Kamis, 31 Mei 2012

Kasus Amatir dan Profesional atau Yunior dan Senior

Jakarta, 31 Mei 2012. Ada satu masalah yang ringan tapi bisa juga diperhatikan. Karena saya mendapatkan pertanyaan yang belum jelas jawabannya. Bisa dibenarkan dan bisa juga dipertanyakan. Kita ketahui kalau turnamen yunior tidak diperkenankan diberikan hadiah uang dalam bentuk apapun. Yunior disini mulai KU 10 tahun sampai 18 tahun. Kalau ini turnamen tidak boleh berikan hadiah uang. Nah ada lagi turnamen yang disebut turnamen senior yaitu batas minimal usia adalah sudah berusia 14 tahun baru boleh diperkenankan ikut. Aturan ini berlaku juga diturnamen internasional dan nasional Nah, turnamen seperti ini memperebutkan hadiah uang. Saya pernah dapat pertanyaan masalah seperti ini. "Apakah petenis yunior boleh terima uang di turnamen senior seperti ini." Jawaban saya adalah kita harus melihat dari peraturan peraturan yang berlaku di tenis. Bukanlah pendapat pribadi yang saya sendiri belum tentu benar. Masalah seperti ini kita melihat aturan turnamennya. Berarti kalau turnamen yunior tetap tidak boleh, sedangkan peserta turnamen senior boleh terima sebagai haknya. Peta pertenisan internasional banyak nama nama petenis handal itu berusia muda khususnya kelompok putri. Hal yang sama terjadi juga di pertenisan nasional kita. Hanya bedanya saja bagi petenis asing yang sudah berkecimpung dipertenisan professional (karena berikan hadiah prize money) sudah tidak terjun di turnamen yunior. Beda dengan pertenisan nasional kita karena minimnya turnamen senior dengan prize money maka jika ada kesempatan ikut maka petenis yuniorpun ikut serta. Beberapa tahun ini banyak petenis yunior kita (usia dibawah 18 tahun) sering ikut turnamen internasional baik didalam negeri maupun diluar negeri. Artinya sudah masuk dalam kelas profesional karena terima prize money. Kemudian disaat memutuskan untuk sekolah di USA maka pusing kepala dibuatnya. Karena oleh sekolah di USA yang dipentingkan adalah status AMATIR. Artinya waktu ikut turnamen pro tidak diperkenankan menerima prize money. Kecuali disebutkan bahwa uang tersebut dirinci penggunaannya yaitu seperti beaya transport, akomodasi dll . Itu cara terbaiknya. Jadi kasus diatas harus dibedakan Amatir dan profesional atau turnamen yunior dan senior.

Modal Nekat dan tekat saja agar sukses Oneject Indonesia

Jakarta, 31 Mei 2012. Satu tantangan lagi datang dibulan Juni mendatang. Disebut tantangan karena resikonya akan saya tanggung sendiri. Ceritanya begini, kalau tahun lalu Oneject Indonesia hanya jalankan KU 18 tahun dan 16 tahun dan saya beserta tim RemajaTenis berhasil menangani KU 14 tahun, 12 tahun dan 10 tahun tanpa dukungan sponsor. Maka tahun 2012 sayapun beranikan diri menangani pula KU 16 tahun, karena pihak penyelenggara Oneject Indonesia hanya mau konsentrasi di KU 18 tahun atau Intenasionalnya saja. Bisa dibayangkan nama besar Oneject Indonesia yang sudah berjasa menyelamatkan salah satu turnamen internasional yunior kita (Panglima Siliwangi Cup) yang waktu itu mundur, tidak mau saya korbankan tetapi sebagai bentuk ungkapan terima kasih saya kepada pihak Oneject Indonesia, maka harus saya pertahankan. Kenapa demikian karena beberapa tahun lalu Oneject Indonesia yang telah menyelamatkan salah satu asset turnamen yang mau hilang. Dan saya cukup bangga bisa meyakinkan Onejct Indonesia dan seharusnya saya berterima kasih kepada mereka ini. Waktu pertemuan saya minggu lalu dengan Direktur Turnamen beserta pihak Oneject sayapun sampaikan kalau tugas saya ini menyelamatkan turnamen seperti tugas saya selaku petinggi Pelti. Karena Oneject Indonesia sudah mau mundur dari sponsorshipnya akibat membengkaknya beaya akibat kurang toleransinya rekan rekan pelaku tenis tersebut. Ini yang saya cegah karena membengkaknya beaya yang keluar. Maka sayapun dipanggil untuk dijelaskan masalah budget ini yang makin lama makin menggila. Karena saya sudah biasa jalankan turnamen dengan budget yang minim maka sayapun berani ambil alih. Ketika dikatakan akan muncul permasalahan sosial didalam pelaksanaan tersebut karena saya mengusulkan turnamen tanpa ballboys maka ada kurang sependapat dengan Direktur Turnamennya maka saya katakan kalau tugas saya menyelamatkan turnamen. Maka konsekuensinya semua pihak harus berani berkorban. Ini tugas tidak gampang karena saya harus memangkas semua sektor beaya tersebut. Mulai dari beaya pemakaian lapangan yang tidak efisien, penggunaan tenaga wasit dan ballboys. Sehingga beberapa toleransi yang saya minta agar bisa ikut diperhatikan juga. Ketika disampaikan kalau hanya KU 18 tahun yang didanai oleh sponsor maka saya memberanikan diri akan mengambil KU 16 tahun karena selama ini selalu ada event KU 16 tahun. Saya juga prihatin kalau dihapus dimana petenis dikelompok tersebut tidak punya sarana bertanding. Tetapi kemudian saya berpikir kembali yaitu dananya mau ambil dari mana. Ya, itu resikonya. Tapi saya hanya bisa berdoa semoga KU 16 tahun bisa dibeayai darimana pun datangnya, semoga !

Rapat Keabsahan Peserta PON XVIII Riau

Jakarta, 31 Mei 2012. Hari ini saya menghadiri undangan rapat dari KONI Pusat mengenai Pekan Olahraga Nasional di kantor KONI Pusat. Dari pertemuan ini dibahas masalah keabsahan peserta. Terlihat dari pihak KONI Pusat yang menangani masalah ini masih muka baru dimana kesan dari peserta rapat dari beberapa cabang olahraga yang disampaikan kepada saya kalau rekan2 dari KONI Pusat tidak menguasai permasalahannya. Saya maupun rekan2 disini diberikan data peserta atau provinsi yang ikut PON. Jadi mereka minta klarifikasi masalah peserta PON nanti di Riau. Muncullah pertanyaan kepada saya waktu itu soal peserta cabang olahraga tenis itu ada berapa. Saya sampaikan hanya 96 pemain putra dan putri, sesuai denga n kuota yang diberikan KONI Pusat sejaka beberapa kali PON. Lucunya salah satu anggota (saya lupa dari mana apakah PB PON atau KONI Pusat) mengatakan berarti tenis dapat jatah 104 peserta karena ditambah dengan 8 peserta tuan rumah. Wah gawat nih, mereka tidak tahu kalau kuota tenis itu hanya 96 saja. Sayapun menyampaikan dan menanyakan masalah batas waktu protes bagi peserta tentang keabsahan pemain. Karena selama ini keabasahan peserta selalu bikin masalah dalam setiap PON. Saya sendiri terlibat sebagai Techncal Delegate untuk 3 ali PON yaitu PON di Palembang, PON Kalim dan PON Riau. Hanya di PON Kaltim selang sebuan baru digantikan posisi saya oleh rekan sendiri. Dan lucunya di PON Riau posis Technical Delegatenya sebenarnya bukan saya tetapi rekan saya yang waktu PON Kaltim menggantikan posisi saya dan sekarang saya menggantian posisinya sejak Januari 2012. Sayapun sampaikan kalau tim keabsahan peserta sudah diputuskan maka kami tidak akan menerima protes protes didalam technical meeting PON 2012 yang direcanakan tgl 7 September 2012 di Pekanbaru. " Jadi tolong nama2 peserta yang masuk sewaktu entry by name tgl 9 Juni 2012 maka setiap cabang olahraga dikirimkan daftar tesebut sehingga kami bisa bantu dengan mencek keabsahan pemain. Dan juga setiap KONI Provinsi dikirimkan juga" ujar saya kepada KONI Pusat dan PB PON yang hadir diacara ini.

Ternyata KU 10 tahun bukan TDP Nasional

Jakarta, 31 Mei 2012. Beberapa minggu lalu saya sempat menemukan suatu pelanggaran aturan TDP dilakukan oleh salah satu penyelenggara dikota Solo. Dan ketika saya konfirmasikan kepada salah satu rekan saya yang saya tahu membantu dengan adanya sponsor turnamen tersebut. Maka didapatkan jawaban kalau mereka atau sponsor tersebut hanya membantu khusus KU 14 tahun dan 16 tahun. Ketika itu saya beri komentar jangan sampai sponsor dirugikan oleh ulah pelaksana Turnamen nasional yang diakui Pelti. Karena banyak pelaksana turnamen yang belum atau tidak tahu ataupun tidak mau tahu akan ketentuan tidak boleh berikan hadiah uang cash kepada pemenang turnamen yunior dalam bentuk apapun. Ketika saya mendapatkan SMS ataupun berita adanya pelanggaran tersebut maka saya coba memancing dari pemenang turnamen tersebut. Kebetulan saya baru dapatkan info atau pengakuan dari 2 orangtua pemenang KU 10 tahun. Begitu juga ketika bertemu dengan salah satu pemenang di KU 16 tahun ternyata mendapatkan jawaban kalau tidak terima hadiah uang. Saya sendiri prihatin dan tidak mau cari kesalahan pelaksana turnamen, sehingga jika saya terima laporan adanya pelanggaran seperti ini saya berada didua sisi yang saling bertentangan. Secara pribadi saya seolah olah cari musuh saja tetapi disatu sisi saya merasa punya tugas meluruskan semua pelanggaran tersebut. Karena saya kasihan juga dengan sponsor yang sudah berniat mendukung pertenisan Indonesia tetapi dicoreng oleh perilaku pelaksana turnamen, maka sayapun mengharapkan agar KU 10 tahun saja terjadi pelanggaran tersebut. Dalam hati sayapun berdoa agar KU 10 tahun tidak termasuk TDP . Maka timbul keinginan saya melihat SK PP Pelti untuk turnamen tersebut. Ternyata SK tersebut diberikan dengan rincian kelompok umur yang dipertandingkan. Maka didapat kalau SK tersebut hanya mencantumkan KU 12 tahun, 14 tahun dan 16 tahun. Artinya turnamen tersebut diakui secara resmi untuk KU 12 tahun 14 tahun dan 16 tahun saja. Maka selamatlah trnamen tersebut dari sangsi pencabutan pengakuan PP pelti. Tetapi disini KU 10 tahun tidak diakui sebagai TDP dan konsekuensinya tidak mendapatkan Peringkat Nasional Pelti (PNP).

Minggu, 27 Mei 2012

Cukup Prihatin nasib Pasar Seni Sukowati

Jakarta, 27 Mei 2012. Sewaktu saya ke Bali beberapa minggu lalu saya menyempatkan membaca harian lokal dan juga melihat keadaan seperti dalam tulisan tersebut. Masalah makin sepinya Pasar Sukowati di Gianyar tersebut. Memang semua pihak mengenal Pasar Sukowati tempat belanja yang menarik di Pulau Dewata. Kenapa makin sepi, karena menurut berita tersebut dikatakansaat ini di Denpasar makin menjamurnya Toko oleh oleh Bali yang biasanya didapat di Pasar Sukowati tersebut. Karena dengan modal besar para investor yang datang dari luarPualau dewata akan mengancam kehidupan masyarakat bawah di Pulau Dewata. Dari Denpasar saya mau ke Singaraja melalui Kintamani karena ingin melihat panorama danau Batur yang cukupterkenal. Saat itu dalam mobil bersama rekan saya Christian Budiman dan Eka Rahmat. Tujuan ke Singaraja dicarilah jalan yang paling cepat. Yaitu Bedugul, tapi karena kedua rekan ini buta akan peta di Bali maka saya secara diam diam alihakn arah melalui Kintamani saja yang tentunya makan waktu kurang lebih 1 jam lebih lama dibandingkan melalui Bedugul. Keduar ekan saya nurut saja karena yang setir rekan Christian Budiman maka tanpa disadari saya menuju ke Gianyar. Mencari soneir khas Bali maka tempat yang paling tepat adalah Pasar Sukowati karena harganya masih jauh lebih murah dibandingkan di Kuta atau lainnya. Pasar Sukowati atau Pasar Seni Sukowati sampai sekarang masih bertahansebagai pusat belanja macama macam sovenir khas Bali. Bisa didapat mulai dari baju kaos oblong, sandal, topi, kalung dan aneka perhiasan sampai barang seni, misalnya patung dan lukisan. Sekarang Pasa Seni Sukowati bisa didapatkan 2 tempat. Selain Pasar Seni Sukowati ini yang berlokasi di jalan Sukowati Gianyar terdapat pula Pasar Seni Guwang atau dikenal sebagai Pasar Seni Sukowati kedua yang berlokasi di jalan Raya Guwang, Sukowati. Jarak keduanya kira kira 1 kilometer. Macam macam barang dan harganya tidak beda jauh atau sama saja. Beda hanya tempat parkir lebih luas. Memang sewaktu lewati Pasa Seni Sukowati terlihat tidak banyak kendaraan yang parkir, dan terkesan seperti yang diungkapkan dalam berita harian lokal itu benar adanya. Sayang ya kalau sampai kalah bersaing dengan toko oleh oleh yang muali menjamur di pulau Dewata akan mematikan industri rakyat kecil

Suplemen Kalsium Dapat Picu Serangan Jantung

Jakarta, 28 Mei 2012. Menarik juga tulisan di Harian Kompas 28 Mei 2012 dihalaman 14 dikolom KILAS IPTEK yang judulnya Suplemen Kalsium Dapat Picu Serangan Jantung yang sebagai berikut: Suplemen kalsium berpotensi menimbulkan serangan jantung, demikian hasil penelitian Pusat Penelitian anker Jerman, di Heidelberg. Mengonsumsi suplemen harus hati hati, demikian saran peneliti dalam jurnal Jantung seperti dikutip BBC, Kamis (24/5). Keseimbangan makanan merupakan strategi lebih baik untuk memenuhi kebutuhan kalsium. Sumber kalsium antara lain susu dan produk susu, kedelai, serta sayuran hijau. Para peneliti mengamati 23.980 orang selama lebih dari satu dekade. Mereka membandingkan jumlah serangan jantung pada orang yang mengonsumsikan suplemen kalsium dan yang tidak. Orang yang mengonsumsikan suplemen kalsium beresiko 80 persen kena serangan jantung. Yang tidak mengonsumsikan hanya 5,3 persen. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menemukan hubungan antara suplemen kalsium dan kesehatan jantung (BBC/ELN) Kita ketahui kalau sekarang cukup banyak suplemen seperti yang dimaksud. Ya, semoga bermanfaat tulisan ini saya angkat dalam blogger pribadi saya.

Ketidak tahuan tapi ngeyel

Jakarta, 27 Mei 2012. Masih ada pelaksana turnamen tenis nasional belum mengetahui benar tentang aturan aturan yag baku dari Ketentuan Turnamen Diakui Pelti. Bulan ini saya menemukan dua kasus tentang kurang mengertinya akan ketentuan ketentuan yang sudah baku . Yang pertama saya sempat beradu argumen melalui SMS saja. Yaitu masalah pemberian hadiah kepada pemenang turnamen yunior yaitu masalah pemberian hadiah cash money yang sudah jelas jelas tidak diperkenankan baik oleh ITF maupun Pelti dan semuanya sudah ada dalam ketentuan yang sudah dibuat. Ya, sulit juga bagi pelaku tenis yang tidak mau tahu masalah ini. Bahkan disebutkan pula kalau pemberian itu adalah permintaan dari orangtua peserta dan yang sangat saya sayangkan ada pernyataan yang menyebutkan didaerahnya sudah bukan rahasia lagi kalau turnamen nasional yunior tetap berikan hadiahnya dalam bentuk uang cash. Ini sama saja dengan katakan maling kalau tidak ketahuan bukan maling dong. Ha ha Memang beberapa tahun silam saya paling getol melarang atau menegur bagi panitia yang jelas jelas berikan hadiah uang tersebut. Padahal saya tidak pernah mencari tahu masalah ini. Ini karena saya terima SMS dari orangtua petenis yang melaporkan adanya pemberian hadiah uang, sehingga saya kembangkan untuk mencari tahu kebenarannya. Yang kedua adalah sebagai penyelenggara tidak tahu kalau setiap turnamen itu ada jatah wild card yang ada juga aturannya yaitu 50 % jatah itu hak PP Pelti sedangkan sisanya milik penyelenggara. Sayapun ditelpon langsung dan saya kenal tapi dugaan saya kalau dia itu dalam turnamen posisinya sebagai direktur turnamen. Yang disalahkan kepada saya kenapa tidak beritahu lebih dulu masalah ini. Waduh cilaka juga ya sebagai penyelenggara andaikan sebagai direktur turnamen tidak menguasai masalah ketentuan diturnamen tenis, merupakan petaka juga akhirnya. Ini akibatnya. Sayapun hanya kirim SMS agar baca Ketentuan TDP Nasional beserta pasalnya supaya dia mau baca ketenuan tersebut yang sudah bisa diakses di website Pelti

Sabtu, 26 Mei 2012

Perjalanannya melelahkan

Jakarta, 19 Mei 2012. Padatnya acara diminggu ini bukan mematahkan semangat saya untuk berkarya. Hari Sabtu 19 Mei 2012 saya ke Solo untuk suatu acara lama. Tiba pagi pagi dan bertemu dengan teman teman di Solo dan siangnya setelah makan siang mulailah perjalan saya yang cukup jauhkarena akan ke Tegal melalui Temanggung. Di Tegal sudah ditunggu ada 2 acara yaitu Final RemajaTenis yang sedang berlangsung di GOR Wisanggeni Tegal dan juga acara resepsi pernikahan mantan petenis nasional Prima Simpatiaji. Keinginan melihat langsung lapangan tenis dikota Temanggung cukup besar hanya saat ini lalulintas di Jawa Tengah maupun Jogja cukup padat karena ini hari liburan panjang. Perjalanan melalui Jogja kemudian kearah Muntilan dan Magelang baru membelok ke Temanggung. Tiba di Temanggung jam menunjukkan pukul 19.00. Masuk lapangan Bambu Runcing Kowangan Temanggung ketemu dengan Budi Laksono Ketua Pelti Kab Temanggung. Ngobrol terasa tidak lama karena masih mau lakukan perjalanan ke Tegal. Saya kemukakan kalau Temanggung punya potensi di pertenisan nasional karena punya sarana 4 lapangan outdoor dan 2 lapangan indoor disampin ada petenis yuniornya. Lapangan ini pernah digunakan untuk seleksi nasional yunior dua tahun silam yang waktu itu saya tidak hadir dan diwakili oleh rekan Christian Budiman. Lokasi memungkinkan karena ditengah tengah Provinsi Jawa Tengah dan mudah aksesnya. Dan keenam lapangan tersebut berada dalam satu lokasi. Disamping itu urusan akomodasi cukup dekat dengan Hotel Indraloka yang terletak di samping lapangan tenis tersebut. Nah , timbul keinginan saya adakan kegiatan turnamen nasional yunior disana. Kapan ya kira kira. Saya tunggu dulu waktunya karena sekarang acara saya cukup padat. Ternyata perjalanan ke Tegal cukup makan waktu dan tenaga terkuras , karena bisa dibayangkan tiba di Tegal jam sudah menunjukkan pukul 03.00. Besok paginya ke GOR Wisangeni Tegal. Siangnya ketempat pernikahan dari Prima Simpatiaji. Sewaktu masuk ternyata Ketua Umum PP Pelti dan Sekjen PP Pelti sudah hadir lebih dulu. Antrean cukup panjang, dan saya diminta oleh penerima tamu yang juga seorang pelatih tenis dari Semarang yang saya kenal, agar maju saja ikuti jalur VIP karena akan diprioritaskan memberikan salaman tersendiri. Sayapun sempat menolak karena tidak merasa sebagai VIP. Tetapi desakan datang terus sehingga sayapun ikuti permintaan tersebut. Betul juga ternyata saya masuk sendiri tidak bersama sama tamu lainnya yang di tahan oleh panitianya untuk menunggu giliran saya memberikan selamat kepada pasangan pengantin bersama kedua orangtuanya. Setelah cipika cipiki dengan ayahnya Purnomo salah satu pembina tenis di Tegal, saya diminta oto bersama. Waduh semua mata melihat saya berpose sedangkan tamu lainnya sudah menunggu. Ya sabar aja. Untung MC tidak tahu nama saya sehingga saya merasa beruntung tidak diumumkan nama saya. Begitu turun dari panggung saya mau menghindar ternyata diantar ketempat duduk dimana sudah ada Ketua Umum PP Pelti dan Sekjen PP Pelti. Langsung saya ditanya oleh Sekjen, naik apa ke Tegal. Saya bilang naik mobil. Dipikirnya dari Jakarta. Langsung Ketua Umum tanya berapa lama karena dia baru tiba dari Jakarta makan waktu 6 jam perjalanan. Saya langsung bilan kalau saya dari Solo ke Tegal makan waktu 12 jam. Setelah acara pernikahan maka perjalanan kembali ke Jakarta juga butuh waktu dan energi. Ternyata masuk kerumah baru bisa pukul 03.00. Wow capek juga untung didalam perjalanan bisa tertidur sehingga bisa istrahat.

Siapkan Helatan Davis Cup dan PON di Pekanbaru

Jakarta, 16 Mei 2012. Setelah selesai urusan ke Pekanbaru saya kembali ke Jakarta tanggal 16 Mei 2012 dan langsung ikuti rapat dengan Ketua Umum PP Pelti membahas kepanitian Davis Cup 2012 antara Indonesia melawan Filipina yang direncanakan tanggal 14-16 September 2012. Karena waktu yang bersamaan dengan PON XVIII di Pekanbaru maka saya yang sudah duduk dikepanitiaan PON XVIII selaku Technical Delegate maka secara resmi tidak terlibat di Davis Cup. Tetapi kewajiban memmbantu event tersebut tetap ada karena sebagai petinggi PP Pelti maka hajatan PP Pelti juga merupakan kewajiban saya juga. Hal seperti ini sudah makanan sehari hari. Maka sebagai pengganti saya di helatan Davis Cup adalah Susan Soebakti. Yang sudah cukup lama saya kenal dan cukup kooperatip selama ini. Perhelatan Davis Cp bersaman dengan PON XVIII baru pertama kali tetapi bagi saya ada 2 event besar bersamaan waktunya dan dilokasi yng sama sudah pernah saya lakukan yaitu kurang lebih tahun 1993 di Senayan. waktu itu Davis Cup berlangsung dan saya selaku pelaksana Turnamen internasional VOLVO Women's Open di Gelora Bung Karno. Saat itu saya sudah keluar dari PB Pelti dan posisi diluar organisasi. Dan apa yang saya lakukan adalah memisahkan kedua event dengan dua venue dimana waktu itu di Senayan saya buat tenda sebagai player's room dan tidak gunakan fasilitas stadion tenisnya. Begitu juga pintu masuk harus berbeda. Hal seperti ini akan saya lakukan di Pekanbaru juga. Memang aturan Davis Cup tidak diperkenankan menggunakan venue yang sama dengan turnamen lainnya. Saya juga selalu berhubungan dengan ITF dimana mereka juga kawatir kalau Davis Cup di Pekanbaru itu melanggar ketentuan ITF . Tapi akhirnya mereka mau mengerti dimana saya teankan kalau stadion tenis tersebut itu khusus untuk Davis Cul sedangkan lapangan diluarnya akan dibagi untuk PON dan Davis Cup dengan catatan jadwal PON XVIII tenis diajukan dua hari sebelumnya jadwal awal.

Dari Bali ke Jakarta dan ke Pekanbaru

Jakarta. 14 Mei 2012. Padatnya acara membuat makin semangat saja walaupun usia sudah senja. Hal ini harus saya lakukan agar bisa mengisis kekosongan waktu selama ini. Hari Sabtu dan Minggu tanggal 12-13 Mei 2012 berada di Singaraja karena persiapkan ITF Level-1 Coaches Course ( 13-19 Mei 2012) dan juga Sirkuit Nasional tenis yang berlnagusng 14-20 Mei 2012. Karena sudah menunggu acara berikutnya di Pekanbaru (21 -22 Mei) maka saya sudah harus kembali ke Jakarta pada hari Senin 21 Mei 2012. Tiket sudah siap seperti biasanya. Karena jarak Singaraja ke Denpasar makan waktu kurang lebih 2 jam maka saya putuskan saja berangkat ke Denpasar hari Minggu sore dan kembali ke Jakarta Senina pagi2 pukul 06.30. Mengendarai mobil Avanza sendiri dari Singaraja ambil arah ke Bedugul dan sempatkan singgah dulu makan durian di Gitgit dan seterusnya menikmatai danau Bedugul yang cukup cerah tidak turun hujan. Kemudian langsung ke Denpasar. Tapi karena ingin menginap di Kuta saja karena dekat ke Bandara sedangkan saya sudah lupa jalan dari Bedugul ke Kuta. Biasanya masuk denpasar dan itu rute yang sudah biasa saya lakukan. Akibatnya putra2 dijalan dan masuk kehotel pukul 22.00. Terima SMS dari Jakarta untuk hadir rapat mendampingi Ketua Umum PP Pelti dengan Menpora hari Senin 21 Mei pukul 14.00 dan paginya jam 09.00 ketemu dulu dengan Ketua Umum PP pelti sebelum e rapat Menpora. Sedangkan tiket Jakarta ke Pekanbaru sudah siap. Terpaksa dibatalkan berangkat ke Pekanbaru pukul 09.00. Tapi setelah rapat pertemuan Ketua Umum PP Pelti dengan Menpora maka sayapun langsung ek Bandara Soekarno Hatta untuk cari tiket ke Pekanbaru. Untung kosong dan bisa dapat tikrt Lion Air. tiba di pekanbaru dijemput rekan Sukirno Mus yang juga Ketua Panpel Tenis PON XVIII 2012, langsung bicarakan masalah PON dan dilanjutkan besoknya sambil melihat perkembangan pembangunan stadion tenis PTPN V yang dipersiapkan untuk PON XVIII.

Senin, 21 Mei 2012

Oneject Indonesia Tetap berjalan sesuai jadwal

Jakarta, 21 Mei 2012. Kejutan terjadi sewaktu saya dihubungi oleh salah satu sponsor tenis dari Bandung beberapa waktu lalu. Karena rekan satu ini saya dapatkan sewaktu selamatkan salah satu turnamen internasional dikota Bandung yang saat itu ingin mundur. Kali ini turnamen sudah berganti nama dari Piala Panglima Siliwangi menjadi Oneject Indonesia International Junior Champs. Selama ini turnamen ini masih dalam koordinasi dengan saya sebagai penasehatnya, agar tidak terlalu memberatkan bagi sponsor. Tapi tahun lalu saya tidak terlalu konsentarsi banyak karena sudah dianggap bisa dijalankan sendiri. Kali ini saya diberitahu kalau beayanya membengkak dan sulit diatasi lagi. Karena masih merasa bertanggung ajwab maka sayapun cepat tanggap, jangan sampai kehilangan turnamen tersebut. Cukup menyenangkan kalau tahun ini masih masu sebagai sponsor dengan catatan agar budget ditekan. Bisa dibayangkan beberapa sektor cukup memberatkan dalam budgetnya. Contohnya adalah lapangan kemudiantenaga pelaksananya baik wasit dll. Akhirnya saya minta tolong agar diberikan rincian pengeluarannya. Setelah pelajari maka banyak kemungkinan mengikis beaya tersebut, asalkan rekan rekan di Bandung mau menerima dan kerjasama dengan baik. Yang muncul bagi saya , kalau ketiban tugas yang cukup berat karena akan mengurangi pendapatan bagi unsur unsur dalam turnamen tersbut. Berapa kira2 bisa dikikis beayanya. So pasti bisa puluhan juta. Kunjungan ke Bandungpun saya lakukan agar bisa melakukan pendekatan pendekatan dengan pertenisan Jawa Barat. Keinginan hanya selenggarakan kelompok internasional (KU 18 th) sudah pernah diungkapkan tahun lalu dan saya menampung dengan mengambil alih KU 10 tahun, 12 tahun dan 14 tahun sehingga KU 16 dan 18 tahun tetap terlaksana jug. Kali ini diungkapkan pula keinginan selenggarakan hanya yang internasional. Dan saya melihat agar kebutuhan atlet ikut di KU 16 tahun tetap bisa dilaksanakan maka sayapun kemukakan KU 18 tahun tetapi dapat sponsor dan KU 16 maupun lainnya diambil alih sama saya dengan konsukuensi sendiri. Akhirnya sayapun mulai mempersiapkan perencanan mulai dengan hubungan dengan ITF maupun petugas yang akan bertugas termasuk persiapan lapangan. Semoga keingian masyarakat tenis kegiatan turnamen internasional dengan label Oneject Indonesia tetap berkiprah di pertenisan Indonesia. Semoga Tuhan mngijinkannya. Amien

Datangkan RemajaTenis Bayar Berapa ya ?

Tegal, 20 Mei 2012. Ada satu pertanyaan yang saya terima dari salah satu rekan disela sela pelaksanaan final RemajaTenis dikota Tegal hari ini. " Berapa yang harus dibayarkan kepada AFR kalau turnamen RemajaTenis diselenggarakan dikotanya." Ini satu pertanyaan yang menarik karena sudah menjadi pendapat umum kalau mau mendatangkan turnamen RemajaTenis dimana saya sebagai penggagasnya sudah harus menyediakan sejumlah dana untuk saya. Langsung saya kemukakan bahwa itu tidak benar. Bagi saya selenggarakan turnamen itu butuh dana dan saya kemukakan kepada pelaku tenis didaerah, apa saja yang bisa saya lakukan didaerah tersebut. Memang harus diakui kalau selenggarakan turnamen butuh dana. Mulai dari pembeayaan sewa lapangan, bola, hadiah berupa Piala dan Piagam, tenaga wasit, Referee dan petuga slainnya yang dibayar oleh tim RemajaTenis. Tapi yang penting adalah daerah tersebut harus punya atlet tenis yuniornya dan ada lapangan tenis yang memadai. Itu yang paling penting. Jadi melihat adanya keinginan masyarakat tenis didaerah agar bisa datangkan turnamen RemajaTenis cukup besar, maka saya berprinsip adalah apa yang bisa diberikan oleh kota atau daerah tersebut agar bisa mengurangi beaya yang akan keluar. Ini yang paling penting, sehingga saya mau membiasakan agar masyarakat juga bertanggung jawab atas pelaksanan tersebut. Jikalau masih dalam lingkup pulau Jawa tentunya pengeluaran bisa ditekan tetapi berbeda jika diluar pulau Jawa dimana harus menggunakan pesawat terbang. Tujuan adanya RemajaTenis bukanlah sangat komersial, tetapi juga tidak menutup kemungkinan agar tidak merugikan pelaksana RemajaTenis apalagi disuruh nomblok. Bisa berabe alias bangkrut.

Bisa laksanakan Turnamen nasional di Temanggung

Temanggung, 20 Mei 2012. Kesempatan jalan jalan melihat kondisi lapangan tenis disuatu daerah merupakan kepuasan tersendiri dan sering saya lakukan. Begitu juga kali ini saya menyempatkan diri singah ke salah satu kota di Jawa Tengah yaitu Temanggung. Letaknya antara Magelang ke Wonosobo. Saya waktu itu mau ke Tegal menghadiri pesta pernikahan salah satu mantan petenis nasional Prima Simpatiaji yang orangtuanya salah satu pembina tenis dikota Tegal. Datang ke Tegal itu masalahnya cukup pelik bagi saya karena melelahkan. Naik pesawat terbang tidak bisa, hanya bisa dijangkau dengan kendaraan mobil pribadi maupun bis atau Kereta Api. Bisa dibayangkan kalau saat libur begitu ribetnya kendaran umum so pasti akan penuh sekali. Mak dari itu ada 3 pilihan dengan pesawat terbang. Ke Semarang atau Jogja atau Solo.. Akhirnya saya pilih Solo sekalian bertemu rekan rekan dikota Solo. Hiburan didapat yaitu macetnya perjalanan dijalan raya karena dipenuhi oleh kendaraan nomor Jakarat yang berlibur di Jawa Tengah. Singgah di kota Temanggung melihat kompleks lapangan tenis yang pernah digunakan untuk seleksi nasional yunior dua tahun silam. Waktu itu saya tidak datang ke Temanggung. Kali ini saya bertemu dengan rekan dari Pelti Temanggung Budi Laksono. Ngoberol punya ngobrol maka saya melihat situasi di Temanggung memungkinkan karena selain ada 6 lapangan salam satu kompleks, memiliki hotel disampngnya. Tak kalah pula ada banyak petenis yunior di Temanggung yang sempat digarap pelatih Edi Wibowo (alm). "Yang penting ada peserta asal kota Temanggung. Saya akan masuk dengan RemajaTenis." ujar saya kepada rekan Budi Laksono. Sewaktu diacara pernikahan Prima simatiaji, saya ketemu dengan Sekjen dan Ketua Umum PP Pelti. Ketika saya ceritakan kalau sempat melihat lapangan tenis di Temanggung cukup bags, langsung dikomentari Ketua Umum PP Pelti agar bikin RemajaTenis. Dukungan akan datang jika keinginan murni memajukan pertenisan itu tidak bisa dipungkiri. Kemabli kepada komitmen awal saja. Ya, semoga bisa terlaksana.

Rekan rekan dianggap Picik Picik

Jakarta, 20 Mei 2012. Teringat Jumat 18 Mei saya berkunjung melihat langsung pelaksanaan turnamen nasional yunior yang sedang berlangsung di Jakarta. Bertemu dengan teman2 di suatu turnamen tentunya cukup menyenangkan sekali. Dan kali ini saya bertemu dengan salah satu panitia yang juga duduk dalam kepengurusan Pelti setempat. Langsung saya dapat satu kritikan yang cukup tajam dan sepihak. Kenapa saya katakan sepihak karena apa yang ditudingkan itu juga berdampak sebaliknya bagi sipenuding. Dikatakan kalau teman teman di Pelti Pusat itu picik picik cara berpikirnya. Tidak memikirkan turnamen yang bergengsi yang harus dipertahankan dan tidak berkoordinasi. Hal ini terjadi karena ada kekeliruan menurutnya tetapi untuk dunia internasional itu hal yang wajar saja. Dan sudah biasa. Saya pikir sebenarnya rekan satunya ini sudah tahu masalah kebiasaan didunia tenis internasional karena pernah terlibat juga diturnamen internasional. Apakah dia sudah lupa itu lain ceritanya lagi. Maklum karena berkiprah hanya didaerahnya saja, jadi beda pola berpikirnya dengan yang sudah biasa ditingkat nasional dan internasional. Saya langsung menanggapi karena picik tersebut maka akhir tahun ini semua lengser alias diganti dengan yang berpikiran sepeti dia atau tidak picik. Ha ha ha. Tetapi begitulah pertenisan ini sering beda pendapat merupakan makanan sehari hari tetapi dengan langsung memvonis kalau lawan bicaranya dianggap picik picik itu lain masalahnya dan sedikit gegabah menurut saya. Tanpa mengetahui permasalahannya dan ditambah kekuatiran kalau turnamennya itu akan kehilangan peserta atau konsentrasinya maka menurut saya kurang pede saja muncuk kekuatiran tersebut. Begitu pula sewaktu sebelumnya pernah langsung ajukan keluhan kepetinggi Pelti tentang turnamen yang dibuatnya tidak ingin dibentrokkan dengan turnamen lain provinsi, tetapi minta diundurkan ternyata sudah ada turnamen yang milik saya diprovinsi yang sama dengan turnamen yang dihindarinya tersebut. Disini saya melihat dia tidak konsisten dengan pendapatnya. Awalnya sewaktu saya ditanyakan langsung oleh petinggi Pelti tersebut yang awalnya bisa menerima keluhan tersbut, saya jelaskan bahwa tidak bisa diupungkiri seuatu waktu akan terjadi keinginan pelaksana turnamen membuat turnamen yang waktunya bersamaan. Berbeda pola pikir ini sepuluh tahun silam dimana masih minim turmanen. Jadi saya anggap pola pikirny ini masih ketinggalan jaman. Akhirnya petinggi Peltipun mengerti permasalahannya. Yang penting tidak satu provinsi yang saya rasa bisa terjadi beberapa tahun kemudian. Dan ini tidak bisa dihindari lagi

Hampir Diboikot Wasit

Solo, 19 Mei 2012. Kehadiran dikota Solo disela sela mengisi liburan ternyata mendapatkan masukan cukup banyak dari pelaku tenis di Solo. Hal seperti ini sudah makanan sehari hari bagi saya karena kemungkinan saya yang paling sering muncul dilapangan disela sela kegiatan turnamen tenis ataupun lainnya. diceritakan masalah turnamen nasional yunior di Solo yang dengan judul salah satu produsen alat olahraga. Artinya ada sponsor maka muncul pikiran dari pelaku tenis adanya tersedia dana yang cukup bagi penyelenggara sehingga judul turnamen mencantumkan nama sponsor tersebut. Hal seperti ini sudah biasa. Karena tidak tahu bagaimana kesepakatan antara penyelenggara dengan sponsor maka saya hanya mendengarkan saja. Yang pertama dikemukakan masalah perwasitan. Hal ini dikemukakan oleh salah satu orangtua petenis asal Solo yang duduk dalam kepanitiannya. Disampakian kalau hari pertama disuasani rencana boikot wasit dengan turnamen. Wow, kok bisa terjadi demikian. Diceritakan kalau awalnya sudah ada kesepakatan antara koordinator wasit dengan panpel masalah honornya tersebut. Oleh salah satu rekan wasit yang hadir juga sampaikan kalau masalah honor diberikan dibawah standar turnamen , apalagi standar Pelti yang jauh diatasnya. Saya ditanya pula kira kira berapa honor wasit yang diberikan . Karena bukan saya yang menangani maka saya tidak menjawabnya. Hanya saya katakan kalau yang diberikan oleh Remaja Tenis memang dibawah standar Pelti karena punya alasan kuat tidak punya sponsor. Bedanya Remajatenis rutin diselenggarakan. Jadi tidak setahun sekali. Itupun diungkapkan oleh salah satu wasit yang ikut nimbrung dalam percakapan saya di lapangan GOR Manahan Solo. Keberadaan sponsor membuat tergiurnya pelaku pelaku didalamnya sehingga tentunya diharapkan mendapatkan imbalan cukup baik. Hausnya sponsor diturnamen sangat terasa dengan munculnya turnamen dengan sponsor tersebut. Kemudian muncul keisengan saya bertanya kepada rekan satu ini, masalah sumbangan yang diberikan oleh sponsor kepada penyelenggara dan langsung dapat jawabannya. Saya hanya beri komentar itu masalah penyelenggara mau terima dengan imbalan tersebut. Bagi saya sering terjadi disuatu turnamen dengan menggunakan nama sponsor ternyata yang didapat oleh pelaku turnamen berbeda dengan harapan mereka sendiri. "Yang penting deal awalnya sehingga tidak ada kekisruhannya sewatu dimulai." ujar saya sebagai penutup pembicaraan tersebut.

Minggu, 06 Mei 2012

Ada saja kendala buat Turnamen tenis

Jakarta, 6 Mei 2012. Rencana bikin turnamen semakin banyak kadang kala tidak mendapatkan tempat dihati rekan rekan sendiri. Hal ini yang selalu saya alami didalam dunia tenis kita. Tetapi semua ini harus dihadapi dengan hati sabar. Keinginan agar turnamen sebanyak mungkin bisa ada di Indonesia sebagai ungkapan saya yang sewaktu menjadi petenis yunior diluar Jawa yaitu Bali dan Lombok, sangat prihatin tidak bisa merasakan suasana seperti akhir akhir ini. Akibat dari pengalaman masa lalu sebagai petenis yunior saya merasakan betapa pentingnya turnamen bagi petenis yang mendambakan prestasinya bisa meningkat. Kesempatan sekarang bagi saya bisa berbuat untuk tenis yunior akan saya manfaatkan sebaik mungkin walaupun kendalanya sangat banyak. Ada yang mengatakan ajimumpung yang dilontarkan agar saya goyah, tetapi tekat saya tetap bulat apapun dikatakan orang lain. Karena sudah kita ketahui kalau selama ini kendala yang terasa adalah masalah dana. Sehingga sayapun mulai menyebarkan turnamen bukan hanya diibukota saja tetapi bisa dikembangkan kedaerah daerah lainnya , apalagi yang diluar pulau Jawa dimana potensi petenis cukup banyak hanya tidak terungkap akibat minimnya turnamen didaerahnya. Kesempatan bagi petenis daerah bisa menikmati turnamen didaerahnya sehingga mengikis budget kantongnya alias lebih murah dibandingkan jika harus keluar kotanya sendiri. Dan ini yang harus dimanfaatkan jika ada turnamen dikotanya sendiri. Saya sendiri cukup terharu sewaktu bisa selenggarakan di Palu dimana salah satu orangtua yang datang dari salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah datang dengan bus ber hari hari menyampaikan terima kasihnya atas kedatangan turnamen RemajaTenis dikota Palu. Disini muncul keharuan saya dan kepuasan saya bisa memenuhi keinginan masyarakat tenis yang sangat haus atas turnamen. Setiap bulan saya selalu menargetkan satu turnamen RemajaTenis (gagasan saya) di Jakarta, dan untuk Mei ini dijadwalkan tanggal 17-20 Mei 2012 di kota Tegal dan sudah keluar SK PP Pelti. Kemudian saya melihat ada hari libur yaitu tanggal 17 Mei ini sehingga sayapun mendaftarkan lagi untuk 17-20 Mei 2012 di Jakarta. Keluhan muncul dari rekan saya di Jakarta kalau Piala Walikota Jakarta Pusat yang dijadwalkan tanggal 7-13 Mei 2012 di Jakarta minta tidak dibenturkan dengan Piala Dunlop dkota Solo (7-13 Mei) yang waktunya bersamaan. Walaupu sudah dijelaskan bahwa berbeda provinsi bukan masalah dan suatu saat jika makin maraknya turnamen sehingga setiap insan tenis ingin adakan turnamen maka berbenturan tidak bisa dihindarkan. Ternyata penjelasan tersebut tidak digubrisnya. Tetapi info yang saya dapatkan kalau Piala Walikota tersebut diundur ke tanggal 14-20 Mei 2012. Nah, ini dia kalau tadi alasan mundur karena berbenturan dengan Piala Dunlop di Solo kenapa sekarang mau diundurkan ke tanggal 14-20 Mei 2012 yang jelas jelas ada turnamen RemajaTenis 17-20 Mei 2012 dikota Tegal (sama sama Jawa Tengah dengan Solo). Ini suatu pertanyaan bagi saya dimana saya juga yang sudah mengajukan permohonan turnamen RemajaTenis di Jakarta tanggal 14-20 Mei 2012 karena saya melihat dikalender Pelti di Jakarta kosong. Daripada ini berlarut larut, dengan berat hati saya minta saja agar RemajaTenis di Jakarta ditunda pelaksanaannya daripada ngotot yang tidak ada gunanya bagi petenis yunior ini. Bersyukurlah kalau mereka mau membuat turnamen nasional yunior sehingga bermanfaat bagi petenis Indonesia. "Lebih baik ngalah daripada ngotot. Ini jalan terbaik bagi semua ". Kelihatannya alasannya kurang cantik untuk mundurkan jadwal turnamen dibenturkan dengan Piala Dunlop.

Sabtu, 05 Mei 2012

Perencanaan Jelek sekali

Jakarta, 5 Mei 2012. Baru kali ini saya melihat disuatu turnamen internasional pesertanya tidak mengatur perencanaannya dengan baik. Maksud saya perencanaan mengenai pemesanan tiket pesawat mereka. Ini terjadi bukan oleh petenis Indonesia tetapi justru terjadi pada petenis asing. Tapi saya maklum sekali karena banyak pesertanya yang termasuk muka muka baru. Bisa dibayangkan ketika dijadwalkan bertanding muncul permintaan agar dimainkan pagi alasannya karena siangnya sudah pesan tiket pulang. Ini yang bingung Refereenya kebetulan cewek dari Jepang. Memang Referee mau bantu peserta kalau ada kesulitan tetapi masalah aturan Referee tetap tegas. Bisa dibayangkan ada pertandingan ganda dimana ada dari kedua belah pihak yang harus atau sudah pesan tiket pulang atau berangkat ketempat lainnya besok pagi. Jadi kalau menang tetap saja hbesoknya tidak bisa main. Aneh, tapi begitulah kejadiannya. Seharusnya mereka kalau menang harus merubah tiket pesawatnya. Ini petenis dari China, Hongkong dan dari negara lainnya. Dan lucunya hal ini dikemukakan kepada Referee, dan ketika mereka mau mundur alasan sakit, maka tentunya Referee tidak percaya. Tapi ada contoh yang baik, banyak juga yang belum pesan tiketnya untuk keluar Jakarta karena tentunya diharapka bisa main sampai selesai atau keluar sebagai juara atau finalis. Dalam merencanakan ikut serta turnamen seharusnya dibuat anggaran atau rencana sampai selesai, bukan sudah mengantisipasi kalahnya. Tetapi ini yang terjadi dan saya dan Referee sendiri sering berdiskusi masalah ini.

Rabu, 02 Mei 2012

Kedua pasangan mundur

Jakarta, 12 Mei 2012. Ada suatu kejadian unik di turnamen internasional RS Mitra Kemayoran Women's Circuit 2012 di lapangan tenis Kemayoran Jakarta. Hari ini dijadwalkan pasangan tuan rumah Ayu Fani Damayanti/ Lavinia Tananta yang sebagai unggulan pertama bertemu pasangan India/Jepang, Ashmitha Daswaramurth/Rika Yamamoto dimana keduanya mengundurkan diri, artinya tidak ada yang menang ataupun kalah. Ini dibabak utama karena tidak ada babak kualifikasi. Lain ceritanya kalau ada babak kualifikasi maka digantikan dengan lucky looser. Tetapi ternyata ada 2 pasangan lagi yang statusnya sebagai alternate sehingga bisa dipanggil masuk. Yang saya anggap lucu, awalnya pasangan India/Jepang ini datang ke Referee minta jadwal mainnya pagi karena sudah rencana pulang kenegeri siang. Tapi tidak diberi Referee karena sudah diundi. Dan keduanya menyatakan mundur. Beberapa menit kemudian datanglah pasangan Indonesia minta tidak bisa main karena Lavinia cidera pergelangan tangan kanannya. Ada pemikiran yang mengatakan main saja nanti ditengah jalan baru nyatakan cidera. Tapi hal ini tidak diperkenankan karena sudah termasuk direncanakan karena Referee sudah diberitahu dulu. Akibat dari mundurnya pemain tersebut maka pemain tidak akan dapat prize money maupun WTA pointnya. Itu akibatnya. Bagaimana jika main dibabak pertama kemudian dibabak kedua retired, maka prize money bisa dapat tapi WTA pointnya diambil yang poin babak pertama bukan babak kedua.

Selasa, 01 Mei 2012

Petenis tuan rumah harus bisa manfaatkan

Jakarta,1 Mei 2012. Sejak 29 April 2012 ada kegiatan turnamen internasional dengan label RS Mitra Kemayoran Women's Circuit dengan prize money USD 10,000 di lapangan tenis Kemaoran Jakarta. Ada yang menarik dibicarakan oleh pembina tenis baik ditingkat induk organisasi di klub maupun Pelti. Sebagai induk organisasi berkewajiban adakan sarana turnamen dengan tujuan untuk meningkatkan prestasinya. Dengan tingkat kesulitan yang berbeda beda bagi atlet tenis sehingga keberadaan turnamen internasional dinegeri sendiri sangat amat membantu. Tapi apa yang terjadi jika ada turnamen internasional selalu belum dimanfaatkan oleh petenis tuan rumah. Hal ini sudah lama terjadi,dan sudah saya amati sejak tahun 1990. Dan saya buktikan dengan ikut turnamen Men's Challengger dengan prize money USD 50,000. Bayangkan saja diusia diatas 40 tahun bisa diterima ikuti kualifikasi Men's Challenger, bukan karena saya punya ATP ranktetapi ikut sign-in langsung ditempat pertandingan.Tujuan ikut hanya mau buktikan kalau turnamen internasional yang professional itu tidak banyak peserta asing yang mau datang jauh jauh ke Jakarta dibabak kualifikasi. Dan ternyata dan terbukti bisa ikut. Nah, hal ini masih terjadi di women's circuit di Kemayoran hanya 10 petenis tuan rumah yang ikut dan dari 32 tempat yang tersedia dan terisi hanya 30 pesertanya. Bagaimana hasil dari 10 petenis tuan rumah ternyata 6 petenis langsung kalah dibabak pertama dan 2 petenis lolos kebabak kedua karena lawannya rekan sendiri. Nah kedua petenis itu gagal tembus kebabak utama.Inilah masalahnya. Tujuan adakan turnamen agar petenis tuan rumah bisa memanfaatkan keberadaan turnamen dikandang sendiri. Ya itulah kemampuan petenis tuan rumah saat ini. Masih ada 5 petenis tuan rumah dibabak utama, hanya 1 yang statusnya masuk berdasarkan peringkat dunianya, sedangkan 4 lainnya karena memanfaatkan fasilitas wild card. TENTUNYA KETIDAK BERHASILAN PETENIS TUAN RUMAH HARUS MERUPAKAN PELAJARAN BAGI PEMBINA PEMBINA DI TANAH AIR