat petenis satu ini ( MHA). Sama2 sebagai mantan atlet kalau lihat postur tubuh seperti ini apakah masih 14 tahun?" ini pertanyaan bagus juga. Dan sayapun hanya tanggapi akan meminta Akte Kelahirannya.
Kebetulan saya ketemu dengan orangtuanya yang datang kepada saya mengeluh masalah ketidak puasannya terhadap salah satu orangtua petenis yang sama sama dari Sulawesi Utara. Kedua orangtua ini pendatang baru ke Jakarta.. " Kalau mau bakalai (berkelahi) jangan disini saya usir kalian. Jangan bikin mao (malu) .Bakalai dilapangan luar sana " ujar saya ketus karena belum kenal.

Beberapa Opsi demi perbaikan kinerja

Jakarta, 6 November 2013. Dalam ngoberol ngobrol dengan rekan rekan tenis baik yang sudah tidak aktip diorganisasi maupun yang masih aktif di Kemayoran disela sela   kegiatan turnamen internasional ATF 14 U, saya sempat berbicara mengenai pertenisan Indonesia beserta hambatan2 yang muncul selama ini khususnya turnamen tenis. Awal tahun semua dikagetkan dengan rencana yang sangat fantastik bagi masyarakat tenis tapi tidak bagi saya karena saya tahu kemampuan mereka saat itu , dengan didaftarkan sekitar 20 turnamen internasional ProCircuit ke ITF .Dari prize money saja berarti harus sanggup keluarkan dana sebesar US$ 200,000, belum lagi beaya pelaksanaannya.

Selasa, 05 November 2013

Mau adakan TDP Umum dengan prize money Rp 150 juta ditahun 2014

Jakarta, 5 November 2013. Kalau melihat yang terjadi didalam pertenisan nasional ini saya sangat prihatin karena konsentrasi terpecah akibat ulah oknum pejabat pertenisan kita. Kenapa demikian. Ini yang saya sebutkan kepicikannya menjadikan kendala besar memajukan tenis Indonesia. Apabila saya ajukan formulir pendaftaran TDP apa reaksinya. Yang sulit dipisahkan bagi dirinya adalah  masalah pribadi  dikaitkan dengan masalah organisasi. Walaupun hal ini sudah diketahui semua pihak tetapi tidak semua yang bisa menjalankannya.
Sayapun bertanya sama rekan saya dengan guyon saja. " Tahun depan saya mau buat TDP kelompok umum dengan prize money Rp 150 juta karena sudah ada sponsor. Bagaimana reaksi induk organisasi khususnya bidang yang menanganinya.? ujar saya bertanya disela sela turnamen internasional di Kemayoran. 

"Picik juga ya "

Jakarta, 5 November 2013. Keberadaan AFR dalam pertenisan Indonesia masih belum bisa diterima dengan legowo oleh segelintir pejabat tenis didalam organisasi kita. Saya sendiri sudah legowo pensiun dari organisasi ini. Hal ini bisa saya ketahui dan rasakan baik langsung maupun tidak langsung dilapangan. Hal ini sudah lama saya prediksikan bahkan sudah pernah alami. Bahkan intrik2 didalam lapangan dengan gunakan kekuasaannya masih bisa saya rasakan karena masukan masukan justru datang dari masyarakat maupun dari rekan2 didalam organisasi. Karena hanya satu dua orang saja yang sangat picik dalam pikiran dalam menangani pertenisan kita ini.