Jumat, 31 Juli 2009

Berat badan bisa turun 63 kg dalam setahun

Jakarta, 31 Juli 2009. Punya teman tergemuk yang saya alami adalah rekan petugas ITF Referee asal Mesir tetapi berdomisii di Dubai (EAU) Namanya adalah Hany El Khafief yang saya kenal lebih dari 4 tahun lalu.
Saat itu berat badannya mencapai 170 kg, bisa dibayangkan betapa lucunya jika dia berjalan sehingga banyak menarik perhatian, karena dia ini orangnya sangat ramah kepada siapapun.
Tetapi waktu tanggal 26 Juli 2009, saya ke Hotel Sheraton Media Jakarta tempat dilaksanakan sign-in turnamen women's circuit di Jakarta , saya lihat banyak perubahan pada dirinya. Karena berat badannya sudah turun 63 kg. Bisa dibayangkan dalam 1 tahun bisa turun 63 kg. Hany El Khafief ditugaskan sebagai Referee turnamen ITF Women Circuit di Jakarta dan Solo.

Apa yang dilakukan selama ini dalam satu tahun bisa turun 63 kg. Ternyata dalam pengakuannya dia dioperasi dimana lambungnya itu diperkecil menjadi dua bagian dengan bagian atas dan bagian bawah dipisahkan dengan adanya lubang penghubung kedua bagian sangat kecil. Maksudnya, agar makanan yang masuk itu terbagi dua. Pertama masuk tertahan belum bisa turun langsung kebawah, sehingga jika kebanyakan makanan yang masuk maka akan terangkat keatas sehingga dia akan jadi mau muntah.
Begitulah yang terjadi dalam dirinya. Ternyata bukan hanya dia saja tetapi istrinya juga termasuk sama gemuknya minta dioperasi seperti dia agar turun berat badannya.
Sekarang kalau makan tidak telalu rewel, berbeda dengan waktu lampau. Dia bisa makan 2-3 piring makanan. Sekarang kalau makan nasi hanya seperempat piring dan tidak habis.
Sekarang ajak dia makan tidak rewel. Tetapi sewaktu makan malam bersamanya ada sedikit kekuatiran karena sewaktu dia duduk seperti tarik nafas kelihatan mau jatuh tetapi memang dia sedang istrahat dulu. Sebelumnya dia minta soup panas dulu, kemudia istrahat sebentar. Kemudian baru makan perlahan lahan.

Asal usulnya sampai dia minta dioperasi, menurutnya karena melihat temannya yang lebih gemuk ( diatas 200 kg) dioperasi sehingga dalam 2 tahun bisa turun menjadi dibawah 100 kg.
Memang kalau dipikir pikir dengan badan gemuk sulit sekali bergerak. Saya pernah bersama dia naik pesawat terbang dari Jakarta ke Bali. Duduk berdampingan dengannya cukup memakan tempat. Pembatas tempat duduk yaitu tempat tangan diturunkan sehingga pinggulnya bisa makan tempat saya juga.

RemajaTenis-3 diundur saja

30 Juli 2009. Setelah selesainya pelaksanaan RemajaTenis-2 sebagai bentuk kepedulian terhadap kebutuhan atlet tenis yunior, maka kelihatannya kebutuhan ini sudah mutlak harus rutin dilaksanakan. Maka direncanakan tanggal 15-17 Agustus 2009. Dalam jadwal tercantum sudah ada UFO di Surabaya, kemudian 17-21 Agustus 209 di Jogjakarta. Maka direncanakan di Jakarta menggunakan lapangan Gelor Bung Karno Jakarta.
Tetapi melihat ada keinginan pihak lain selenggarakan ditempat yang sama dan waktu yang sama maka timbul pemikiran untuk beri kesempatan kepada pihak lain untuk menjalankannya.
Memang ada yang menghendaki agar jalan terus tetapi saya tetap bertahan agar beri kesempatan pihak lain menjalankannya. Nanti saya informasikan kepada pihak pelaksana RemajaTenis untuk menunda pelaksanaannya, sehingga kesempaan bertanding agi atlet tenis khususnya tuan rumah bisa terealiser dengan baik.

Memang waktu yang tepat dilakukan disaat waktu luang bagi petenis yunior yang masih bersekolah terus, tetapi kita juga harus berpikir pelaksana turnamen harus juga memikirkan kepentingan atlet juga. Jadi tidak lucu kalau ditempat dan waktu yang sama ada 2 kegiatan sama yang berbeda pelaksananya.

Pikir punya pikir, sebaiknya mengalah saja, karena waktu atau tempat yang lain masih bisa digunakan sebagai tempat pelaksanaannya.
Sebenarnya ada keinginan diluar Jawa seperti kota Ambon dan Palangka Raya tetapi kesiapan masing masing kota tersebut belum bisa diharapkan. Tetapi siapa tahu dimasa mendatang bisa dilakukannya. Kita tunggu saja !

Rabu, 29 Juli 2009

Profesor Dilawan, Mana Tahan !

Jakarta, 29 Juli 2009. Tidak disangka di pertenisan Indonesia banyak sekali "julukan" diberikan kepada pelaku pelaku tenis baik di Jakarta maupun diluar Jakarta. Entah alasan yang bisa dijadikan penyebab keberadaan julukan julukan baru tersebut. Kemungkinan kemungkinannya adalah akibat dari perilaku selama berkecimpung didunia tenis Indonesia. Ada julukan ini diberikan oleh orang luar tetapi ada juga julukan tersebut karena pengakuannya sendiri. Sebagai contoh saya diberitahukan oleh anak muda pemerhati tenis dari Solo, bahwa dia itu "ORGHIL" karena sudah mendapatkan teman di Jakarta yang dijuluki oleh Johannes yaitu "ORSHIN". Ada kebanggaan juga atas julukan-julukan tersebut sehingga bisa akan jadi lebih populer dengan julukan-julukan sehingga bisa membenamkan nama jelasnya. Ada ada saja.

Nah, sewaktu mendengar TV tampak salah satu pemusik yang sedang naik daun yang disebut Mbah dengan penampilan agak aneh tapi rejekinya ya ampun, dalam sekejap bisa kumpulkan duit Rp 2 milyar hanya dari ringtone saja. Heibat sekali. Bahkan seorang sarjana yaitu DOKTER butuh berpuluh tahun belum bisa kumpulkan duit sampai Rp. 2 milyar. Inilah nasib setiap orang siapa tahu.
Sewaktu ditanya oleh presenter masalah pengakuannya sudah menikmati pendidikan diperguruan tinggi, terlihat jawabannya tidak pasti. Bahkan ditanya sudah mencapai S-2 pun dapat jawaban yang aneh, sehingga ada yang nyeletuk dapatnya dari Gunung Bromo 'kali!

Kemudian saya teringat juga sewaktu ada pelaku tenis dalam keadaan emosi tidak diminta tetapi langsung nyelonong memproklamsikan diri kalau dia itu S-2 dari Amerika. Saat itu tidak ada angin dari mana datangnya dan tidak ada satupun manusia yang hadir ditempat itu (bisa ada 7 mahluk hidup) yang bertanya kepadanya masalah pendidikan tamu tersebut, tetapi muncullah pengakuan kalau dia itu S-2 dari Amerika. Asal tahu saja untuk mencapai S-2 tentunya minimal harus lulus Sekolah Menengah Umum, kemudian pendidikan S-1 baru lanjutkan pendidikan formal sampai dapat S-2. Tapi kalau Mbah satu itu kalau ditanya selalu menyebutkan nama jurusannya yang berubah ubah kemudian akan Ha Ha Ha Ha Ha Ha yang khas sekali sehingga bisa mengangkat namanya dengan lagu "Tak Genodng, dimana mana."

Pasca proklamirkan dirinya sebagai S-2 dari negeri Paman Sam sehingga membuat semua mahluk hidup yang mendengarnya akan kagum atau heran sehingga terdiam seperti kena sihir, karena belum tahu permasalahannya. Tetapi kemudian semua yang hadir setelah sadar , maka salah satu rekan Christian langsung sebutkan yang satu ini Profesor, karena merasa S-2 ada saingannya yaitu Profesor. Kepada siapa julukan baru profesor ini diberikan ketika ditanyakan. Ternyata Christian menunjuk diri saya. Oh, waduh saya dapat julukan baru yaitu Profesor Tenis.
Padahal saya ini bukan dosen, kenapa bisa dapat julukan Profesor. Atau mungkin ditambah Profesor HC.( mana ada, yang ada Doktor HC), ya, nambah nambah sendiri saja, suka suka namanya aja guyon . Tapi PT mana yang berikan, ternyata PT Senayan 'lah.
Tetapi lain lagi komentar rekan Hudani setelah mendengar kejadian diatas. "Saya aja S-1 , so pasti kalah lawan Opa, si Profesor. Profesor dilawan, mana tahan." Sedangkan rekan Johannes ketika diceritakan kasus diatas hanya katakan "S-2 apa, S-2 Tenis ?", ha ha ha. Begitulah julukan baru diberikan kepada saya.Ha Ha Ha Ha ketularan Mbah.
YA wis , ONO MANEH , ISO GENDENG KABEH ! Bersyukurlah !

BERSYUKUR

Jakarta, 29 Juli 2009. Alkisah, di sebuah kerajaan, sang raja ,memiliki kegemaran berburu. Suatu hari, ditemani penasehat dan pengawalnya raja pergi berburu ke hutan.Karena kurang hati-hati, terjadilah kecelakaan, jari kelingking raja terpotong oleh pisau yang sangat tajam.Raja bersedih dan meminta pendapat dari seorang penasihatnya. Sang penasehat mencoba menghibur dengan kata-kata manis, tapi raja tetap sedih.

Karena tidak tahu lagi apa yang mesti diucapkan untuk menghibur raja, akhirnya penasehat itu berkata: 'Baginda, FAN SHI GAN JI, apa pun yang terjadi patut disyukuri '.mendengar ucapan penasehatnya itu sang raja langsung marah besar. 'Kurang ajar ! Kena musibah bukan dihibur tapi malah disuruh bersyukur... !' Lalu raja memerintahkan pengawalnya untuk menghukum penasehat tadi dengan hukuman tiga tahun penjara.

Hari terus berganti. Hilangnya jari kelingking ternyata tidak membuat raja menghentikannya berburu. Suatu hari, raja bersama penasehatnya yang baru dan rombongan, berburu ke hutan yang jauh dari istana. Tidak terduga, saat berada di tengah hutan, raja dan penasehatnya tersesat dan terpisah dari rombongan. Tiba-tiba, mereka dihadang oleh orang-orang suku primitif. Keduanya lalu ditangkap dan diarak untuk dijadikan korban persembahan kepada para dewa.

Sebelum dijadikan persembahan kepada para dewa, raja dan penasehatnya dimandikan. Saat giliran raja yang dimandikan, ketehuan kalau salah satu jari kelingkingnya terpotong, yang diartikan sebagai tubuh yang cacat sehingga dianggap tidak layak untuk dijadikan persembahan kepada para dewa. Akhirnya, raja ditendang dan dibebaskan begitu saja oleh orang-orang primitif itu. Dan penasehat barulah yang
dijadikan persembahan kepada para dewa.

Dengan susah payah. akhirnya raja berhasil keluar dari hutan dan kembali ke istana. Setibanya diistana, raja langsung memerintahkan supaya penasehat yang dulu dijatuhinya hukuman penjara segera dibebaskan. 'Penasehat ku, aku berterimakasih kepada mu. Nasehatmu ternyata benar, apa pun yang terjadi kita patut bersyukur. Karena jari kelingkingku yang terpotong waktu itu, hari ini aku bisa pulang dengan selamat. . . . ' Kemudian, raja menceritakan kisah perburuannya waktu itu secara lengkap.

Setelah mendengar cerita sang raja, buru-buru sipenasehat berlutut sambil berkata: 'Terima kasih baginda.Saya juga bersyukur baginda telah memenjarakan saya waktu itu. Karena jika tidak, mungkin sekarang ini, sayalah yang menjadi korban dipersembahkan kepada dewa oleh orang-orang primitif.'

Cerita di atas mengajarkan suatu nilai yang sangat mendasar, yaitu FAN SHI GAN JI apa pun
yang terjadi, selalu
bersyukur, saat kita dalam kondisi maju dan sukses, kita patut bersyukur, saat musibah datang pun kita tetap bersyukur. Dalam proses kehidupan ini, memang tidak selalu bisa berjalan mulus seperti yang kita harapkan. Kadang kita di hadapkan pada kenyataan hidup berupa kekhilafan, kegagalan, penipuan,fitnahan, penyakit, musibah, kebakaran, bencana alam, dan lain sebagainya.

Manusia dengan segala kemajuan berpikir, teknologi, dan kemampuan antisipasinya, senantiasa berusaha mengantisipasi adanya potensi-potensi kegagalan, bahaya, atau musibah. Namun kenyataannya, tidak semua aspek bisa kita kuasai. Ada wilayah 'X' yang keberadaan dan keberlangsungannya sama sekali di luar kendali manusia. Inilah wilayah Tuhan Yang Maha kuasa dengan segala misterinya.

Sebagai makhluk berakal budi, wajar kita berusaha menghindarkan segala bentuk marabahaya. Tetapi jika marabahaya datang dan kita tak lagi mampu untuk mengubahnya, maka kita harus belajar dengan rasa syukur dan jiwa yang besar untuk menerimanya. Dengan demikian beban penderitaan mental akan jauh terasa lebih ringan, kalau tidak, kita akan mengalami penderitaan mental yang berkepanjangan. Sungguh, bisa bersyukur dalam keadaan apapun merupakan kekayaan jiwa.

Maka saya sangat setuju sekali dengan kata bijak yang mengatakan KEBAHAGIAAN DAN KEKAYAAN SEJATI ADA DI RASA BERSYUKUR. . . .(by Andre Wongso)

Salah Info Dari Blitar

Jakarta, 29 Juli 2009. Hari ini terima telpon dari rekan Johannes Susanto mengenai pelaksanaan TDP Bakrie Blitar yang sedang berlangsung di Blitar. Selama ini ada sedikit kekuatiran terhadap pelaksanaan TDP khususnya yunior diluar Jakarta karena kurang kontrol. Sehingga wajar saja kalau ada permasalahan suka timbul membuat pertanyaan di Jakarta.

"Fer, di Blitar ada masalah lagi. Masak karena Bupati mau nonton hari Sabtu maka pertandingan bisa tidak tiap hari. Hari ini ada pertandingan besok istrahat." ujarnya membuat saya sedikit kaget juga. Tapi saya tidak diberitahukan siapa yang melapor kepadanya sehingga timbul kesan ada masalah. Memang agak aneh kalau memang sampai terjadi seperti yang diungkapkan itu. Tapi saya kurang yakin kalau Referee buat kesalahan tentang ini Tapi ya namanya kemungkinan so pasti ada saja.

"Ya, sebaiknya tanya langsung kepada Referee Deddy A Nugroho yang bertugas sehingga tidak dapat info yang simpang siur. Apalagi kalau yang laporkan bukan orang tenis." anjuran saya kepadanya.

Kemudian sore ini ketemu Johannes Susanto di Kemayoran sambil nonton turnamen internasional Women's Circuit. "Memang susah kalau orang yang tidak tahu aturan buat masalah." ujarnya karena Johannes Susanto yang sudah menilpon langsung ke Referee Deddy Adhi Nugroho di Blitar dan ternyata tidak ada masalah.

Tidak lama kemudian telpon genggam saya bunyi, ternyata dari Deddy Adhi Nugroho petugas Referee di Blitar. Dia mau ceritakan masalah yang ditanyakan oleh Johannes Susanto tadi pagi. Ternyata, tidak betul cerita tersebut. Tidak ada hari tanpa pertandingan. Setiap hari ada pertandingan, hanya bedanya ada yang hanya pertandingan ganda saja bukan tunggal. Oleh Deddy diceritakan pula kalau yang bikin ribut salah satu orangtua yang juga saya kenal sering bikin ulah.
Betul juga apa yang dikatakan rekan saya kalau orang itu tidak tahu aturan. "You dong harus beritahukan aturannya." ujar saya dengan guyon kepada Johannes Susanto.

Selasa, 28 Juli 2009

Keluhan kepada Referee

Jakarta, 28 Juli 2009. Dihari pertama pelaksanaan turnamen RemajaTenis-2 yang berlangsung di lapangan tenis Gelora Bung Karno Jakarta, saya terima telpon dari salah satu orangtua peserta yang memberikan info atau masukan positip terhadap kierja pelaksana turnamen khususnya TDP.
Dihari pertama, seharusnya setiap Referee sudah siapkan order of play sehingga peserta sudah langsung bisa mengetahui rencana pertandingannya. Ini idealnya, tetapi yang jadi masalah adalah persiapan turnamen yang dilakukan oleh petugas Referee tentunya akan berbeda.
Kali ini petugas Referee yang sebenarnya sudah kawakan ditenis tetapi tetap saja bisa berbuat kesalahan atau kekurangan kekurangannya sehingga belum bisa memuaskan semua pihak.

"Pak, itu Referee sangat tidak mendidik anak anak. Bisa dibayangkan, anak anak bertanya tetapi justru dimarahin. Saya hanya mau usulkan saja kalau bisa Referee ini jangan dipakai lagi, mungkin karena usianya udah tua. Cari yang muda saja." ujarnya.
Saya sendiri melihat caranya menghandle peserta dengan gaya khasnya.
Disamping itu juga ada orangtua khususnya Ibu Ibu, agak segan berkomunikasi dengan Referee ini.
Suaranya cukup keras, dan terlalu cepat menanggapi jika ada keluhan seharusnya menunggu sampai selesai keluhan tersebut. Bukannya langsung ditanggapi karena belum selesai disampaikan.

Tetapi ada orangtua lainnya yang sudah mengenal Referee ini merasa hal yang biasa. "Memang dia itu tidak bisa membedakan bercanda atau serius. sehingga bisa membuat sebel yang mendengarkannya."

Nah, kalau sudah begitu , saya akan membicarakan dengan yang bersangkutan agar merubah diri cara cara tersebut. Tetapi kalau saya lihat orangnya memang butuh waktu merubah kebiasaannya itu.

Perbedaan Burung dan Manusia

Jakarta, 27 Juli 2009 Cerita ini menarik buat disharingkan dan memotiviasi kita lebih daripada mahluk lainnya. Ini diterima dari Andyani Pusparini

Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing. Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan.

Tidak terbayang sebelumnya kemana dan di mana ia harus mencari makanan yang diperlukan. Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang makanan itu cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus “puasa”.
Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus “berpuasa”.
Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya “kantor” yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak yang diserobot manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk
bunuh diri.
Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas.
Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai.
Kita tidak pernah melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri penderitaannya.
Kita lihat burung tetap optimis akan rejeki yang dijanjikan Tuhan.
Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya.
Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu berada di atas dan di lain waktu terhempas ke bawah. Suatu waktu kelebihan dan di lain waktu kekurangan.
Suatu waktu kekenyangan dan di lain waktu kelaparan.

Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah dari burung, yaitu cacing.
Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup.
Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga.
Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya, ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati.
Tapi kita lihat, dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi untuk mencari rejeki .
Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang membentur-benturkan kepalanya ke batu. Sekarang kita lihat manusia.

Kalau kita bandingkan dengan burung atau cacing, maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih.
Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan ini sering kali kalah dari burung atau cacing ? Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yang dihadapi ?
padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri karena putus asa.

Sabtu, 25 Juli 2009

Suasana Kawanua Mewarnai acara Reuni ITEP

Jakarta, 25 Juli 2009. Terkejut juga saya saat diingatkan oleh rekan Ariwangsa saat berlangsungnya acara Reuni dan Amal diprakarsai oleh the Indonesia Tennis & Ex Player (ITEP), kalau acara ini milik orang Manado. Kenapa bisa begitu. Karena yang hadir mantan petenis maupun masyarakat tenis asal dari Manado yang mewarnai suasana reuni tersebut. Seperti Christopher Rungkat, Andrian Raturandang, Jacky Wullur, Samudra Sangitan, Lita Soegiarto, Alfred Raturandang, Alex Karamoy, Joppy Tulis bersama putrany Ivan Tulis, Wanda Tumanduk, Reggy dan Syeni Wuisan , Altje Tumanduk (ibu dari Wanda Tumanduk).
Ditambah pula disaat muncul penyanyi pengisi acara yaitu Ferry Lumentut yang bisa dipanggil dengan Baginda yang juga petenis.
"Mau minta lagu apa?" ujarnya, langsung ditanggapi dengan lagu Polo Pa Kita (salah satu lagu asal Manado yang sedang populer). Saat penyanyi putri(saya lupa namanya) mendatangi saya yang duduk dengan salah satu pejabat Telkom Nyoman Wiriatmaja menempelkan microphonenya kesaya maka tidak malu malu sayapun ikut menyambung lagu tersebut yang kebetulan merupakan salah satu favorit. "Polo pa kita sayang" artinya peluk saya sayang, begitulah lirik lagu tersebut, sayapun tidak segan segan memeluk penyanyi putri tersebut. Dilanjutkan ciung pa kita sayang (artinya cium saya sayang) maka saya yang malu malu untuk menciumnya.
Begitu pula Ade Djuwita (anggota Lenong Rumpi)ikut menyumbangkan lagunya, sempat menempelkan microphnenya untuk saya ikut menyanyi. Ya, kenapa takut.

Masuknya Lenong Rumpi menambah suasana Manado ketika munculnya Sion (salah satu pelawak asal Manado yang selalu keluar guyonannya asal Manado. Terlihat Wailan walalangi, bahkan Alfred Raturandang bisa tetawa terbahak bahak.

Tetapi ada satu acara yang buat saya cukup deg deg-an, yaitu saat lelang lagu penyanyi Ade Djuwita. Langsung oleh Wanda Tumanduk membuka harga lagu tersebut, disambut oleh Angel Ibrahim (salah satu artis) dengan harga Rp. 1 juta, kemudian Rildo Anwar ditembak oleh Ade Djuwita dengan angka Rp. 5 juta. Waduh, andaikan saya disebut namanya oleh Ade Djuwita maka mau keluarkan uang berapa. Mau sebut angka satu, kalau sampai disebut nama saya, padahal dikantong tidak ada uang sebesar itu. "Waduh, apa boleh buat keluar Rp 1 juta" Tetapi untung nama saya tidak disebutnya juga. Wah selamat deh, karena saat itu tidak bawa uang.
Begitu juga saat lelang topi dan T-shirt sumbangan dari David Ferrer (petenis dunia) saya tidak mau kalah nyumbang Rp. 200.000. tapi begitu lihat dompet tidak cukup. Tapi udah angkat tangan maka akalpun datang. "Fred bang pipis malu (berikan duit dulu )" saya minta ke Alfred Raturandang . Selamat deh malunya !

Jumpa Teman Teman Lawas diReuni dan Amal ITEP

Jakarta, 25 Juli 2009. Sedih juga melihat acara Reunion dan Amal the Indonesia Tennis & Ex Player (ITEP) yang diprakarsai oleh Wanda Tumanduk yang saya kenal 20 tahun silam sebagai petenis yunior. Setelah bersuamikan warga Amerika , Wanda ikut suami dan sudah 10 tahun baru kembali ke Jakarta.
Saya bersama sama rekan rekan dari Pelti seperti Diko Moerdono,Johannes Susanto, Slamet Utomo, Christian Budiman, Ariwangsa dan Amin Pudjanto memberikan respon dengan ikut hadir dalam acara yang berlangsung di apangan tenis Gelora Bung Karno.
Sedangkan Martina Widjaja dan Soebronto Laras belum bisa hadir karena masih berada diluar negeri. Dijadwalkan baru tiba sore puul 17.00

Yang menjadi saya prihatin adalah ketidak hadiran banyak petenis yang dulunya adalah petenis yunior, begitu pula mantan petenis nasional yang berdomisili di Jakarta. Sampai salah satu rekan memberikan pernyataan yang cukup prihatin sekali terhadap kepedulian mereka terhadap acara ini.
"Saya heran sekali , kenapa atlet kita tida hadir. Ini 'kan REUNI dan AMAL." ujar Diko Moerdono. Kemudian disambut oleh rekan Ariwangsa, yang mengatakan sulitnya masyarakat tenis terhadap kehidupan pertenisan Indonesia. Saya sendiri begitu mendengar kalau acara Pro-Am kurang dapat respons dari Pro (artinya mantan petenis Davis cup). Beberapa yang dinominasikan ikut bertanding ternyata minta bayaran. Karena panitia tidak menyebutkan besar nominalnya maka mereka tidak hadir.
Tampak hadir Tintus Arianto wibowo, Suzanna Wibowo, Marieke Gunawan, Alex Karamoy,Alfred Raturandang, Samudra Sangitan, Jacky Wullur, Rendy Pangerapan, Bunge Nahor,Wailan Walalangi, Lita Soegiarto, Soegiarto Soetarjo, Loanita Rahman, Abdul Kahar MIM, Totok Gani (Solo), Rildo Anwar (mantan petenis yunior sekarang jadi sekretaris Mensesneg). Begitu juga beberapa orangtua Reggy Wuisan bersama Syenni Wuisan dan Altje Tumanduk, yang sudah lama tidak berjumpa, Joppy Tulis (pelatih Maesa di Jakarta Timur. Tampak pula Irawati Moerid yang datang terlambat.
Acara penyerahan dana kepada Jacky Wullur, Rendy Pangerapan (baru kena stroke sehingga jalannya pakai tongkat), Alex Karamoy, Sukardi (wasit), Sumirja (ballboys) disaat hujan turun dengan derasnya.

Jumat, 24 Juli 2009

Ada penyakit baru yaitu Flu B1N1

Jakarta,22 Juli 2009. Hari ini tepat pukul 11.00 diundang kumpul secara rutin oleh rekan rekan yang sudah lama tidak dilakukan diluar sekretariat PP Pelti. Tampak hadir Diko Moerdono, Danny Walla, Slamet Utomo, Johanes Susanto, Christian Budiman dan saya sendiri.
Hal yang menarik acara ini selain membicarakan permasalahan tenis, tentunya penuh dengan canda karena banyak kejadian kejadian yang terjadi di tenis Indonesia. Mulai dari laporan masyarakat tenis yang menilpon ke masing masing individu. Ada yang bersifat konsultasi tetapi ada juga yang melaporkan atas ketidak puasan terhadap servis yang diberikan oleh petinggi tenis. Sebagai contoh masalah wild card yang diminta tetapi tidak diberikan juga. Begitulah kegiatan rutin rekan rekan pengurus tenis dimana sering dilakukan pertemuan secara resmi (jika dikantor Pelti)maupun diluar sekretariat karena dilakukan selalu di restoran.Tentunya masalah beaya pertemuan ini bukan beban PP Pelti tetapi dari yang mengundang secara bergantian.
Masalah wild card tentunya semua sudah sepakat ada prosedur yang selama ini sudah dilakukan dengan benar di PP Pelti.
Harus diakui pula wild card itu adalah hak mutlak dari penyelenggara bersama PP Pelti, dan tidak bisa diprotes sekalipun.

Masalah rencana pengiriman tim Junior Fed Cup ke Mexico yang akan dikirimkan tim tenis usia 16 tahun ke babak final.Sudah lolos dalam penyisihan zone Asia/Oceania.
Dipertenisan internasional yunior ada beberapa kejuaraan dunia usia 14 tahun (World Junior Tennis), usia 16 tahun (Jr Davis Cup dan Jr Fed Cup) yang merupakan langganan tim Indonesia mengikutinya.

Masalah flu babi yang dikenal dengan A-H1N1 yang sudah mulai merambak keseluruh dunia dimana diberitakan mulai dari Mexico. Tapi dalam pertemuan ini ada flu baru yang juga tanpa disadari sepanjang hidup yaitu flu B1N1. "Ini flu sepanjang hidup, jauh lebih berbahaya.Yaitu flu B1N1. " Akhirnya semua yang hadir tertawa begitu sadar istilah flu B1N1 ini.Maklum rata rata yang hadir sudah berumah tanggal lebih dari 30 tahun yang tentunya sudah mengenal flu baru iti, B1N1.

Minggu, 19 Juli 2009

Jatuh Itu Anugrah

Jakarta, 19 Juli 2009. Berbagai upaya orangtua didalam mendukung putra dan putrinya agar keikutsertaannya disetiap kegiatan turnamen tenis. Tetapi ada juga orangtua yang bisa menikmati keikutsertaan putra dan putrinya dengan tenang dan tidak terlalu ikut campur terhadap kinerja penyelenggara turnamen. Tetapi masih banyak juga orangtua yang terlalu banyak ikut campur didalam pelaksanaan turnamen tanpa memikirkan dampak dari turut campur tersebut. Orangtua seperti ini bukan menjadi Penonton yang baik sebagaimana lazimnya. Sehingga tujuan kemandirian makin kabur saja.
Ini milis dari tetangga yang bisa dibaca dan dicermati apa yang dilakukan oleh seekor burung Rajawali.


Rajawali adalah burung yang terkenal dengan ketangguhannya menghadapi badai, kekuatan sayapnya yang mampu terbang tinggi, dan ketajaman inderanya saat mengejar mangsanya. Semua kekuatan yang didambakan burung mana pun sepertinya dimiliki oleh burung rajawali. Namun kekuatan terbang burung rajawali tidak datang dengan sendirinya.
Rajawali selalu membangun sarang di pohon yang tinggi di puncak bukit yang tinggi dan terjal. Ketika anak-anak rajawali lahir, induk rajawali menjaganya dengan segenap hidup mereka. Semua kebutuhan anak-anak bayi rajawali dipenuhi oleh induknya. Dengan kata lain, bayi rajawali kecil tahu beres akan hidupnya dan tidakdikuatirkan oleh apa pun juga.
Tapi ketika tiba saatnya bagi anak rajawali untuk belajar terbang, ‘tanpa perasaan' induknya akan menjungkirbalikkan sarang yang selama ini menjadi tempat berlindung yang nyaman baginya. Tidak tanggung-tanggung, rajawali kecil itu akan terjun bebas beribu-ribu meter menuju batu-batu tajam yang ada di bawahnya. Dalam kepanikannya, ia akan berusaha mengepak-kepakkan sayapnya. Dan di detik terakhir sebelum ia menghujam batu-batu tajam itu, induk rajawali dengan sigap menyambar anaknya, membawanya terbang tinggi ke angkasa, dan menjatuhkan anaknya kembali. Hal ini dilakukannya berulang-ulang sampai sayap anaknya menjadi cukup kuat dan akhirnya ia mampu terbang sendiri.
Pada awalnya mungkin saja anak-anak rajawali itu tidak mengerti maksud dari ‘kekejaman' induknya. Tapi ketika induknya melakukannya berulang-ulang, ia pun mengerti dan menikmati proses belajarnya sampai akhirnya ia bertumbuh menjadi rajawali yang perkasa, sama seperti induknya.
Demikian juga dengan hidup kita. Saat kita masih menjadi bayi-bayi rohani, seringkali kita mendapati segala kebutuhan dan keinginan kita terpenuhi dengan instan. Tapi ada saatnya ketika kegoncangan itu datang dan kita terjun bebas, sadarilah bahwa saat itu Allah sedang melatih Anda untuk terbang. Karena kerinduan Tuhan yang terbesar adalah melihat Anda menjadi kuat dan bertumbuh dalam pengenalan yang lebih dalam akan Dia. Tidakkah Anda sadari justru di saat kesesakanlah kita mengalami keperkasaan Allah kita secara nyata?

Jatuh itu anugerah.
Nikmati dengan penuh ucapan syukur dan jadilah kuat.
__._,_.___

Rakus dan Serakah

Jakarta,19 Juli 2009. Dalam kehidupan sehari hari baik dilapangan tenis maupun diluar, selalu ada istialh Serakah yang melanda umat manusia didunia ini. Sehingga perlu juga kita renungkan milis yang saya terima dari tetangga sebagai berikut.
Virus ini tidak mengenal kata cukup, sebaliknya selalu kurang, kurang dan kurang. Mau memiliki sebanyak apapun, tetap saja ia merasa kurang. Virus ini selalu membuat kita fokus kepada diri sendiri egois dan tidak akan pernah perduli dengan orang lain. Virus ini juga yang membuat kita tidak pernah bersyukur kepada Tuhan. Hubungan kita dengan Tuhan sangat miskin akan ucapan syukur sebaliknya digantikan dengan tuntutan di sana sini. Inilah yang menjadi alasan mengapa Tuhan begitu muak dengan keserakahan.

Jepang memiliki satu pepatah yang menggambarkan begitu bodoh dan naifnya orang-orang yang dikuasai keserakahan, “ Biarpun anda tidur di kamar seribu tikar, anda hanya bisa tidur diatas satu tikar saja.”
Benar juga pepatah itu. Meski kita memiliki puluhan mobil, tetap saja kita hanya bisa menggunakan satu mobil saja untuk bepergian. Meski kita bisa beli makanan yang sedemikian banyak dan mewah, toh perut kita memiliki daya tampung yang terbatas. Meski kita punya banyak materi dan uang yang melimpah, toh semuanya itu akan ditinggalkan ketika kita berpulang.

Jangan sampai kita dikuasai nafsu rakus dan keserakahan. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap saat godaan untuk menjadi serakah selalu muncul dalam diri kita mengingat sikap alami manusia yang tidak pernah mengenal kata cukup. Kita harus menaklukkan sifat serakah itu. Lalu bagaimana kita bisa mengatasi nafsu rakus dan serakah dalam diri kita? Cara yang paling sederhana untuk mengatasi sifat serakah adalah dengan belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada tidak egois dan selalu mengucap syukur kepada Tuhan.

Biarpun anda tidur di kamar seribu tikar, anda hanya bisa tidur diatas satu tikar saja.

Saat Memberi Saat Menerima

Jakarta, 19 Juli 2009. Hari Minggu yang indah dan didukung oleh udara cerah tanpa berawan membuat hatipun tenang setelah beberapa hari ini penuh dengan suasana pasca bom di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta. Setiap saat melihat TV selalu stasion TV berlomba lomba memberitakan masalah korban bom di Jakarta. Buka internet, maka didapatkan milis dari tetangga yang cukup baik diketahui semua pihak yang demikian bunyinya.

Saat engkau meneguhkan hati sahabatmu yang berada dalam ketakutan, sebenarnya engkau pun sedang menerima ketakutannya. Saat ketakutannya engkau terima, saat itulah juga, engkau mengganti ketakutannya dengan keberanianmu.

Saat isterimu mengandung anakmu, isterimu memberi makan janin itu lewat tali pusar dalam rahimnya; selama dalam kandungannya itulah, sebagai suami isteri, kalian sebenarnya menerima seorang manusia yang sudah pasrah total untuk diperlakukan apapun juga: mau serius dicintai, dirawat ataupun tidak! Itulah caranya seorang bayi dalam kandungan ibunya mencintai ibu dan ayahnya, bukan dengan memberi tapi menerima apapun perlakuan orang tuanya.

Saat engkau memberikan uang belanja kepada isterimu, saat itu jugalah engkau sebenarnya menerima kerendahan hati isterimu untuk diberi nafkah hidup.

Saat engkau merawat suami, isteri dan anak-anakmu yang sedang sakit, saat itulah juga engkau belajar menerima keterbatasan kesehatan mereka, sehingga engkaupun belajar kerepotan agar hidup tetap berlangsung.

Saat engkau marah kepada anak-anakmu, saat itu juga engkau menerima telinga anak-anakmu untuk mendengarkan kata-katamu dengan penuh kesabaran, walaupun menyakitkan sekalipun.

Saat engkau marah kepada pasangan hidupmu, dan karena itu dia diam, saat itu jugalah engkau menerima kesediaannya menerima kata-kata kasar, mungkin pedas, dan menyakitkan, sampai pasanganmu tidak sanggup untuk membalasnya.

Saat engkau dendam kepada orang serumah, sampai engkau tidak mau berbicara dengan mereka; saat-saat itulah engkau sebenarnya menerima kegelisahan mereka karena merasa tidak lagi dipercaya!

Saat engkau mengampuni pasangan hidupmu dan anak-anakmu setelah konflik akibat berbagai macam masalah, saat itu jugalah engkau menerima kegembiraan mereka karena masih dipercaya walaupun telah berbuat salah!

Saat engkau percaya pada saudaramu, bahkan menaruh harapan bahwa saudaramu dapat berkembang meski dia itu rapuh; saat itulah sebenarnya engkau menerima kerapuhannya menjadi milikmu, dan engkau memberikan harapanmu sehingga berkobar dalam hatinya!

Saat engkau memberi harapan kepada saudaramu, saat itu jugalah engkau melepaskan kacamata hitammu yang lama dan engkau mengganti dengan "kacamata baru" dari saudaramu. Saat itu jugalah engkau mengawali usaha untuk mengampuninya.

Saat Tuhan mengampunimu, saat itu jugalah engkau menerima kehendak bebas dari-Nya agar engkau merasa sungguh dipercaya untuk menentukan keputusanmu demi kepentingan-Nya, yakni kepentingan untuk mengasihi sesama seperti Ia mengasihi.

Saat engkau diampuni oleh Tuhan, saat itu pulalah dengan tulus, Tuhan menerima akibat dosa kita, agar hati kita ditukar dengan hati-Nya. Karena itu semoga hati kita tidak hanya menjadi seperti Hati Kristus yang mahakudus, melainkan akan "menjadi hati-Nya"!

Saat Kristus menjadi "jantung hati"-mu, saat itu jugalah Kristus menempatkan dirimu pada "Jantung Hati-Nya"

Timbul pertanyaan dari Balikpapan

Jakarta, 19 Juli 2009. Kegiatan tenis diluar Jakarta saat ini tidak henti hentinya. Khusus bulan Juli 2009 di Jawa selain TDP Yunior , akan diadakan pula Pekan Olahraga Provonsi Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh KONI Prov Jawa Tengah. Sedangkan di Kalimantan Timur berlangsung Kejurda Tenis dan turnamen antar Bank.
Kegiatan2 ini sering muncul pertanyaan atau protes yang datang baik oleh masyarakat tenis daerah.
Sayapun mendapatkan telpon dari Balikpapan tempat pelaksanaan Kejurda Kaltim. Masalah usia atlet peserta KU 10 tahun putri, yang secara fisik sudah melewati usianya. Setelah saya cek di daftar KTA, ternyata sudah memiliki KTA tersebut sesuai dengan usianya. Hanya saya belum lihat copy akte kelahirannya.
Di Kaltim jikalau ada turnamen yunior, sering terjadi kejanggalan dimata orangtua masalah usianya sehingga saya pernah ditelpon dari tempat pelaksanaan dari orangtua yang mengatakan di Kaltim sangat gampang sekali membuat akte kelahiran. Memang kalau saya telusuri dari copy akte kelahiran atlet tenis Kaltim banyak yang gunakan akte kelahiran pemutihan. Baru satu atlet yang saya temukan memalsukan akte kelahirannya.
Masalah ini sebenarnya masalah klasik menurut saya, tetapi selalu akan muncul disetiap saat karena kegiatan turnamen tenis sudah semakin semarak. Tetapi sebenarnya jika ingin menangkal ada caranya yaitu dibuat aturan yang mencantumkan masalah hukumannya, kemudian juga dari para orangtua bisa lakukan sendiri jika temukan kasus seperti ini di lapangan. Hubungi saja kantor catatan sipil dikota dimana dikeluarkan akte kelahiran tersebut.

Masalah lain dari Balikpapan adalah bukan hanya kecurigaan terhadap usia atlet tetapi kembali status atlet senior karena di Balikpaan berlangsung kejuaraan antar bank. Ada atlet Jakarta(mantan petenis nasional) mewakili salah satu bank diujung Sumatra. Dan lebih hebat lagi ada mantan atlet nasional asal Kaltim mewakil bank tersebut, yang bukan bank asal Kaltim. Informasi ini disampaikan oleh Johannes Susanto kepada saya per telpon karena dia dapat info dari Balikpapan.

Nah, kalau sudah masuk kedalam turnamen yang bukan TDP (Turnamen diaku Pelti) maka sayapun tidak bisa berbuat apapun. Hanya kembalikan kepada aturan turnamen dari kegiatan tersebut. Biasanya kegiatan turnamen antar perusahaan atau instansi maka aturan keabsahan peserta hanya sebutkan adalah karyawan instansi tersebut. Tetapi semua pihak sudah mengetahui kalau begitu mudahnya mendapatkan kartu karyawan tersebut. Tapi ada cara lainnya adalah minta kartu Jamsostek yng tentunya stiap karyawan memilikinya. Tetapi dalam aturan turnamen juga harus dicantumkan persyaratan selain kartu karyawan juga kartu Jamsostek tersebut.

Inilah romantikanya pertenisan Indonesia dimana kepada atlet selalu dimintakan sportivitas sejak dini tetapi justru yang tidak sportip adalah pembinanya sendiri. Ini contoh yang terjadi jika kita sering terjun langsung kesetiap kegiatan tersebut.

Sabtu, 18 Juli 2009

Entry fee kemahalan

Jakarta, 19 Juli 2009. Hari Minggu biasanya telpon seluler saya off atau silent sehingga banyak yang coba hubungi tidak bisa dilayani. Kecuali jika ada kesibukan khusus dimana keberadaan telpon sangat dibutuhkan.
Hari ini setelah telpon di charge, sayapun membukanya. Ternyata masuk telpon dari salah satu orangtua yang sedang berada di Solo mau ikuti turnamen yunior disana. Kemudian datang juga telpon dari salah satu orangtua asal Jawa Timur yang sedang berada di Solo.

"Pak, masak uang pendaftaraan disini Rp. 175 ribu. Untuk daerah itu sangat mahal sekali. Hanya dapat kaos, piagam dan piala." ujarnya kepada saya. Disampaikan pula sewaktu ikuti turnamen di Jakarta dan Bandung bulan Juni lalu hanya ditarik Rp.150.000 saja. Tetapi ada pertanyaan kepada saya adalah apakah saya sudah tahu.Saya jawab tidak tahu. Kadang kadang bagi pelaksana turnamen nasional yang baru pertama kali suka berkonsltasi dan menanyakan masalah entry fee tersebut. Tetapi karena turnamen ini bukan untuk pertama kali diselenggarakan maka tentunya tidak perlu berkonsultasi lagi. Dalam hal ini saya tidak berikan jawaban atas keluhan tersebut, tetapi hanya sampaikan kalau akan saya sampaikan kepada teman2 di Pelti.
Kalau telpon dari orangtua asal Jawa Timur seperti pengakuannya (saya tidak tanya namanya), hanya bertanya berapa entry fee di Solo, dan bukannya mau protes.

Disini saya melihat kekurangan dari orangtua yang akan membawa putra/i-nya ikuti turnamen, apakah tidak mencari tahu informasi lengkap dari turnamen yang akan diikutinya. Saya pikir apa yang sudah dilakukan adalah hanya melihat tempat pertandingan, kelompok umur yang dipertandingkan, tempat akomodasi dan tarifnya. Sedangkan entry fee kadang kadang tidak dilihat atau memang penyelenggara tidak mencantumkannya. Kalau tidak dicantumkan maka ini merupakan koreksi dimasa mendatang bagi penyelenggara turnamen.
Saya sendiri sebagai orangtua membawa kedua putra dan putri di tahun 1984-1990 mengikuti turnamen di Semarang, Solo, Malang, bahkan ke Bandung ataupun di Jakarta sudah mengetahui entry fee sebelumnya sehingga sudah siap terhadap pengadaan dananya. Begitu pula tempat pertandingan maupun jenis pertandingan termasuk akomodasi yang terletak dekat dengan tempat pertandingan.

Sebenarnya sewaktu menerima keluhan itu maunya tidak menerima karena sudah ada wadahnya yaitu FORKOPI (Forum Komunikasi Orangtua Petenis Indonesia). Bahkan hampir mau katakan sebaiknya disampaikan saja ke FORKOPI, tetapi kekuatiran saya wadah ini tidak dikenal oleh orangtua tersebut, maka niat itu saya urungkan dengan catatan tidak mengomentari hak dari penyelenggara turnamen. Cukup menjadi pendengar yang baik saja.
Saya kemudian berpikir juga, apakah sudah waktunya dimasukkan dalam atura TDP mendatang adalah entry fee tersebut seperti yang dilakukan oleh ITF , besar kecilnya entry fee berdasarkan kategori turnamen. Ini satu pemikiran baru juga.

"Anak saya berhak dapat wild card "

Jakarta, 18 Juli 2009.Masalah wild card saya kira sudah pernah saya singgung dalam tulisan di blogger ini. Tetapi oleh Johannes Susanto rekan saya minta agar disosialisasikan kembali baik melalui situs resmi Pelti maupun media lainnya. Masalahnya karena beberapa hari lalu muncul kembali disaat orangtua mengungkapkan kekecewaannya saat minta hak putranya di turnamen yang diselenggarakan oleh Pelti. Permintaan ini dengan cara kurang bijak disampaikan kepada penyelenggara sehingga mendapatkan jawaban yang kurang menyenangkan.
Awalnya belum ada pengetahuan orangtua masalah wild card tersebut, tetapi setelah mulai mengenalnya maka hampir setiap menjelang turnamen masuk pula surat2 minta diberikan wild card karena putra/i nya tidak masuk babak utama. Ada yang bisa dipenuhi bahkan ada yang tidak bisa karena jatah wild card itu terbatas. Tetapi akhirnya jadi bahan untuk protes sekalipun.

"Anak saya warga DKI Jakarta, saya berhak minta wild card." kira kira begitu ungkapan kecewa dilontarkan orangtua kepada pelaksana turnamen di Jakarta karena pelaksananya Pelti DKI Jakarta. Karena suasana atau situasi saat diungkapkan tidak memungkinkan sehingga akan dapat jawaban yang menyakitkan hati. Jawabannya yang menyakitkan adalah " Tidak". Bahkan kemungkinan dikatakan kalau wild card itu hak penyelenggara. Ibaratnya berikan petenis ondel ondel juga bukan masalah. Walaupun saat itu ditanyakan apakah ada hukumnya. "Saya minta hukumnya mana." kira kira begitu kerasnya permintaannya yang tidak akan dipenuhi pelaksana turnamen.
Saya hanya melihat suasana saat itu dimana wajar saja penyelenggara juga ikut kesal terhadap ulah orangtua bersikap demikian. Saya sering mendengar ungkapan orangtua yang kecewa berat terhadap penyampaian ofisial pertandingan atas pertanyaan2 mengenai anak anaknya. Saya hanya bisa sampaikan kalau yang bertanya juga harus koreksi diri. Dan harus bisa lihat situasinya. Jika panitianya sedang sibuk, janganlah sekali kali menyampaikan permintaan yang menyudutkan penyelenggara. Apalagi saat Referee sedang sibuk mau undian. Masalah peraturan yang sudah baku seharusnya juga diketahui olh masyarakat tenis sendiri, sehingga ada kesan oleh penyelenggara seolah olah mau ngoceh doang supaya dikenal rekan orangtua lainnya kalau dirinya berani menentang atau menantang penyelenggara.

Kembali kemasalah wild card, yang merupakan hak dari penyelenggara turnamen. Kalau di Indonesia, jatah penyelenggara hanya 50 % sedangkan PP Pelti 50 % .
Kepada siapa wild card itu diberikan, tentunya sebenarnya bebas tidak ada aturan baku. Tetapi kebijaksanaan lebih besar sehingga masing masing pihak punya kriteria sendiri sendiri sehingga tidak bisa diprotes sama sekali.
Jangan lupa yang ada aturannya di tenis internasional adalah yang diberikan wild card juga harus diperhatikan usianya. Ada ketentuan maksimal petenis usia muda khususnya dalam setahun bisa dapat wild card.

Ada wild card diberikan kepada petenis asing, juga bukan masalah. Kalau jatah PP Pelti ada yang diberikan kepada petenis asing tentunya ada komitmn dengan rekan rekan diluar negeri untuk jatah wild card bisa diberikan kepada petenis Indonesia jika ikuti turnamen dinegeri mereka.

Saya sendiri kalau bercanda sering juga sampaikan cara saya tetapi melihat situasi yang memungkinkan " Suka2 gua dong."

Kamis, 16 Juli 2009

Doping di dunia olahraga Indonesia

Jakarta, 16 Juli 2009. Kasus doping tentunya juga melanda pertenisan dunia. Seperti dalam pemberitaan sebelumnya mantan ratu tenis dunia Martina Hingis dan juga petenis Perancis Richard Gasquet sampai kena skorsing selama 2 tahun diberikan oleh ITF (International Tennis Federation).
Kalau Martina Hingis setelah diumumkan kena kasus doping langsung mengundurkan diri dari pertenisan dunia. Begitu kena kasus doping, Martina Hingis tidak pernah mengajukan banding, dan memilih jalan pensiun setelah diumumkan hasil tes pada bulan November 2007.
Berbeda dengan Richard Gasquet, langsung mengajukan pembelaan dengan alasan kalau tidak sengaja setelah mencium seorang wanita di tempat klub malam.
ITF akhirnya menyatakan Richard sudah bisa kembali tampil di kompetisi internasional setelah diberikan alasan alasan tersebut.
Disebutkan pula Pengadilan menerima pembelaan dari Richard Gasquet. Karena kokain yang masuk kedalam sistem tubuhnya adalah akibat ketidak sengajaan ketika berada didalam klub malam, sehingga kesalahannya dianggap tidak signifikan. Demikian pernyataan resmi dari ITF setelah mendengar penjelasan dari Richard Gasquet.

Bagaimana dengan atlet Indonesia. Sampai saat ini belum ada berita keterlibatan doping petenis Indonesia. Hanya yang sudah terangkat adalah terjadi di SEA Games 2001 di Kuala Lumpur. Yaitu atlet angkat besi sehingga ditarik medali emasnya karena kedapatan doping. Begitu juga sebelumnya atlet balap sepeda asal Jawa Barat kedapatan doping dua kali yaitu di SEA Games 1997 di Jakarta dan di ajang Tour of China 2005.

Ada sedikit perbedaan kasus doping atlet manca negara dan Indonesia, dimana atlet mancanegara doping disadari sendiri oleh atletnya dengan tujuan mengejar prestasi, sedangkan atlet Indonesia karena tidak mengetahui atau pemahaman yang minim terhadap pengetahuan terhadap doping sehingga tidak menyadari kandungan dari obat obatan yang diminumnya.
Sehingga sudah waktunya atlet tenis juga dibekali pengetahuan soal doping, termasuk ofisial maupun pelatih pelatihnya sehingga bisa menghindari dari kasus kasus yang tidak terpuji tersebut diatas. Pengetahuan soal doping sebenarnya sudah bisa dicari di dunia maya (internet) jika belum memiliki buku2 pengetahuan tersebut.
Semua ini menyangkut masa depan atlet sendiri. etapi semua itu terpulang kepada kemauan masing masing pihak yang terkait dengan atlet tenis juga
.

Reuni Akbar Mantan Petenis Yunior

Jakarta,16 Juli 2009. Kalau beberapa tahun lalu ada Wismilak Nostalgia yang kemudian 2 tahun terakhir hilang seperti hilangnya lapangan tenis Embong Sawo Surabaya, kali ini muncul acara varu yang mirip , hanya berbeda versi. Jika saat Wismilak Nostalgia itu rata rata pesertanya sudah masuk dalam te golden age alias diatas 50 tahun, kali ini ada dibawahnya alias yunior yuniornya.
Acara dengan nama The Indonesian Tennis ex Players (ITEP ) di motori oleh Wanda Tumanduk dengan menggandeng rekan rekan seangkatannya melalui facebook dalam berkomunikasinya. Ini acara yang cukup menarik tetapi belum bisa dipahami oleh rekan rekan lainnya. Bahkan ada yang bertanya apakah kegiatan ini direstui oleh PP Pelti. Ada sedikit kekuatiran atas upaya ini yang jelas mencari dana yang akan diberikan kepada rekan rekannya yang dalam keadaan kesusahan seperti ex pemain, wasit, dan bahkan juga ballboys di Senayan. Tidak kalah juga untuk rekan wartawan sebagai wakilnya yang akan menerima sumbangan dari hasil pengumpulan dana tersebut. Disamping itu acara yang akan digelar dimeriahi dengan atraksi LENONG RUMPI ( populer ditahun 1990) dengan Harry de Fretes, Tato Dado, Ade Juwita, Sion Gideon bersama Wanda Tumanduk yang sempat masuk kedunia entertainment sebelum ke Amerika Serikat.
Memang kalau sudah berbicara masalah pengumpulan dana disekitar masyarakat tenis selalu ada saja kecurigaan yang muncul. Maklum jaman sekarang penuh dengan kecurigaan kecurigaan masalah dana. Kesannya tidak jelas untuk apa, tetapi menurut saya setelah mendapatkan info langsung dari Wanda Tumanduk, maka sayapun bersedia membantu menyebar luaskan rencana ini ke masyarakat tenis. Disamping itu pula pemberitahuan ke PP Pelti sudah dilakukan baik melalui surat maupun berbicara langsung dengan Ketua Umum PP Pelti.
Saya sendiri waktu itu menerima undangan melalui facebook, dan tentunya karena ini merupakan inisiatip yang bertujuan baik sebaiknya di dukung pula.

Sewaktu ada yang bertanya masalah ini, saya sendiri menjelaskan kalau Pelti selalu mendukung semua kegiatan tenis diluar induk organisasi tenis. Direncanakan ada pertandingan eksibisi ProAm, kombinasi mantan petenis Davis Cup/Fed Cup berpasangan dengan selebritis ataupun public figures sehingga cukup ramai. Informasi terakhir yang ikut berpartisipasi dalam ProAm ini public figures seperti Bang Yos (mantan Gubernur DKI), Andi Malarangeng bersama Rizal Malarangeng, maupun Rachmat Witoelar Menetri KLH yang mantan Sekjen PB Pelti era Moerdiono.
Rencana dilakukan dilapangan tenis Gelora Bung Karno (Hard court) pada tanggal 25 Juli 2009 mulai pukul 09.00 dengan menggunakan 4 (empat lapangan tenis.
Akhirnya ikut sibuk mencari mantan mantan petenis JADUL (jaman dulu) istilah anak2 sekarang. Saya sendiri mengharapkan agar rekan rekan petenis yunior bisa datang langsung ke lapangan Gelora Bung Karno pada hari Sabtu 25 Juli 2009 untuk re-uni bertemu dengan rekan rekannya yang sudah lama tidak saling bertemu, bahkan mungkin sudah tidak main tenis lagi. Apa iya tidak main tenis lagi setelah berumah tangga .

Ketemu dengan Wanda Tumanduk yang telah menetap di USA, Agustina Wibisono yang ikut sibuk dan juga hari ini ketemu dengan Erni salah satu pemain yunior yang ikut juga sebagai panitia.
"Seharusnya generasi kalian yang ikut ngurusin Pelti." ujar saya kepada Erni yang seangkatan anak saya juga. Langsung sayapun kirimkan SMS melalui ponsel kealamat alamat petenis Jadul yang ada dalam telpon seluler saya.
Semoga sukses !

Rabu, 15 Juli 2009

" Saya Tidak Cari Makan Di Tenis "

Jakarta, 15 Juli 2009. Saya menerima 2 peristiwa atau statement yang berbeda dari dua orangtua petenis yunior di Indonesia. Yang satu mengatakan, “Saya tidak cari makan di Tenis.” Dan yang satu lagi mengatakan “Kalau buat turnamen adalah untuk pembinaan atlet, bukan untuk yang lainnya.”

Kedua statement ini cukup menarik perhatian saya maupun rekan rekan lainnya. Karena yang pertama diungkapkan dalam suasana tidak sehat artinya dalam keadaan emosi dilontarkan sebagai pembelaan diri maka langsung mendapatkan tanggapan dari rekan rekan yang mendengar cerita tersebut. Karena yang melontarkan itu adalah pelaku tenis yang berkecimpung dalam penyelenggaraan turnamen maka langsung disambar oleh rekan saya lainnya dengan katakan.”Kalau gitu , jangan dong tarik entry fee kalau buat turnamen. Bebasin saja, sehingga tidak ada kesan cari untung.”
Akhirnya maksud statement itu sayapun berkesimpulan, jika ingin selenggarakan turnamen bukan untuk cari keuntungan.

Kemampuan selenggarakan turnamen akan terbatas sekali, itupun kita sadari sekali. Kemampuan khususnya finansial sangatlah penting. Banyak orang punya kemampuan finansial sehingga sebenarnya sangatlah mudah bagi penyelenggara turnamen. Karena disatu sisi atlet butuh sarana pertandingan. Tetapi yang jadi pertanyaan kenapa turnamen masih kurang juga.
Menyadari hal itu, sayapun mencoba mencari jalan keluar agar bisa terselenggarakan turnamen. Mulai dari menghimbau masyarakat tenis agar lebih concern kepada turnamen turnamen. Dan sudah mulai kelihatan hasilnya, sudah banyak turnamen diselenggarakan oleh bukan induk organisasi tenis di Indonesia (PELTI). Kemudian mulai memangkas beaya beaya yang tidak perlu tetapi tidak melanggar peraturan turnamen tenis. Sehingga muncullah beberapa macam turnamen yang sangat membantu pembinaan tenis.

Masalah cari untung, atau lebih tepat dikatakan kalau buat turnamen tidak mau rugi, seperti yang saya pribadi tekankan dalam pelaksanaan turnamen Piala FR maupun nasional sekalipun. Dampaknya adalah turnamen tersebut akan berlanjut secara rutin seperti kehendak atlet sendiri. Selama ini kita selalu sangat kental sekali terhadap keluhan keluhan minimnya turnamen membuat prestasi tidak maju maju. Coba kita lihat didaerah daerah yang tidak ada turnamen, apakah ada atlet prestasinya. Kebanyakan atlet2 tersebut hijrah ke Ibukota.

Sedangkan statement kedua, yang menghendaki agar buat turnamen adalah untuk pembinaan atlet, bukan maksud lainnya. Saya tidak bertanya dengan kata maksud lainnya itu karena pembicaraan pertilpon. Mungkin yang dimaksud dengan maksud lainnya adalah cari keuntungan.
Harus diketahui kalau turnamen adalah bagian dari pembinaan. Sehingga jika ada turnamen maka ada pembinaan. Sedangkan turnamen akan berkelanjutan secara rutin dan sebanyak mungkin jika tidak rugi. Sebagai organisasi tentunya merupakan kewajiban selenggarakan turnamen . Baik organisasi itu dalam bentuk klub ataupun induk organisasi sehingga ada kelanjutannya sebagai fungsi fasilitator. Tetapi saya selaku pribadi tentunya selenggarakan turnamen tidak mau rugi. Salah satu contoh, pelaksanaan turnamen Piala Ferry Raturandang sampai ke 67 kalinya disebabkan juga dalam pelaksanaan tanpa sponsor ini saya tidak mengalami kerugian. Begitu juga saya dalam melaksanakan turnamen Persami sejak 1996 sebelum berubah nama jadi Piala FR. Kalau dihitung sudah bisa mencapai angka diatas 200 Persami selama ini saya kerjakan sendiri selaku pribadi. Jikalau dikatakan impas , pengeluaran dan pemasukan sudah merupakan hal yang lumrah dan suka terjadi pula tetapi tidak membuat patah arang, justru semangat membina dari luar tetap ada. Maklum putra dan putri sendiri sudah bukan petenis prestasi lagi. Nah sayapun menghimbau kepada pelaku pelaku tenis khususnya para orangtua, agar bersatu buat turnamen tenis sebanyak mungkin khususnya dikota masing masing. Karena so pasti akan lebih murah pembeayaannya dibandingkan harus try out keluar kotanya sendiri. Ini sebagai anjuran saja, mau diterima syukurlah, tidak diterima yaaa apa boleh buat
.

Apa Itu Doping ?

Jakarta,15 Juli 2009. Sebagai pelaku pelaku tenis kiranya perlu juga mengenal atau mengetahui masalah yang cukup berbahaya didunia olahraga dunia maupun Indonesia. Sampai saat ini belum terdengar adanya atlet tenis Indonesia terlibat masalah satu ini, yaitu DOPING. Sehingga saya anggap perlu juga mengangkat masalah DOPING yang saya ambil dari Majalah DOPING bulan Juli 2009 yang dikeluarkan oleh LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia).

Apa itu Doping ?
Doping berasal dari kata dope, yakni campuran candu dengan narkotika yang pada awalnya digunakan untuk pacuan kuda di Inggris. Menurut UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 22, Doping adalah penggunaan zat dan / atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Menurut International Congress of Sport Sciences; Olympiade Tokyo 1964: Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan yang abnormal,dengan tujuan meningkatkan prestasi.
Sesuai dengan UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam BabXVIII pasal 85 ayat (1) diuraikan:Doping dilarang dalam semua kegiatan olahraga, ayat(2): Setiap induk organisasi cabang olahraga dan/atau lembaga/organisasi olahraga nasional wajib membuat peraturan doping dan disertai sanksi, ayat (3).Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah.
Di Indonesia, wadah yang melakukan pengawasan doping adalah LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia). Sedangkan pada tingkat dunia, pengawasan dilakukan oleh WADA (World Anti Doping Agency).

ALASAN PENGGUNAAN DOPING
- Aspek Psikososial (setiap individu potensi melakukan pelanggaran)
- Kepribadian (setiap individu memiliki konsep/harga diri rendah dalam menghadapi situasi kompetitif, mencari keuntungan pribadi)
- Lingkungan Sosial Individu
- Nilai social kemenangan
- Lingkungan masyarakat
- Lingkungan pemain
- Kurangnya informasi tentang bahaya doping
- Ketatnya persaingan
- Komersialisasi
- Propaganda
- Frustasi

ALASAN PELARANGAN DOPING
- Alasan etis : penggunaan doping melanggar norma fairplay dan sportivitas yang
- Alasan medis : membahayakan keselamatan pemakainya. Atlet akan mengalami :
. kebiasaan (habituation)
. Kecanduan (Addiction)
. Ketergantungan obat (Drug Abuse)

ZAT-ZAT DOPING DIKELOMPOKAN KEDALAM 7 GOLONGAN:

- Stimulan (amphetamine, Caffein,Cocain,Aphedrine , dll)
- Narkotik-Analgesik (Methadone,Morphine,Oxycodone,dll)
- Anabolik-Androgenik (Testosterone,Balasterone, dll)
- Anabolik Non Steroid (Clenbuterol, Zeranol, dll)
- Penghalang Beta (Acebutotlol, Atenolol,Sotalol, dll)
- Diuretika (Azetazolamid, Amiloride, Chlormerodrin, dl)
- Peptida Hormon (Growth hormone, Adrenocortico hormone, dll)

Metode doping yang dilarang :
- Doping darah (blood doping) atau autotransfusi : yaitu pemberian darah, sel darah merah,pembawa oksigen buatan dan produk darah yang terkait dengan atlet.
- Manipulasi farmakologik kimia dan fisik: yaitu penggunaan bahan dan atau metode yang mengubah, mencoba mengubah, atau diharapkan dapat mengubah, kejujuran dan validitas sample dalam pengawasan doping.

Masalah Piala Gub Jabar

Jakarta, 14 Juli 2009. Setelah jalan jalan ke Jogja , kembali ke rutinitas sehari hari di kota Metropolitan yang sedang panas panasnya udara khususnya siang hari.
Datanglah berbagai pertanyaan sekitar turnamen tenis Piala Gubernur Jawa Barat yang dijadwalkan tanggal 20 - 26 Juli 2009.

Memang sampai saat ini belum ada gaungnya tidak seperti biasanya. hal yang sama pula dengan turnamen nasional yunior Solo pen di Solo. Tetapi dari Solo sudah ada jawaban kalau rencana turnamen tetap seperti biasa.
Yang jadi pertanyaan dengan Piala Gubernur Jawa Barat. Sedangkan Pengurusnya Pelti Jawa Barat baru terbentuk dan sudah dilantik oleh Ketua Umum PP Pelti.
Cari informasi ke Pengprov Pelti Jawa Barat, khususnya petugas sekretariat tidak ada yang bisa beri kepastian. Akhirnya SMS ke Sekretaris Pengprov Pelti Jabar, mendapatkan jawaban yang mengagetkan. Yaitu masih menunggu jawaban dari Gubernur Jabar.
Sayapun berinisiatip membalas SMS dengan menyampaikan ada kekuatiran kalau peserta sudah tiba di Bandung kemudian dibatalkan, maka bisa dituntu ganti rugi oleh peserta yang sudah mendaftar dan datang dari luar kota.
Melihat kondisi waktu yang sangat sempit maka langkah baiknya segera diputuskan saja agar ditunda atau diundur waktunya.

Tangan Bersih, Hati Bersih

Jogja, 13 Juli 2009. Untuk kedua kalinya berkunjung ke Jogja dalam dua bulan terakhir ini membawa hati untuk mencari tempat bersembahyang yaitu Gereja. Bangun pagi cari becak di jalan Malioboro karena menginap disekitar jalan Malioboro. Ternyata tukang becak membawa ke gereja Katholik. Minta dicarikan Gereja Protestan, tetapi kita harus maklum karena tukang becak cuma tahu gereja. Akhirnya dibawa kegereja lainnya yang sudah selesai kebaktian paginya.

Kemudian bertanya, dibawalah ke jalan Bhayangkara, yaitu Gereja Kristen Indonesia atau dikenal dengan GKI Ngupasan. Tiba tepat pukul 08.30 masih kosong. Pilih tempat duduk sendirian saja. Karena duduk dekat pintu masuk maka aroma parfum setiap insan yang masuk sangat terasa memasuki hidung. Bisa dibayangkan dalam beberapa menit tercium parfum berbagai aroma.

Dengan tema tangan bersih hatipun bersih. Cukup mengusik hati dan pikiran sehat karena belum lama ini telah terjadi peristiwa yang sangat menggoda hati kita untuk berbuat diluar kehendak Tuhan. Karena setiap tangan yang kotor akan membawa hati yang kotor pula. Ini memudahkan kita melupakan kehendak Tuhan yang telah mengajarkan agar mengasihi sesama umat manusia bukan untuk memusuhinya. Khususnya hari Minggu ini cukup menikmati apa yang diberikan dalam khotbah Hamba Tuhan.

Setelah selesai ibadah, kembali ke Malioboro dengan becak yang sudah menunggu diluar. Heibatnya tukang becak maupun Andong di Jogjakarta, selalu menawarkan objek2 seperti tempat penjualan batik, tempat penjualan oleh oleh sehingga setiap tamu yang datang tentunya akan mengeluarkan dana selama berada di Jogja.

Menikmati becak di Jogja asyik juga, dan begitu melewati pasar Patuk ditawarkan juga untuk singgah membeli oleh oleh. Ya, akhirnya ikut berhenti juga memenuhi keinginan tukang becak yang sudah jalankan tugas sebagai warga DIY yang baik, agar tamunya membeli oleh oleh di Jogja sebelum kembali kekota masing masing.

Setelah kembali ke hotel, dan mencari taksi untuk pergi ke lapangan tenis Universitas Negeri Yogyakarta, menyaksikan turnamen tenis Piala Ferry Raturandang -67 yang sedang berlangsung. Menyaksikan betapa manisnya anak anak bertanding tenis. Persaingan dilapangan tenis cukup besar sekali dimana setiap anak anak dibawah terik matahari tidak mengenal lelah bertanding dengan riangnya. Inilah kompetisi sebenarnya sedang berlangsung.

Ternyata bertemu dengan para orangtua yang datang dari Magelang, Pati, Boyolali dan Semarang menghendaki agar turnamen Piala Ferry Raturandang juga diselenggarakan dikotanya masing masing. Ini suatu permintaan tulus karena merasakan sekali kebutuhan putra dan putrinya terhadap turnamen tenis. "Ya, saya akan cari waktu yang tepat." begitulah janji yang bisa saya berikan.

Senin, 13 Juli 2009

" Sok Tahu "

Jogja, 13 Juli 2009. Jika Anda mendengar istilah “Sok Tahu “, tentunya punya bermacam macam penafsiran. Bisa negatip dan bisa positip, tergantung lihat dengan kacamata apa. Bahkan jika Anda dikatakan Sok Tahu tentunya punya berbagai sikap. Bisa marah besar tetapi bisa juga justru membanggakan. Kalau saya sendiri justru sering praktekkan dalam kehidupan sehari hari sejak dulu berkecimpung dipertenisan khususnya internasional.
Saya pribadi sering bersikap “sok tahu” karena tentunya tidak mau dikatakan tidak tahu. Karena dengan “sok tahu”, saya gunakan sebagai senjata saya terhadap orang luar (asing), sehingga akan ada respek yang datang kepada diri saya sendiri. Bisa dikatakan senjata pamungkas terhadap serangan terhadap diri saya.

Sering dalam perjalanan pelaksanaan turnamen internasional, saya berkomunikasi dengan tenaga tenaga yang ahli dipertenisan dunia. Komunikasi ini bisa digunakan sebagai pembelajaran saya terhadap pertenisan internasional.
Jadi sok tahu ini bukanlah saya gunakan untuk masyarakat tenis Indonesia. Bukan untuk menjatuhkan orang lain, tetapi sebaliknya.
Setiap pelaksanaan turnamen tenis internasional, saya sering berdiskusi dengan ITF Referee yang datang ke Indonesia. Didalam pembicaraan mengenai peraturan maka disinilah saya beraksi sok tahu. Dampaknya tenaga ITF tersebut jadi respek dengan diri saya, karena dianggap mengetahui peraturannya.
Terakhir kali saya punya argumentasi yang berbeda dengan petugas ITF Referee diturnamen Men’s Futures di Balikpapan (Mr. Puneet Gupta). Saya sudah lupa kasusnya . Sewaktu berhubungan dengan telpon, Referee mengatakan tidak bisa. Tapi saya sendiri penasaran juga, esoknya di Kemayoran ada Women’s Circuit dimana Refereenya berbeda dan saya ingin dapat jawaban secapatnya.
Ternyata sewaktu tiba di Kemayoran saya melihat Referee sedang berkomunikasi dengan Referee di Balikpapan. Setelah itu saya dekati, belum saya Tanya sudah dijawab bahwa saya betul.
Disamping itu sikap sok tahu saya pernah lakukan dengan petugas Referee yang saya kenal. Dalam menyampaikan masalah aturan saya bersikap sok tahu alias tahu betul atas aturannya. Cara saya bertanya karena masih ragu, bukannya seperti tidak tahu apa apa. Saya berusaha yang bersangkutan hanya menjawab Ya atau tidak saja. Kasusnya saya lemparkan dan saya berikan pendapat saya. Bukan hanya bertanya tetapi berikan pendapat saya juga. Sehingga diapun akan melihat kalau saya juga mengenal peraturannya. Begitulah saya jika ingin ber sok tahu itu.
Tetapi dengan masyarakat Indonesia tentunya saya tidak akan bersikap sok tahu seperti diatas. Jadi jika mengahadapi setiap insan tentunya dengan cara yang berbeda beda. “So pasti.”

Makan Oseng Oseng Mercon di Jogja

Jogja, 12 Juli 2009. Menikmati perjalanan keluar kota mempunyai makna tersendiri.Apalagi jika sudah dipenuhi dengan tugas tugas rutin di kota Metropolitan dengan berbagai ragam manusianya yang lebih egois dibandingkan didaerah daerah. Hal ini cukup saya alami selama ini, sehingga bisa berkomunikasi dengan santun dengan rekan rekan diluar kota. Bisa saja kita lihat bagaimana santunnya Capres No. 2 sehingga lebih banyak simpati datangnya walaupun diselingi berbagai intrik intrik yang dikenal dengan black campaign.
Saya sendiri menjelang Pemilu Presiden menerima pesan singkat melalui ponsel mengenai anjuran untuk memilih Capres lainnya (selain No.2), tetapi tidak saya layani.

Terakhir kali jalan jalan ke kota Gudeg alias Jogjakarta bulan lalu sewaktu adakan turnamen tenis Piala Ferry Raturandang-66 di Lebah UGM.
Kesempatan berkunjung kedua kalinya disaat akan diselenggarakan turnamen Persami Piala Ferry Raturandang-67. Kok bisa dua bulan bertutut turut diadakannya di kota Gudeg ini. Ya, melihat animo cukup besar dan mudah dijangkau dan ada keinginan memajukan tenis di DIY telah diberi dukungan baik oleh rekan Pelti Jogja maupun Dekan FIK UNY yang memiliki sarana lapangan tenis yang tahun depan akan direnovasi.

Setelah tiba malam di Jogja, keinginan jalan jalan di Malioboro sudah tidak bisa ditahan. Semalam hal itu sudah bisa langsung dijalankan. Suasana lebih ramai dibandingkan bulan lalu karena sekarang liburan sekolah masih ada.

Malam ini dengan santai jalan jalan di Maliboro yang sangat ramai berbagai manusianya. Ada banyak wisatawan asing berkeliaran sepanjang jalan tersebut.
Begitu pula atraksi dijalan Malioboro cukup enak dilihat maupun didengar. Ada musik ngamen dengan angklungnya bersama gendang menyanyikan lagu lagu yang cukup populer seperti lagu dari band KUBURAN yaitu Lupa. Perhatian penontonpun cukup besar dengan memenuhi jalan. Banyak juga yang memberikan sumbangan kedalam kaleng yang diletakkan didepan mereka. Saya lihat ada uang Rp. 10.000, ada Rp. 5.000 tetapi yang paling banyak yang Rp 1.000.
Lupa, sesuai judul lagi, maka semua masalah yang datang selama PON Tenis maupun setelah PON Tenis, yang membuat kepala jadi puyeng juga, bisa terhapusi dengan sendirinya.

Malam ini, sambil menunggu pagi, sempat naik Andong kendaraan khas, keliling kota dengan kusirnya yang terlihat sudah ditatar tentang obyek pariwisata dikota Jogja. Ditunjukkannya Benteng van den Berg, Keraton bahkan Istana Negara. Tapi satu tawaran yang menarik adalah makanan. Yaitu Oseng oseng Mercon letaknya di jalan KH Dahlan.
Tertarik juga karena katanya jika makan maka akan kepedesan. Setahu saya , pedesnya Jogja pasti ditambah gula sehingga kurang pedes jika dibandingkan lidah Manado.
Duduk lesehan, saya salah pilih, karena menurut kusirnya dikatakan ada ayamnya, tinggal pilih, dan saya lihat ada ikan lele. Maka saya pilih lele. Setelah makan sambelnya kok tidak pedes. Baru sadar kalau salah pilih makanan saat melihat ada satu pasang pemuda dan pemudi sedang makan yang agak lain. Sayapun bertanya. “Itu yang dimakan apa ya Mas.?”
Ternyata dibilang kalau itu adalah OSENG OSENG. Waduh salah pilih. Akhirnya saya minta oseng oseng. Betul juga pedes sekali untuk lidah non Manado. Bagi lidah Manado biasa saja.Tapi karena saya punya lidah sudah kelamaan diluar Manado maka keluar juga keringat.
Sudah puas, kembali naik andong dengan kusir Joko Sudarso melanjutkan perjalanan keliling Jogjakarta. Kusir andongpun enak jadi teman bicara karena bisa ceritakan masuknya becak dimana sebelumnya andong ini merupakan alat angkutan primadonanya.
Setelah puas, maka dilanjutkan dengan minum wejang ronde, biar agak hangat karena sudah mulai terlihat gejala gejala pilek. Memang enak dan nyaman. Itulah Jogjakarta.

Jumat, 10 Juli 2009

TERJEBAK OLEH DIRI SENDIRI

Jakarta, 10 Juli 2009. Setelah selesai acara Pilpres yang masih ramapi disiarkan oleh media televisi sekitar quick count suara, saya menerima milis tetangga yang cukup enak dibaca.

Orang Eskimo menggunakan cara dan alat yang sangat sederhana untuk menyingkirkan serigala atau anjing-anjing liar yang mengganggu mereka, yaitu yang suka menyantap hasil buruan mereka. Setiap kali seorang pemburu merasa tangkapannya terancam oleh serigala atau anjing liar, maka ia akan melumuri sebilah belati tajam dengan darah dan membiarkan darah itu membeku. Lapisan darah itu akan dipertebal sehingga belati itu tidak lagi kelihatan sebagai sebuah benda yang membahayakan, tetapi menggiurkan. Kemudian ia akan meletakkan belati tersebut ditanah dengan posisi bagian yang tajam teracung keatas. Penciuman serigala atau anjing liar yang tajam akan terangsang tatkala mencium bau darah tersebut tanpa menyadari bahwa lidahnya sudah tersayat. Semakin lama ia semakin asyik menikmati darah segar, inilah yang pada akhirnya akan merenggut nyawanya karena ia akan mati kehabisan darah. Ia mati karena tak kuasa menahan diri dari hawa nafsunya yang besar. Ia mati karena ketamakannya.
Perilaku serigala itu merupakan gambaran yang tepat bagi anak manusia yang hidupnya menuruti hawa nafsu kedagingannya. Orang yang mengikuti keinginan dagingnya untuk terus meneguk minuman keras, mengkonsumsi narkotik, duduk ditempat perjudian hingga lupa makan dan minum, gonta-ganti wanita penghibur sehingga terkena AIDS, makan tanpa kontrol sehingga tekanan darah, kadar kolesterol atau asam urat meninggi, maniak belanja sampai terlilit hutang, suka bertengkar sehingga saling bunuh, clubbing sampai pagi tanpa memikirkan istirahat padahal keesokan harinya harus bekerja, dll., akan mengalami nasib yang sama dengan serigala atau anjing liar diatas. Keasyikan menikmati manisnya dosa membuat mata hatinya buta sehingga ia tidak menyadari bahwa jiwanya terancam bahaya.
Ada banyak masalah yang ditimbulkan oleh tidak adanya penguasaaan diri dan bahaya yang paling besar adalah kebinasaan oleh maut karena hidup didalam keinginan daging. Tuhan Yesus menjelaskan bahwa orang yang suka menuruti keinginan dagingnya akan diperbudak oleh dosa. “… Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.” (Yoh 8:34). Dosa suka memperhamba dan membuat kita lepas kontrol sehingga kita tidak menyadari bahwa secara perlahan kita sedang digiring oleh Iblis menuju gerbang kebinasaan. Karena itu perhatikanlah keadaan kita, latihlah diri kita agar memiliki penguasaan diri yang tinggi. Kita akan menjadi seorang pemenang jika kita tekun melatih diri untuk tidak mengikuti keinginan-keinginan daging kita.

DOA: Tuhan, dengan kekuatan yang daripadaMu aku akan mengalahkan keinginan-keinginan dagingku yang hanya membuahkan dosa dan maut. Mampukan aku ya Tuhan Yesus. Amin.

KATA-KATA BIJAK: Jangan memberi kekuasaan terlalu besar pada keinginan daging. Itu akan menjadi jebakan yang mendatangkan maut.

Nyaris Baku Hantam

Jakarta, 10 Juli 2009. Menjelang pemilihan Presiden ( tanggal 8 Juli )terjadi suatu peristiwa baru lagi di kantor sekretariat pada tanggal 7 Juli 2009 siang. Saya sendiri siang itu sedang ada tamu yaitu rekan Mustafa M yang dalam PON Tenis sebagai Referee kelompok Veteran. Asyik berbicara masalah tenis karena Mustafa juga anggota PengProv Pelti DKI, terdengar suara tamu yang cukup keras dibalik dinding ruangan saya.
Tamu tersebut menyalahkan Slamet Widodo karena putranya tidak dapat wild card oleh Pelti sewaktu turnamen internasional Thamrin Cup maupun Oneject 2009. Pertanyaan ini bukanlah asing bagi saya kalau ada orangtua yang mengeluh putranya tidak dapat wild card. Begitu juga menyalahkan Agus yang mengisi PNP. Begitulah ulahnya seolah olah ini karyawannya sendiri. Saya bersama karyawan Pelti menyadari kalau tugas kita adalah melayani masyarakat tenis sehingga kadang kadang harga diri dikorbankan akibat pelakuan yang sudah menjurus kekurang ajar.

Yang lebih seru lagi sempat terdengar kata kata kalau Direktur Turnamen Thamrin Cup Mustafa M itu hampir digamparnya sewaktu di Kelapa Gading.Akibat jawaban Mustafa saat itu dianggap seenaknya. Sayapun terkejut karena Mustafa mendengar sendiri ocehan tersebut.
Akhirnya Mustafa keluar ruangan menyamperin yang bersangkutan, menanyakan maksud kata kata tersebut.
Sayapun membiarkan keduanya adu argumentasi. Rupanya dia tersinggung dengan kata2 Mustafa yang sebutkan kalau wild card itu hak penyelenggara, mau diberikan kepada siapa bukan masalah. "Kamu orang Pelti bukan ? " ucapan Mustafa. Karena mengetahui bukan orang Pelti maka dianjurkan jadi Ketua Pelti saja. Orang tersebut mengatakan kalau dia panitia PON Tenis dan ketua forum orangtua.
Karena Thamrin Cup dibuat oleh Pengprov Pelti, maka diapun menuntut hak anaknya sebagai warga DKI, begitulah pernyataan yang keluar dari pembicaraan yang cukup tegang.

Sayapun menyadari pembicaraan mulai keras dan tidak mau terjadi sesuatu hal maka ikut keluar ruangan dan minta kepadanya agar keluar dari ruangan ini. "Ini kantor ya." ujar saya kepadanya. Pingin berteriak tapi sadar kalau suara saya kalah keras dengannya, jadi percuma.
Tetapi kelihatannya yang bersangkutan berjalan kedepan tetapi belum beberapa langkah kembali dengan telunjuk kanannya mengarahkan kemuka saya. Kira kira 5 cm telunjuk itu didepan hidung saya. " Turunkan tanganmu." bentak saya kepadanya. "Ini juga yang berikan 3 wild card." Karena dikira saya yang berikan wild card (PP Pelti), sayapun katakan kalau itu yang menentukan adalah PP Pelti, bukan pribadi saya.

Melihat ulahnya, darahpun sudah naik, tetapi saya masih banyak pertimbangan dengan masalah ini. Seperti juga apa yang dikatakan oleh teman teman agar saya tidak terpancing emosi menghadapinya. Saat itu saya sudah jadi gemetaran karena menahan marah. Akibatnya kepala jadi pusing juga.
Keluar Senayan bukan pulang tetapi mencari musik agar bisa tenang sehingga tidak terbawa emosi dengan orang rumah. Mendengar musik hidup cukup menyegarkan pikiran karen besoknya mau mencontreng.
Ternyata sampai dirumah ada siaran TV tentang Michael Jackson. Asyik juga mendengar lagu lagu yang disiarkan selama proses mengenang MJ didepan peti mayatnya. Ternyata sampai pukul 03.00 sudah tidak tahan masuk tempat tidur.

Keluhan Dari Veteran

Jakarta, 8 Juli 2009. Selama pelaksanaan PON Tenis 2009, muncullah protes atau bisa dikatakan keluhan dari masyarakat tenis khususnya veteran. Saya sendiri tahu banyak penggemar tenis veteran belum dilibatkan dalam kegiatan ini. Entah kenapa !

Ternyata seperti yang dikemukakan oleh Anneke kepada saya, tidak ada pemberitahuan kalau PON Tenis khususnya perorangan bisa diikuti semua petenis veteran. "Sayang ya, kita semua tidak tahu. Bisa ramai sekali jika tahu ini perorangan terbuka." ujarnya

Sayapun menyampaikan kalau ini pelaksanaan yang pertama sehingga lumrahlah kalau masih banyak keluhan keluhan dalam pelaksanaannya. Tetapi cukup membanggakan kalau peserta veteran datang dari Papua Barat, Maluku, Makassar, Manado yang cukup jauh dari Jakarta. Menunjukan tenis veteran sangat haus akan turnamen tenis

Sekarang jadiPR (pekerjaan Rumah) bagi BAVETI (Badan Veteran Tenis Pelti) untuk menampung aspirasi petenis veteran yang cukup banyak ada di Indonesia. Diharapakan mendatang makin baik pelaksanaannya sehingga bisa menampung semua keinginan.

Sandiwara satu Babak

Jakarta, 7 Juli 2009. Panasnya kota Jakarta sering membuat insan tenis ikut terbawa suasana panas ini. Selama pelaksanaan PON Tenis 2009 yang cukup membuat kagumnya masyarakat tenis karena baru kali ini diselenggarakan PON Tenis dimana banyak petenis dari berbagai daerah sudah menunggu saatnya menikmati suasana PON.
Banyak kejadian cukup menarik selama pelaksanaan tersebut. Sehingga saya sendiripun mempunyai suatu cerita panjang akibat panasnya udara Jakarta di Senayan.

Disaat menunggu dimulainya PON pada hari Sabtu 4 Juli 2009, sedang asyiknya duduk bersama sama rekan Diko Moerdono dan Christian Budiman , tiba tiba masuklah seorang Mr. Gentlemen (Mr.G) atau ORSHIN, sebutan yang diberikan oleh Johannes, kedalam ruangan tanpa berikan salam karena sedang terbawa emosi. Saya sendiri juga kaget apalagi rekan yang lainnya termasuk karyawan sekalipun diruangan kantor.

" Ini ada blogger gila." begitulah yang bersangkutan menyampaikan sambil membawa copy isi blogger tersebut ( Tournament desk main Nyelonong). Kemudian terdengar pula kata kata blogger tersebut mau digampar. Rekan sayapun terbengong bengong mendengar suara suara keras tersebut. Sedangkan saya yang berhadapan hanya bisa tersenyum melihat ulahnya.

"Pak Chris, saya ini dibilang sok tahu. Saya ini S-2 dari Amerika." ujarnya dengan keras, sambil berikan copy blogger tersebut, tetapi saya sendiri mengalihkan muka kearah lain. Begitu pula terdengar kata kata kalau dia itu tidak cari makan dari tenis.
Entah apa lagi yang diucapkan karena saya tidak konsentrasi atas ulahnya, sehingga tidak sepenuhnya ingat satu persatu kata kata tersebut. Karyawan kantorpun terbengong bengong mendengar kata kata tersebut.
Akhirnya karena tidak ada yang menanggapi maka keluarlah Mr.G tersebut keluar tetapi masih sempat mengeluarkan semacam ancaman (entah kepada siapa karena saya tidak lihat wajahnya). "Jangan main main sama saya ya!"

Setelah itu satu persatu karyawan menemuai kami bertiga. "Saya tidak tahu , marah kepada siapa. Apa ke Pak Chris ya, karena nama Pak Chris yang disebut sebut."

Diko pun karena bingung sambil memegang copy tulisan belum sempat dibaca karena terpesona dengan kata kata tamu tersebut, memandang saya dan berkata." Lo ya ! Begitulah adegan menjelang akhir PON Tenis yang akan ditutup esok sore. Sedangkan saat itu di Senayan penuh dengan mobil mobil yang mau kampanye Capres No. 2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Akhirnya saya hanya bisa mengurut dada saja karena semua yang terlibat di PON Tenis tentunya sudah sangat letih baik pikiran maupun fisik. Saya sendiri tidur sampai larut malam tidak seperti biasanya. Kurang tidur badanpun lelah karena mengawasi dari pagi sampai malam karena turnamen veteran masih berlangsung. Dihari pertama ada pertandingan baru selesai pukul 24.00 dan hari keduapun sampai pukul 23.30.

Senin, 06 Juli 2009

PON Tenis berakhir dengan berbagai Peristiwa

Jakarta, 6 Juli 2009. Berakhirnya Pekan Olahraga Nasional Tenis 2009 kemarin ternyata membawa kesan tersendiri bagi saya maupun masyarakat tenis Indonesia. Karena ini event yang pertama (PON Tenis) sehingga responsnya cukup baik sekali datang dari berbagai Pengprov Pelti ( ada 27 Pengprov yang ikut). Awalnya kami sendiri hanya memperkirakan sekitar 12 Pengprov karena waktu singkat kuranglebih 4 bulan persiapannya.
Kewalahan juga dalam persiapannya, mulai dari pemberitahuan keseluruh Pengprov Pelti melalui surat maupun email pribadi saya dan juga SMS. Tetapi masih banyak juga yang mengatakan belum mengetahui kegiatan tersebut. Untuk yang akan datang tentunya caranya harus berbeda tidak seperti sekarang, agar bisa sukses.
Memang pelaksanaan kali ini harus sudah mulai dievaluasi, sehingga pesiapan tahun depan agar lebih baik.

Suasana PON Tenis 2009, dengan udara cukup panas membuat banyak atlet muda ada yang sampai masuk rumah sakit (atlet Aceh), belum lagi yang sampai kram. Bisa dibayangkan ada atlet yunior asal Surabaya sampai dua kali kram dalam pertandingan berbeda dan hari berbeda.
Ini perlu mendapatkan perhatian baik orangtua, pelatih maupun pembinanya dimasa mendatang. Disaat masih yunior seharusnya diupayakan tidak terjadi kram. Bahkan ada yang mimisan (atlet usia muda).
Dengan ada event tunggal, ganda dan ganda campuran membuat jumlah pertandingan cukup banyak dan ketat. Laporan atlet sendiri dalam waktu yang sangat padat sehingga bisa bertanding 4 kali. Bagi yang fisiknya prima oke saja, tapi bagi yang tidak siap maka terjadilah kecapekan belaka.
Diluar pertandingan, panitiapun dibuat pusing tujuh keliling. Karena awalnya diperkirakan petinggi Republik mau hadir atau CAPRES mau hadir. Tentunya penyelenggara belum siap, kalau mendadak munculnya. Tetapi hal ini untungnya tidak jadi.
Belum lagi munculnya statement di media massa membuat beberapa pihak tidak enak hati. Ini hal yang lumrah saja , khususnya ketegangan membawa badan letih sehingga cukup sensitip lebih merasuki badan kita semua. Belum lagi masalah bentuk protes dilakukan oleh anggota penyelenggara akibat tulisan dimedia massa/maya, kadang kala melupakan etika berorganisasi. Saya memakluminya saja jika sampai terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

Tetapi semua ini saya atasi dengan berdendang dalam diri sendiri dengan lagunya Broery Pesolima , yang say lupa judulnya. Tetapi syairnya seperti... Mualnya biasa saja, akhirnya ngam......juga

Minggu, 05 Juli 2009

Sebuah Renungan

Jakarta, 5 Juli 2009. Ada satu milis menarik diangkat dihari Minggu yang sangat indah ini setelah menempuh berbagai kejadian disekitar lapangan tenis Jakarta.

Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya.
Tetapi lebih indah adalah menyayanginya tanpa mengharapkan sesuatu perasaan apapun darinya.

Hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang, Satu jam untuk menyukai seseorang,

Satu hari untuk mencintai seseorang, Tetapi membutuhkan seumur hidup untuk melupakan seseorang...
Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu dengan orang yang tidak tepat.

Jadi ketika kita akhirnya bertemu dengan orang yang tepat kita akan tahu betapa berharganya anugerah tersebut.
Cinta adalah ketika kamu membawa perasaan,
kesabaran dan romantis dalam suatu hubungan dan menemukan bahwa kamu peduli dengan dia........

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu.

Hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Ketika pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka...
Tetapi kadang-kadang kita menatap terlalu lama pada pintu yang telah tertutup itu
sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka bagi kita.

Teman yang terbaik adalah teman dimana kamu dapat duduk bersamanya dan merasa terbuai dan tidak pernah mengatakan apa-apa dan kemudian berjalan bersama.
Perasaan seperti itu adalah percakapan termanis yang pernah kamu rasakan.

Benarkah bahwa kita tidak tahu apa yang kita dapatkan sampai kita kehilangan itu ??
Tetapi benar juga bahwa kita tidak tahu apa yang hilang sampai itu ada .

Memberikan seseorang semua cintamu tidak pernah menjamin bahwa mereka akan mencintai kamu juga!!!

Jangan mengharapkan cinta sebagai balasan, tunggulah sampai itu tumbuh di dalam hati mereka, tetapi jika tidak, pastikan dia tumbuh di dalam hatimu ...

Ada hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu
dengar dari orang yang dari mereka kamu ingin dengar. Tetapi jangan
sampai kamu menjadi tuli walaupun kamu tidak mendengar dari seseorang yang mengatakan itu dari hatinya .

Jangan pernah berkata selamat tinggal jika kamu masih ingin mencoba.
Jangan menyerah selama kamu merasa masih dapat maju.

Jangan pernah berkata kamu tidak mencintai orang itu lagi bila kamu tidak bisa membiarkannya pergi...

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. ..

Kepada mereka yang masih percaya walaupun mereka telah dikhianati.

Kepada mereka yang masih ingin mencintai walaupun mereka telah disakiti sebelumnya
dan kepada mereka yang masih mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan

Jangan melihat dari wajah, itu bisa menipu.
Jangan melihat kekayaan, itu bisa menghilang.

Datanglah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum karena
Sebuah senyuman dapat membuat hari yang gelap menjadi cerah

Berharaplah kamu dapat menemukan seseorang yang dapat membuatmu tersenyum.
Ada saat di dalam kehidupanmu dimana kamu dapat merindukan seseorang,
kamu ingin mengambil mereka dari mimpimu dan benar benar-memeluk dia.
Mendekap dirinya dalam tiap tidur indahmu...

Berharaplah bahwa kamu dapat bermimpi tentang dia, yang berarti mimpilah apa yang ingin kamu impikan.

Pergilah kemana kamu ingin pergi. Jadilah sesuai dengan keinginan kamu,
Karena kamu hanya hidup sekali dan satu kesempatan untuk melakukan apa yang kamu inginkan

Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia...
Cukup cobaan untuk membuat kamu kuat.
Cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya,

Dan cukup harapan untuk membuat kamu bahagia. Selalu letakkan dirimu pada posisi orang lain.
Jika kamu merasa bahwa itu menyakitkan kamu.
Mungkin itu menyakitkan orang itu juga.

Kata-kata yang ceroboh dapat mengakibatkan perselisihan,
Kata-kata yang kasar bisa membuat celaka. Kata-kata yang tepat waktu dapat mengurangi ketegangan.

Kata-kata cinta dapat menyembuhkan dan menyenangkan.
Permulaan cinta adalah dengan membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri.

Dan tidak membentuk mereka menjadi sesuai keinginan kita.
Dengan kata lain kita mencintai bayangan kita yang ada pada diri mereka.

Orang yang bahagia tidak perlu memiliki yang terbaik dari segala hal.
Mereka hanya menghargai segala hal yang datang dalam hidup mereka.
Kebahagiaan adalah bohong bagi mereka yang menangis, mereka yg
terluka, mereka yang mencari, mereka yang mencoba...

Mereka hanya bisa menghargai orang-orang yang penting yang telah menyentuh hidup mereka.
Cinta mulai dengan senyuman,dan berakhir dengan air mata...
mungkin seperti itu...

Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan.
Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu
sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati.

Ketika kamu lahir, kamu menangis dan semua orang disekeliling
kamu tersenyum. Hiduplah dengan hidupmu, jadi ketika kamu meninggal,
kamu satu satunya yang tersenyum dan semua orang di sekeliling kamu menangis...

Begitulah sekedar renungan di hari Minggu yang saya terima melalui milis tetangga sehingga bisa menjalani perjalanan hidup didunia tenis ini yang sama panasnya dengan bertanding dilapangan tenis disaat terik matahari cukup panas.

Racun Dalam Prasangka

Jakarta, 5 Juli 2009. Hari Minggu yang indah ini cukup menyejukkan hati jika telah selesai berdoa kepada Tuhan karena telah selesaikan tugas dihari hari sebelumnya. Begitu pula saat saya menerima milis dari tetangga yang isinya cukup baik disimak.

Sejak dulu kita harus hidup dengan menghadapi racun prasangka. Kebanyakan perang dalam sejarah dimulai karena adanya prasangka dan kebencian. Dalam kitab Kejadian, Kain membenci Habel, dan bahkan sampai sekarang, kebencian tidak pernah punah. Membenci seseorang adalah kerja keras, dan itu membunuh semua yang baik lainnya dalam hidup. Bahkan banyak kepercayaan agama yang berkomitmen untuk mengasihi sesamanya, namun akhirnya berakhir dalam kebencian karena mengijinkan ego dan gengsi mengisi hati mereka.
Anda dan saya mungkin tidak selalu setuju dengan hal-hal yang dipercayai atau dilakukan orang lain, tapi kita tidak punya hak untuk membenci mereka karena itu, dan tentu saja kita juga tidak seharusnya memperlakukan mereka dengan salah. Tuhan tidak pernah menyuruh kita untuk selalu menyetujui keyakinan, pilihan-pilihan, dan tindakan orang lain, tapi kita diperintahkan untuk mengasihi semua orang. Tuhan membenci dosa, tapi Dia mengasihi setiap pendosa. Dia membenci sikap keras kepala dan pemberontakan, namun Dia mengasihi orang yang keras kepala dan pemberontak.

Saya menyadari bahwa tidak ada seorangpun dari antara kita yang 100% benar. Kebanyakan hal-hal yang kita ributkan adalah hal-hal remeh. Dalam Matius 23:24, Yesus berkata pada orang Farisi bahwa mereka menepiskan nyamuk tapi menelan unta. Mereka telah menjadi sangat pemilih terhadap hal-hal kecil, yang menghalangi mereka untuk berurusan dengan hal-hal yang benar-benar penting. Selama kita mengijinkan adanya prasangka. Kebencian dan ketidakharmonisan akan terus mempunyai tempat dalam hidup kita, dan kita akan menjadi tidak bertenanga untuk menghentikannya. Hanya persetujuan dan kesatuan yang akan membawa kekuatan untuk mengalahkan prasangka. Kita harus tidak mengijinkan iblis memenangkan perang di dunia ini. Kita bisa mengalahkan kebencian dengan mengijinkan kasih untuk mengatasi kecenderungan kita bersikap kritis terhadap perbedaan-perbedaan dengan orang lain.

Sebagai seorang wanita, saya bisa melihat ke masa lalu dan membenci semua pria karena banyak nenek moyang wanita saya diperlakukan dengan tidak adil. Denga cara yang sama, orang Yahudi bisa menghabiskan hidup mereka membenci orang Jerman karena Adolf Hitler. Orang Amerika dapat membenci Jepang karena serangan mereka di Pearl Harbor. Orang Afrika dapat membenci orang berkulit putih karena adanya perbudakan. Daftarnya bisa makin panjang jika kita menggalinya dari permulaan masa lalu. Masalah yang kita hadapi di masyarakat kita saat ini bukanlah hal baru, hanya merupakan pelipatgandaan karena masalah itu ada sejak lama.

Tidak ada seorangpun yang bisa kembali ke masa lalu dan memperbaikinya. Tidak peduli betapapun kita menginginkannya, tidak mungkin untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dari sejarah. Hanya Tuhan yang bisa menebus masa lalu. Hanya Tuhan yang bisa memberikan kesembuhan dan pemulihan yang kita butuhkan.

Dalam hidup saya sendiri, saya harus berhenti menambah daftar dari hal-hal yang telah hilang dari saya. Saya membuat pilihan untuk menyerahkannya pada Tuhan. Saya kagum dengan apa yang Tuhan lakukan dengan beberapa hal itu. Dia menebus rasa sakit di masa lalu saya dan memberikan saya kehidupan yang indah, yang menghasilkan buah-buah yang baik. Betapa menyedihkan jadinya jika saya memilih untuk menghabiskan hidup saya dengan tetap menggenggam kepahitan dan sikap tidak mau mengampuni itu, dengan terus membenci semua pria karena beberapa dari antara mereka telah menolak dan menyakiti saya, atau membenci semua orang di gereja karena beberapa telah mengkhianati saya. Semua itu hanya akan merampok saya dari kehidupan yang bahagia dan memuaskan di hari ini. Hidup itu terlalu pendek untuk dihabiskan dengan membenci orang lain.

Periksalah diri Anda sendiri dalam area ini, dan bersikaplah jujur. Apakah Anda mempunyai prasangka? Apakah ada area-area dalam hidup Anda dimana Anda telah mengijinkan kebencian memimpin Anda? Berdoalah dan mintalah Tuhan untuk membuang perasaan-perasaan itu. Kita semua perlu menyadari bahwa kita tidak lebih baik daripada orang lain, kita semua sama di mataNya. Setiap orang diciptakan oleh Tuhan, dan Dia mengatakan bahwa segala sesuatu yang telah Dia ciptakan itu baik. Ingatlah, musuh kita bukan orang lain. Musuh yang kita hadapi adalah kebencian, prasangka, dan iblis yang menyebabkan semua itu. Kita tidak bisa menghabiskan waktu dan energi kita untuk membenci dan berkelahi dengan orang lain. Kita perlu membuat keputusan untuk berjalan dalam kasih, dan berperang melawan kebencian.

Kasih selalu merupakan cara terbaik untuk menyerang kembali.
Begitulah milis yang diterima dari sipenulis yang tak dikenal.

Buanglah Kebencian Itu

Jakarta, 5Juli 2009. Apa yang membuat jiwa Anda menderita? Apakah Anda membenci seseorang karena pernah dilecehkan secara seksual, difitnah, dibuang, dianiaya, dipermalukan didepan umum, atau ditolak? Kebencian tentu menimbulkan kegelisahan.
Didalam kehidupan sehari hari khususnya di pertenisan kita cintai masih ada juga ketidak puasan atas hasil hasil yang dianggap mengganggu sehingga muncullah ketidak percayaan terhadap kebijakan kebijakan induk organisasi terhadap permasalahan yang ada. Akhirnya akan muncul kebencian didalam diri sendiri. Dimana bisa diungkapkan dalam pertemuan pertemuan baik yang formal maupun tidak formal dengan gaya masing masing.

Begitu juga seperti yang saya alami saat ikuti panel diskusi yang diselenggarakan disela sela Pekan Olahraga Nasional Tenis 2009 di Stadion tenis Gelora Bung Karno. Saya sendiri menyampaikan janganlah terlalu dini menyampaikan ketidak percayaan atas hasil PNP yang dibuat oleh induk organisasi. Tetapi saya langsung ceritakan sejarahnya dan kekuarangan yang ada, dan tentunya sedang diperbaiki.
Sama halnya ketika menyangkut masalah peranan induk organisasi diungkapkan ternyata mendapat respons yang berapi api untuk menyindir kepada induk organisasi tetapi sayapun dengan kepala dingin tidak terlalu berambisi untuk mengcounternya. Karena itu pendapat pribadi yang bisa diungkapkan kepada peserta yang hadir saat itu. Kesan yang timbul saat itu seperti ada kebencian yang mau dilontarkan sepihak saja.
Jika sudah kemasalah kebencian pribadi kepada perorangan maka saya teringat atas pesan yang saya terima dari milis tetangga agar bisa menyadari masalah ini yang bisa diatasi dengan kepala dingin, dan cukup dengan senyum saja.

Dalam ruang lingkup hukum kebencian, yang menjadi pembuat keputusan adalah diri kita sendiri, bukan orang yang kita benci. Buanglah kebencian dan menyingkirlah jauh dari jalan sakit hati, karena kebencian hanya akan membuat kita menjalani kehidupan yang negatif dan pahit. Lepaskanlah masa lalu yang pahit dan bangun masa depan dengan hati yang baru!
BERDOA: Terima kasih Tuhan Yesus, oleh belas kasihanMu kini aku bebas dari kebencian. Aku memilih untuk mempercayai bahwa Engkau menyediakan masa depan yang baik bagiku. Amin.
KATA-KATA BIJAK: Batu-batu luka akan membangun sebuah penjara “kebencian” jika dibiarkan menumpuk didalam jiwa kita.

Player dan Prayer

Jakarta, 5 Juli 2009. Menerima milis dari luar masalah kebiasaan seorang atlet dari lapangan dan setelah itu berbakti di masyarakat, cukup menarik juga untuk diangkat disini. Karena selama ini ada juga atlet tenis lakukan kebiasan positip seperti cerita dibawah ini.

Seorang pemain basket sebuah SMU memiliki kebiasaan yang sangat baik. Setiap usai melakukan pertandingan, dia selalu masuk ke ruang ganti sendirian dan berdoa di sana. Suatu kali pelatihnya melihat apa yang dia lakukan. "Apakah engkau baik-baik saja, Nak?" tanyanya dengan nada peduli. "Oh, saya tidak apa-apa. Saya hanya berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan atas pertandingan hari ini" jawab murid SMU itu.

Empat belas tahun kemudian, pemuda itu telah menjadi seorang pendeta dan penulis terkenal serta pembicara motivasi internasional. Sementara, si pelatih basket mengalami krisis di dalam rumah tangganya. Dia mendatangi pendeta yang mantan muridnya dan berkata, "Saya telah mengamatimu bermain dan saya juga telah mengamatimu berdoa. Saya membutuhkan apa yang kamu lakukan" Pembicara publik terkenal itu menyanggupinya dan berhasil menyelesaikan masalah ex-pelatihnya. Pendeta itu bernama John C. Maxwell.

Para sahabat seiman, kisah sejati di atas membuktikan sekali lagi bahwa sinergi antara player (pemain) dan prayer (pendoa) sungguh dahsyat. Kita juga bisa memakai sinergi yang sama antara bekerja dan berdoa. Saat Anda membaca renungan ini, semakin banyak saja para profesional atau karyawan yang mengadakan persekutuan doa di kantornya. "Ternyata produktivitas kami justru semakin meningkat," ujar seorang pemilik usaha penerbitan. Mari kita mengikuti jejak John C. Maxwell...

Kebiasan berdoa setiap saat tentunya cukup bermanfaat bagi umat manusia sesuai dengan keyakina masing masing.

Sabtu, 04 Juli 2009

Kunjungan Capres Nomer 2 di lapangan tenis

Jakarta, 4 Juli 2009. Kesiapan pelaksaan PON Tenis 2009 dihari hari menjelang akhir, sempat disibukkan dengan rencana kedatangan Capres No. 2 yang akan bertemu dengan Purnawirawan TNI/POLRI di gedung indoor tenis Gelora Bung Karno. Semalam sempat dikumpulkan panitia oleh Ketua Panpel Soebronto Laras untuk mengatur kendaraan ke tepat parkir. Sempat diinstruksikan kalau tempat disekitar lapangan tenis harus disterilkan dari kendaraan kendaraan. Sehingga semua kendaraan disediakan tempat parkir dibelakang lapangan outdorr.

Benar juga, pagi ini ternyata banyak kendaraan bus masuk ketempat parkir lapangan tenis Gelor Bung Karno. Berpuluh pulu bus memadati halaman didepan kantor PP Pelti.
Terpaksa parkir kendaraan agak jauh di depan kantor KONI Pusat.

Suasana tambah ramai dengan dagelan dagelan dikantor PP Pelti. Sebagai penonton saya bersama rekan rekan lainnya hanya bisa bengong saja tanpa reaksi sampai selesai. Begitulah situasi sekitar Pekan Olahraga Nasional Tenis 2009

Jumat, 03 Juli 2009

Tournament desk main nyelonong

Jakarta, 3 Juli 2009. Kejadian lucu terjadi dipertandingan PON Tenis kelompok umur. Hal ini disebabkan ketidak tahuan atas peraturan tenis khususnya tugas dan kewajiban disuatu turnamen. Bisa juga disebabkan karena keangkuhan seolah olah turnamen itu miliknya. Tetapi saya masih menganggap ketidak tahuan atas aturan turnamen tenis khususnya tugas dan tanggung jawab sebagai pertugas pertandingan.
Kali ini kejadian lucu tersebut dengan masuknya petugas (tournament desk) yang mau mencampuri tugas dari seorang wasit. Karena masalah bola masuk dan keluar dilihat sebagai masalah yang mau diselesaikannya tetapi lupa atau tidak tahu kalau bukan wewenangnya. Wasit Dono sempat kaget juga masuknya tournament desk menanyakan permasalahn wasit soal bola out dan in. "David , ngapain kamu masuk, kamu tidak berhak masuk lapangan. Ini tugas Referee." begitulah seperti yang diungkapkan oleh wasit Dono kepada saya.

Oleh wasit langsung dilaporkan kepada Referee Eka Rahmat tentang masuknya petugas yang tidak berwenang kedalam lapangan. Dan oleh Referee , Davidpun ditegur karena bukan wewenangnya. Menurut Eka didapatkan jawaban karena diperkirakan ini turnamen Bintang Seri.
"Memang anak dan bapaknya sama saja. Sok tahu." komentar orang lain yang mendengar kejadian tersebut. Sayapun tidak mau beri komentar ini karena menganggap petugas tersebut belum tahu aturan yang sudah baku ini.

Diturnamen tenis sudah jelas ada ketentuan tentang petugas. Hanya Referee dan ballboys, wasit yang bertugas diperkenankan memasuki lapangan pertandingan. Sedangkan Direktur Turnamen tidak diperkenankan masuk lapangan disaat pertandingan berlangsung. Sedangan dokter atau tenaga medis baru bisa masuk lapangan atas permintaan Referee. Begitulah ketentuan seperti ini. Ini suatu pelajaran yang baik bagi pelaksana turnamen terutama yang baru belajar selenggarakan turnamen. Memang masih banyak yang belum tahu dengan tata cara pertandingan khususnya tugas dan wewenangnya. Tetapi yang lebih penting adalah janganlah sok tahu. "That's the point"

Kamis, 02 Juli 2009

Kenapa tidak bilang ?


Jakarta, 2 Juni 2009. Terkejut juga saya hari ini ketika disampaikan oleh Martina Widjaja dalam pertemuan di sekretariat PP Pelti. Saya ditanyakan kenapa tidak bilang kalau mau selenggarakan Piala Ferry Raturandang tanggal 4-5 Juli disela sela PON Tenis. "Kenapa tidak bilang mau buat Persami ." tanya Martina kepada saya, karena mendengar dari orang lain akan buat Piala Fery Raturandang.
Tetapi langsung saya katakan rencana mau minta ijin kepada Ketua Umum PP Pelti maupun Ketua Panpel PON Tenis 2009 sewaktu dalam rapat beberapa bulan lalu tidak disampaikan karena semua pihak sedang konsentrasi pelaksanaan PON Tenis. " Saya tidak mau mengganggu konsentrasi semua pihak selenggarakan PON Tenis." kata saya kepada Martina Widjaja didampingi oleh Soebronto Laras, Christian Budiman. Saya menyadari PON Tenis 2009 merupakan event akbar bagi PP Pelti sehingga tugas saya juga harus lebih konsentrasi terhadap pelaksanaannya jangan sampai gagal. Saya sadar kalau akan ada masalah yang timbul dalam pelaksanaan ini akibat ulah pelaku tenis sendiri.

Memang beberapa bulan lalu saya ada rencana meramaikan PON Tenis disaat terakhir ( 4-5 Juli) dengan selenggarakan Persami memperebutkan Piala Ferry Raturandang khususnya KU 10 tahun dan 12 tahun. Kesempatan diberikan kepada atlet muda usia merasakan juga nuansa PON Tenis. Bahkan saat itu saya sudah minta ijin dulu kepada Johannes Susanto selaku Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti dan Hudani Fajri selaku wakil koordinator pertandingan Panpel PON Tenis. Karena merasa seharusnya minta ijin kepada yang mempunyi wewenang sehingga tidak mau semena mena merasa pengurus PP Pelti bisa berbuat seenaknya. Saya merasa masih punya etika dalam berorganisasi. Dengan jabatan Wakil Sekjen PP Pelti tentunya punya power juga tetapi sadar dalam menjalankan organisasi tentunya juga harus punya sopan santun juga.

Kehadiran saya dipertenisan khususnya menjalankan turnamen Persami Piala FR ini selalu dituding macam macam oleh pihak yang iri hati dengan melemparkan isu conflict of interest dimana disebar luaskan dimedia maya, sehingga saya harus lebih berhati hati sekali.
Panitia PON Tenis sendiri sempat dikagetkan dengan adanya poster tunamen Junior Grand slam diselenggarakan bersamaan dengan PON Tenis dilakukan pihak diluar Pelti. Padahal tempat yang digunakan adalah lapangan tenis Gelora Bung Karno Jakarta yang sedang digunakan oleh PON Tenis 2009. Johannes Susanto selaku Ketua Bidang PP Pelti langsung bereaksi dan menanykan kepada saya masalah ini tetapi saya tidak tahu menahu. Langsung menegur keras kepada penanggung jawab turnamen tersebut.
Bahkan Ketua Umum PP Pelti sendiri cukup kaget melihat ulah pelaku turnamen ini yang tidak etis tanpa minta ijin kepada PP Pelti. Hal yang sama sebagai penanggung jawab Aga Soemarno juga tidak tahu menahu masalah ini awalnya, membuat dirinya kesal. Hal ini disampaikan langsung kepada saya.
"Ya, sudah demi untuk tenis biarkan saja diselenggarakan kegiatan itu walaupun kita semua sadar kalau yang bersangkutan adalah orang yang tidak tahu etika tenis." ujar saya sendiri kepada mereka.
Martina sendiri menawarkan agar saya bikin juga bersamaan ditempat yang sama, tetapi saya tidak mau membuat petenis maupun orangtua jadi bingung. "Lain waktu masih ada kok." ujar saya kepadanya.
Malam hari saya terima telpon dari rekan di Solo menanyakan masalah Piala FR di Jakarta tanggal 4-5 Juli 2009. Langsung saya sampaikan kalau tidak jadi rencana ini karena sudah ada yang adakan, lebih baik saya mengalah. Karena penasaran dikatakan kenapa harus mengalah. " Yang tua harus mengalah." ujar saya sambil ketawa kepada anak muda dari Solo yang juga kurang senang atas prilaku dari rekan tersebut.