Sabtu, 31 Januari 2009

Tegal Ingin Adakan 2 Turnamen Nasional

Jakarta, 1 Februari 2009. Semalam tepatnya pukul 23.00 terima SMS dari rekan tenis di Tegal, Purnomo yang juga ayah dari petenis Prima Simpatiaji. Komunikasi dengannya sudah sering dilakukan baik dalam bentuk beri informasi masalah pertenisan khususnya turnamen tenis. Karena siang hari August Ferry Raturandang kirim SMS mengenai rencana turnamen Piala Ferry Raturandang-63 di Cirebon.
Ternyata Purnomo sedang berada di Jakarta. Ingin bertemu Minggu 1 Februari 2009 dikantor PP Pelti. Dengan senang hati keinginan rekan tersebut disambut dengan baik.
Hari ini tepatnya pukul 10.00 Purnomo yang telah tiba lebih dulu dilakukan pertemuan untuk membicarakan kemungkinan kemungkinan diadakan turnamen tenis di Tegal yang sedang membangun tribun lapangan tenis yang sudah ada. "Waduh terima kasih banyak Pak Ferry mau menerima saya dihari libur ini." ujar Purnomo. Tapi langsung ditanggapi olehnya kalau dia itu hanyalah pelayan bagi masyarakat tenis. "Coba lihat kaca yang ada didinding ini. Setiap hari kalau mau melihat kekaca selalu timbul perkataan kalau kamu itu adalah pelayan dari masyarakat tenis."
"Masalah lalu-lalu mari kita lupakan. Dan ini bukan hukuman yang diberikan untuk seterusnya." ujarnya untuk menjelaskan masalah dicabutnya pengakuan turnamen nasional Bakrie Tegal Open 2008. Dijelaskan pula kalau selama ini sering terjadi jalan terlarang dilanggar pengendara kendaraan dimana tidak adapolantasnya. Sama seperti Turnamen Nasional Yunior di Indonesia dimana induk organisasi tidak mengetahuinya saat kejadian. "Ini berbeda dengan di Tegal, ibaratnya jalan terlarang sudah ada tandanya kemudian ada polantas didepan jalan, masih dilanggar. Jadi jelas sudah." ujarnya untuk menjelaskan permasalahannya. "Saya terus terang tetap menganggap apa yang sudah terjadi di tahun 2008 dilupakan saja, mari kita melihat kedepan demi tenis Indonesia." ujarnya kepada Purnomo yang sekarang sudah pindah kerjanya bukan lagi di Dinas PU tetapi pindah ke Dinas Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kotamadya Tegal yang pejabat Walikota sekarang akan ditimbang terimakan kepejabat baru bulan Maret 2009.
"Saya ingin memastikan agar ada 2 kegiatan nasional di Tegal, yaitu turnamen yunior dan senior. Mohon diatur. " permintaan Purnomo yang langsung diberikannya Formulir Pendaftaran TDP 2009 yang harus dilengkapinya. Selanjutnya dikatakan ingin turnamen nasional yunior di liburan sekolah dan turnamen senior (kelompok umum) di Oktober 2009. "Kami akan minta agar Sportama diadakan di Tegal." ujarnya setelah melihat Kalender TDP yang telah disiapkan.
Olehnya ditanyakan kelanjutan Bintang seri di Tegal yang tahun lalu sudah sukses, agar diteruskan saja sehingga makin banyak kegiatan2 turnamen di Tegal yang punya fasilitas lapangan cukup memdai sekali. Banyak keuntungan didapat kota Tegal dengan adanya kegiatan kegiatan olahraga.
Piala Ferry Raturandang di Tegal
Setelah mengetahui adanya Piala Ferry Raturandang di Cirebon yang jaraknya tidak terlalu jauh, Purnomo menawarkan pula jika dilaksanakan di Tegal. "Dengan senang hati kami ingin juga di Tegal. tetapi sebagai prioritas utama adalah dikota kota yang belum pernah adakan turnamen Persami." ujarnya kepada Purnomo. Selanjutnya dikatakan tidak tertutup kemungkinan diadakan di Tegal. Sambil melihat waktunya sendiri yang sangat terbatas.

Batal Jalan2 ke Cirebon, tapi nekat selenggarakan Piala Ferry Raturandang di Cirebon

Jakarta, 31 Januari 2009. Sebenarnya hari ini ada rencana mau jalan jalan ke Cirebon dengan mobil. Sehari sebelumnya sudah kontak salah satu rekan tenis di Cirebon, Karma. Dan dia sudah mau menerima di Cirebon. Kebiasaan jalan jalan ini sudah merupakan jadwal August Ferry Raturandang mengisi waktunya ditahun 2009. tapi sasarannya adalah disamping menghilangkan segala permasalahan rutin di Jakarta juga untuk melihat peluang peluang didaerah supaya ada kegiatan turnamen tenis. Mulai dari yang paling gampang adalah Piala Ferry Raturandang.
Kota Cirebon sebenarnya bukan kota asing baginya karena ditahun 1989-1990 pernah adakan turnamen nasional di Cirebon. Tidak bisa dilupakan karena waktu itu setelah final Cirebon Open, langsung berangkat dengan mobil ke Bandung untuk melihat kondisi lapangan Taman Maluku saat itu sebagai persiapan pertandingan internasional.
Tapi entah kenapa, ada permintaan dari istri pagi pagi karena ada undangan HUT salah satu sepupunya dan cucunya di Pondok Gede. Keluarga Londa-Pesik. Sehingga keinginan jalan jalan ke Cirebon dibatalkan.
Keinginan ke Cirebon adalah untuk mematangkan keinginan selenggarakan turnamen tenis Piala Ferry Raturandang yang beberapa bulan lalu sering ditanyakan oleh teman teman di Cirebon melalui telpon. " Kapan dong buat Persami di Cirebon?" inilah bentuk protes atau permintaan setiap kirim SMS rencana Piala Ferry Raturandang kalau di Jakarta atau Bandung.
Tetapi keinginan sudah ada atau dikatakan sebelumnya yaitu ada NIAT, maka harus dilakukan step berikutnya adalah NEKAD.
Langsung kirim SMS ke Karma kalau batal ke Cirebon. Tetapi sampaikan keinginan selenggarakan Piala Ferry Raturandang minggu depan tepatnya 7-8 Februari 2009. Ketika terima tawaran masalah bantuan soal lapangan Pemda ( 4 buah), maka seketika dimintakan nama lapangan dan alamatnya, karena akan edarkan promosikan turnamen melalui internet dan SMS seperti lazimnya promosi Piala Ferry Raturandang. "OK, saya akan selenggarakan Piala Ferry Raturandang ke 63 di Cirebon." ujarnya.
Saat itu juga dikirimkannya edaran melalui email ke rekan rekan tenis di Cirebon, Tegal, Bandung, Cianjur dan Jakarta. Dan juga lebih efektip dengan SMS melalui telpon seluler.
Tidak disangka yang masuk pendaftaran pertama datang dari Cianjur. Direncanakan turnamen Piala Ferry Raturandang -63 pada hari Sabtu 7 Februari pukul 10.00 dan Minggu 8 Februari 2009 muli pukul 08.00 dilapangan tenis milik Pemda GOR Bima jalan Brigjen Darsono Cirebon.

TENGGARONG: Harus ada Turnamen Nasional

Jakarta, 31 Januari 2009. Setelah terima telpon dari Ambon, tidak lama kemudian terima telpon dari Tenggarong Ibukota Kabupaten Kutai Kertanegara (KUKAR) Kalimantan Timur. Ternyata dari Ketua Pengkab Pelti Kukar, Ir Didi Ramyadi.
Pembicaraan masalah pembinaan tenis untuk Kabupaten Kutai Kertanegara yang cukup terkenal di bumi Ethan (Kalimantan Timur), sebagai kelanjutan dari pembicaraan sebelumnya sewaktu bertemu pertama kali di stadion tenis Palaran Samarinda disela sela turnamen nasional Mahakam Samarinda 2009.
"Tanpa kompetisi atau turnamen maka pembinaan atlet tidak ada artinya." ujarnya untuk meyakinkan Ir. Didi Ramyadi. Sehingga ditawarkannya agar di kota Tenggarong yang jaraknya hanya 30 menit dari kota Samarinda selenggarakan turnamen tenis nasional yunior. Diadakan turnamen didaerah sendiri sangat membantu atlet darah tersebut dalam mengatasi pendanaannya. Karena beaya yang paling besar adalah beaya keikusertaan turnamen.
"Masalah beaya yang dibutuhkan, menurut saya berapa dana yang bisa disediakan oleh Bapak melalui sponsor didaerahnya. Saya bekerja berdasarkan dana yang tersedia bukan berapa beaya yang dibutuhkan turnamen nasional." ujarnya kepada Ir. Didi Ramyadi.
Kemudian dikatakan pula akan dibicarakan dengan rekan rekannya di Tenggarong. "Sebaiknya disaat liburan sekolah bulan Juli 2009 diadakan sirkuit tenis yunior dibeberapa kota seperti Samarinda, Tenggarong, Balikpapan dan Tarakan. Sehingga atlet Kaltim tidak perlu harus buang dana besar ke Jawa." ujarnya .
Ditanyakan pula Hari Ulang Tahun Kabupaten KUKAR sehingga bisa minta dana kepada Bupati setempat. Ternyata HUTnya dibulan September yang bertepatan dengan Puasa.
"Mudah mudahan rencana turnamen tenis nasional bisa terealiser seperti yang sudah ada di Tarakan, Samarinda dan Balikpapan." harapannya terhadap pertenisan di Kalimantan Timur.

Piala Ferry Raturandang Minta diselenggarakan di Ambon

Jakarta, 31 Januari 2009. Hari ini terima telpon dari daeah ujung Timur yaotu Ambon. Telpon seluler berdering muncul nama sipengirima yang sudah terekord dalam ponselnya. " Hallo Meneer Frengky, apa kabar?" ujarnya menyambut telpon tersebut.
Rekan tenis ini sudah dikenal sewaktu masa jaya jayanya dipertenisan bagian Timur Indonesia, karena dia itu juara Ambon yang cukup dikenal. Sekarang Frengky sudah jadi Ketua Pengprov Pelti Maluku.
"Mau minta Piala Ferry Raturandang dibuat di Ambon." ujarnya membuat kaget juga. Seketika keinginan ini disambut baik. Dan segera ditanyakan juga kira kira ada seberapa banyak petenis yunior di Ambon saat ini. Begitu disebutnya angka 20 petenis membuat lemas juga. Tapi selama ini August Ferry Raturandang berpegang pada jika ada NIAT maka semuanya bisa berjalan. Jadi jangan sampai Niat ini dimatikan begitu saja. Dengan memiliki Niat maka masalah Dana akan segera bisa diatasi juga. Ini pengalaman selama ini.
"Begini bung, bagaimana kalau bikin Turnamen nasional saja. Berapa harga tiket pesawat terbang dari Jakarta ke Ambon?"ujarnya kepada Frengky. Disebutnya angka diatas Rp. 1 juta.
Selanjutnya oleh Frengky dikatakan akan bertemu Ketua Umum KONI Provinsi Maluku, dan akan mengajukan permintaan dana sebesar Rp. 80 juta.
"Bung, kalau angka Rp. 80 juta itu untuk beta bisa bikin 3-4 turnamen nasional." ujarnya membuat Frengky tidak percaya. "Apa so termasuk hadiah, wasit,ballboys dll." pertanyaannya terheran heran. Kemudian diceritakan kalau turnamen itu kebutuhan atlet. Jadi kalau mau bermewah mewah bisa saja tetapi kemampuan hanya 1 tahun sekali. Lebih baik dana untuk bermewah mewah itu digunakan untuk 3-4 turnamen yang sama. Ini lebih bermanfaat bagi atlet sendiri. "Betul juga ya !" kata Frengky.
Dinasehati juga kalau baru perama kali minta bantian Pemerintah daerah, dianjurkan tidak mengajukan angka Rp. 80 juta karena kemungkinan kecil disetujui. Lebih baik ajukan lebih rendah, nanti setiap tahunnya bisa dinaikkan perlahan lahan. Lebih baik mengajukan angka Rp. 30 juta dulu. Diceritakan pula semua ini berdasarkan pengalaman minta Walikota , Gubernur dilain daerah selenggarakan turnamen nasional dan berhasil.
"OK nanti beta laporkan kalau sudah berhasil." ujar Frengky. Setelah itu beberapa nasehat disampaikan dalam rencana pelaksanaan turnamen yang akan datang.
"Ya semoga berhasil sehingga bisa meningkatkan prestasi tenis didaerah ujung timur ini. Semoga !"

Jumat, 30 Januari 2009

Persiapkan Liga Tenis Mahasiswa 2009

31 Januari 2009. Hari ini berbincang bincang dengan Martina Widjaja dirumahnya membicarakan kelanjutan rencana menyelenggarakanLiga Tenis Mahasiswa ditahun 2009. Ini event mahasiswa yang belum digarap oleh induk organisasi Pelti. Salah satu administrator PP Pelti Damrah ditugaskan untuk membuat perencanaan dengan August Ferry Raturandang sebagai penanggung jawab project ini.
Sepengetahuannya, beberapa puluh tahun silam pernah sebagai penyelenggara Kejuaraan Tenis antar Mahasiswa di Pusat Tenis Kemayoran Jakarta. Karena berbentuk Liga maka sudah harus dipikirkan sistem pertandingannya , apakah home and away atau tidak. Kalau home and away tingkat kesulitannya akan besar.
Petenis mahasiswa sebenarnya cukup banyak karena setelah petenis yunior memasuki perguruan tinggi maka ditingkat mahasiswa tidak ada event khusus mereka kecuali ada POM Nasional yang tidak setahun sekali pelaksanaannya.
Sudah waktunya mahasiswa di Perguruan Tinggi ini mempersiapkan tim tenis , karena Pelti sudah akan bergerak mensosialisasikan kegiatan ini. Mulai dari provinsi N.A.D kemudian di Sumut dan seterusnya.
Kegiatan Liga Tenis Mahasiswa ini berupa beregu baik putra dan regu putri yang masing masing terdiri 4 petenis karena yang akan dipertandingkan 2 Tunggal dan 1 Ganda.
Saat ini selaku penanggung jawab kegiatan August Ferry Raturandang akan menginventariser Perguruan Tinggi yang memiliki tim tenis , baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Kemungkinan bekerjasama dengan Bapomi selaku Badan Pembina Olahraga Mahasiswa juga dibutuhkannya. Mudah mudahan program ini bisa berjalan karena Pelti juga akan menanggung pelaksanaannya.

Kamis, 29 Januari 2009

PELATNAS : Kok Oleh KONI Pusat

Jakarta,30 Januari 2009. Situasi memanas antara KONI Pusat dan Menegpora RI diangkat media massa membuat sering mendapatkan pertanyaan sikap Pelti terhadap situasi ini. Pertanyaan datang baik dari media cetak maupun media elektronika.
Masalah yang muncul adalah Menegpora RI mempunyai program PAL (Program Atlit Andalan) sedangkan KONI Pusat mengumumkan PELATNAS menghadapi SEA Games 2009 di Laos.
Kedua belah pihak bersikeras dalam statement masing masing, bahkan sampai berkembang yang lebih menjurus ke perorangan.
August Ferry Raturandang sempat menyampaikan pendapat dalam salah satu seminar diadakan Kantor Menegpora, langsung kepada Wakil Ketua PAL yaitu Setia Dharma Madjid. "Jaga dong image OLAHRAGA ini . Tugas Humas masing masing agar berseteruan antara kedua institusi dihentikan." ujarnya. Berkeinginan mau memasyaraktkan olahraga tetapi didunia olahraga yang muncul justru perseteruannya dibandingkan prestasi.
Sewaktu terbentuknya KOI/KON sesuai dengan Undang Undang No. 3 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, August Ferry Raturandang sempat masuk dalam tim kecil pembentukan AD ART KOI. UU No 3 menyebutkan KONI menjadi KON (Komite Olahraga Nasional) , tetapi hasil rapat anggota tetap disebutnya KONI begitu juga ke daerah daerah. Setelah itu sudah tidak ikuti perkembangan lebih detail.
Bagaimana dengan struktur organisasinya ? Apakah susunan kepengurusan KOI dan KONI sama ? Jawabannya adalah TIDAK. Yang sama adalah Ketua Umumnya saja. Susunan kepengurusan KOI lebih sedikit dibandingkan dengan KONI. Yang pasti susunan Pengurus Hariannya tidak sama.
Sebagai orang awam membaca tentang PELATNAS dilakukan oleh KONI Pusat. Ada ganjelan dalam dirinya . Apakah betul ? Apakah tidak keliru ? Adanya Undang Undang No. 3 ini sudah jelas ada pembagian tugas antara KOI (Komite Olimpiade Indonesia) dan KONI ( Komite Olahraga Nasional Indonesia). Artinya yang sangat sederhana adalah KOI menangani event internasional termasuk SEA Games sedangkan untuk KONI adalah event nasional seperti PON.
Apakah anggota KOI sama dengan anggota KONI?. Tentunya berbeda. Artinya anggota KOI adalah induk organisasi yang ikuti Olimpiade. Sedangkan KONI adalah induk organisasi yang terdaftar di KONI.
Kemudian timbul pertanyaan pribadi, apakah tidak keliru kalau KONI yang adakan PELATNAS untuk SEA Games ? Dari daftar pengurus Pelatnas belum terlihat petinggi petinggi KOI didalamnya. Bukannya yang harus laksanakan Pelatnas SEA Games adalah KOI yang memang juga Ketua Umum KOI dan KONI adalah Rita Subowo. Ini pertanyaan pribadi karena hanya melihat dari luar saja. Mungkin ada alasan khusus sehingga bisa berubah. Mudah mudahan begitu. Sebaiknya sifat sportivitas dijunjung tinggi. Bukan hanya oleh atlet atlet yang selama ini selalu ditanamkan oleh pembinanya, tetapi juga pembina pembina ini juga perlu.

High Profile Low Profit

Jakarta, 29 Januari 2009. Ingin juga tertawa jika membaca komentar komentar miring yang muncul di website pelti (www.pelti.or.id) setiap hari. Ada yang "kurang ajar" karena tidak pernah "belajar" (etika), disebabkan sinting atawa gila ditunjang dengan sirik karena tidak bisa berbuat dibandingkan yang dilakukannya.
Tapi ada satu dua yang bermanfaat bagi kita semua (tidak kena delete). Jalan jalan membuat ada sedikit ketidak adilan (menurut mereka) dalam memilih jalan jalan tersebut. Memang diakuinya kalau lebih banyak ke Kalimantan dalam dua tahun terakhir sebagai langkah persiapan Pekan Olahraga Nasional XVII 2008. Ditunjuk sebagai Technical Delegate oleh induk organisasi sehingga tanggung jawab mulai dari awal sampai akhir. Dan ini yang dilakukannya. Akibatnya lebih banyak mengenal Kalimantan Timur lebih besar daripada Sumatra. Sebenarnya lebih dulu kenal Sumatra daripada Kalimantan Timur. Karena era Moerdiono (1986-1990) pergi ke Medan pertama kali ditugaskan Pelti untuk persiapan Turnamen Nasional BCA Open ( 1990) di lapangan tenis Kebon Bunga. Begitu pula dengan Padang, Jambi, Pekanbaru, Banda Aceh untuk beberapa persiapan TDP Nasional. Waktu itu sempat hadir dipertenisan Indonesia TDP Semen Padang, Piala Gubernur Jambi, Piala Gubernur Riau dan Aceh Terbuka. Begitu juga selenggarakan pertama kali Persami Piala Ferry Raturandang di Palembang. Tahun 2003 sebagai persiapan PON XVI di Palembang 2004 diadakan Kualifikasi PON di Palembang.
Bagaimana dengan tahun 2009 ?
Melihat potensi daerah dengan berbagai fasilitas yang dari minim sampai yang the best di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, segala macam permintaan yang pernah disampaikan kepada rekan rekan didaerah tersebut kurang mendapatkan respons cepat karena kesibukan masing masing yang harus dimaklumi semua pihak. Keinginan besar memajukan daerah daerah tersebut, daripada menunggu nunggu sudah beberapa tahun terakhir lebih baik langsung "action" . Karena mumpung bukan anggota NATO (No Action Talk Only), terpaksa "turba" (turun kebawah) saja. Inilah hasilnya dari beberapa kunjungan dan jalan jalan yang dimaksud. "Suka atau tidak suka masa bodoh lah. Ngapain urusin orang2 yang cuma NATO. Tidak ada manfaatnya " ujarnya lebih enteng agar blood pressure tidak naik karena punya pembawaan hypertension.
Bagaimana dengan Sumatra ?
Berita gembira justru datang dari provinsi paling utara yaitu Nangroe Aceh Darusalam (NAD). Awal tahun 2009 sudah ada TDP kelompok yunor, kemudian diselenggarakan lagi TDP Kelompok Umum (Februari)dengan prize money Rp 60 juta. Ini betul betul upaya dari rekan rekan Pelti Provinsi N.A.D yang akan selenggarakan Musyawarah Provinsi Pelti NAD 2009.
Yang hebat adalah Medan. Awal tahun 2003, sempat berbincang bincang dengan sekretaris Pengda Pelti (saat itu) tentang kemungkinan adakan Turnamen Nasional di kota Medan tepatnya dilapangan tenis Kebon Bunga. " Awak bawa sponsor dari Jakarta, Abang cuma buatin anggaran dan proposalnya. " penawaran dilakukan kepada S. Nasution saat itu menjabat Sekretaris Pengda Pelti Sumatra Utara. Sampai lengser tetap tidak ada beritanya. Hal yang sama terjadi lagi beberapa tahun kemudian. Begitu pula dengan kepengurusan yang baru diakhir tahun 2007 di Jakarta, hal yang sama ditawarkan kepada 3 petinggi Pelti Sumut di cafe Coleman Hotel Menara Peninsula. Kelihatannya ada kesepakatan dan bahkan sampai berjabat tangan bertiga untuk menyatakan tekad ini. Tapi nyatanya juga mereka ini termasuk anggota NATO. Semuanya baik yang dulu dan sekarang setali tiga uang. "Apalah awak ini."
Tapi asa masih ada untuk kota Medan, mulai dengan provokasi kiri kanan dengan teman2 yang tidak duduk dalam kepengurusan Pelti setempat. " Doakan saja bisa terealiser di tahun 2009. "
Melihat situasi kota Medan yang terkenal keras ini tetapi tidak dalam hal dilapangan tenis ( lapangan Kebon Bunga itu jenisnya clay, bukan hard court) membuat berbagai cara dilakukannya dengan memprovokasi kepada teman teman baru agar diadakan turnamen nasional di Kebon Bunga. Bisakah Anda bayangkan dalam satu lokasi (Kebon Bunga) ada 10 lapangan tenis ? Ini cuma di Medan yang ada diluar Jakarta (Gelora Senayan dan Kemayoran ) yang memiliki 10 lapangan dalam satu lokasi. Balikpapan ada 8 lapangan , Samarinda 7 lapangan, Manado 8 lapangan, Makassar 6 lapangan, Palangka Raya 6 lapangan, Bandung 8 lapangan Siliwangi, Caringin 6 lapangan dalam satu lokasi.
"Saya tidak habis mengerti punya 10 lapangan tapi tidak ada kegiatan nasional atau Turnamen tenis nasional. Apakah sudah tidak ada kepeduliannya lagi. Ini yang harus dipertanyakan." Menurutnya tidaklah perlu lagi salahkan kepada induk organisasi didaerah tersebut. Dihimbaunya pula jika ada orang yang ingin memajukan tenis didaerah tersebut, datang dan berbicaralah dengannya bahkan diajaknya bersama sama lakukan sesuatu. Harus diakuinya kalau rekan rekan ini daerah ini terlalu banyak kesibukannya.
"Ini Medan Bung. " tetapi sayang tetap keras tidak ada kegiatan turnamen nasionalnya. Diakuinya pula jika ada kepedulian teman teman atas pertenisan didaerah maka langsung akan direaliser kegiatan khususnya turnamen tenis baik kelas Persami maupun Nasional. Dan niat baik ini akan tetap dijalankan sampai sudah tidak bisa berbuat apa apa alias jikaTuhan tidak mengijinkan lagi. Pernah disampaikannya sewaktu berada didaerah daerah, rahasianya sampai bisa terlaksana. " Hanya NIAT dan NEKAT modal saya, Bukan DANA." Diakatakan pula ada Dana tapi tidak ada Niat percuma juga. Tapi kalau ada Niat dan dibantu Nekat maka Dana akan datang juga. " Believe or Not ".
Kegeraman August Ferry Raturandang ada dasarnya. Pengalaman pribadi sewaktu masih sebagai petenis yunior di Singaraja kemudian pindah ke Ampenan (Lombok). Bangga sebagai putra dari PNS yang orangtua bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PDK) Nusa Tenggara dan Nusa Tenggara Barat bisa bermain tenis mengikuti hobi kedua orangtua yang juga sebagai petenis handal didaerah tersebut (petenis PON dari Bali) dan sekaligus sebagai pelatih putra dan putrinya. Geram karena peristiwa sewaktu kecil masih ada juga didaerah daerah disaat era modern ini yaitu anak anak berlatih tenis setelah orangtua bermain. Prioritas penggunaan lapangan ke orangtua baru anak2. Tapi coba lihat di Jawa khususnya kota kota besar, orangtua latihan tenis , sedangkan anak anak bisa berlatih dengan pelatih disaat yang sama melalui sekolah sekolah tenis. "Iri juga ya kalau lihat anak anak sekarang dengan berbagai fasilitas. Maklum jaman sudah berubah."
Ada yang hampir terlupakan kalau di kota Palangka Raya ada 2 lapangan khusus disediakan untuk latihan yunior. Pintu lapangan dikunci khusus untuk yunior. "Salutlah masih ada perhatian besar kepada yunior." Keluhan dari Banjarmasin (dengar dari pelatih dan salah satu anggota pengurus Pelti setempat sewaktu jumpa di Palangka Raya) ternyata 4 lapangan satu lokasi milik Pemerintah Provinsi lebih diutamakan untuk orangtua tua.
Melihat situasi pertenisan diluar Jawa demikian, August Ferry Raturandang hanya bisa menghimbau kepada rekan rekan petinggi Pelti ataupun perusahaan perusahaan didaerah daerah agar lebih memperhatikan pembinaan yunior. Bagi yang sudah jalankan maka agar ditingkatkan dengan pengadaan kompetisi-kompetisi lokal dan nasional.
" Ya cuma bisa menghimbau dengan harapan agar sadarlah kalau duduk diinduk organisasi tenis punya obsesi agar tenis didaerahnya bisa maju dengan cara perhatikan pembinaan yuniornya. Jangan sudah tua baru boleh bicara."

Menolak ke Solo

Jakarta, 29 Januari 2009. Tepat pukul 23.00 terima telpon melalui telepon seluler dari kolega di Solo, dr. Budiyanto yang juga Ketua Pelti Kota Solo. Ada permintaan mendadak agar besok bisa hadir sebagai nara sumber dalam rapat dengan Walikota Surakarta sebagai persiapan penyelenggaraan Davis Cup by BNP Paribas zone Asia Oceania group 2 antara Indonesia dan Kuwait
"Kalau bisa Pak Ferry datang besok ke Solo karena ad arapat dengan Walikota Surakarta. Kelihatannya persiapannya belum bergerak." ujarnya dalam telpon. Waduh mendadak begini tidaklah mudah untuk berangkat ke Solo untuk rapat pkl 12.30.
Untuk tidak mengecewakan kolega ini, dianjurkan beritahu Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti Johannes Susanto dan juga SekjenPP Pelti Soebronto Laras, karena ini sudah urusan Pelti bukan urusan pribadi.
Ternyata malam itu sudah dicobanya menghubungi keduanya tidak bisa dan dikirimkannya SMS saja. Memang seluruh nomor telpon seluler ( 5 nomor) Johannes Susanto tidak bisa dihubungi. "Sudah tidur rupanya. Tumben."
Benar juga esokhari pukul 07.30 masuk sudah jawaban SMS tersebut. Mulai dari Soebronto Laras, minta siap siap berangkat pagi ini ke Solo. "Waduh berabe juga , pagi pagi, belum tahu pesawat apa yang berangkat ke Solo." ujarnya. Memang oleh dr. Budiyanto disampaikan kalau jadwal pesawat terbang ke Solo tidak sebanyak jadwal ke Yogya, sehingga dianjurkan ke Yogya saja dan dari sana 1 jam perjalanan ke Solo naik taxi. "Waduh, berat juga perjalanan. Capeek deh."
Memang benar juga jika tidak memahami aturannya cukup bikin pusing kepala. Untungnya sudah bertahun tahu menangani maslah Davis Cup khususnya masalah kepentingan sponsor atau lebih dikenal dengan promosinya cukup ketat, sehingga lebih mudah menanganinya.

Akhirnya diputuskan jika sudah siap di Solo maka akan berangkat mencek saja. Ini lebih enteng.

Selasa, 27 Januari 2009

Minimnya Informasi Sering Terjadi di Tenis

Jakarta, 27 Januari 2009. Memasuki tahun 2009 ternyata ada hobi baru bagi August Ferry Raturandang, yaitu jalan jalan istilah menggiurkan membuat iri dari pihak-pihak tertentu untuk menjadi sirik terhadap apa yang sedang dilakukannya. Kecurigaan bahkan iri hati pihak-pihak tertentu dianggap sepi saja ibarat orang gila bisa disamakannya.
Melihat langsung kegiatan tenis didaerah daerah menjadi momen yang sangat luar biasa baginya, sehingga tujuan memajukan pembinaan didaerah sesuai dengan program induk organisasi bisa lebih dipercepat. Ini sebenarnya yang harus dipahami semua pihak. Banyak sekali informasi yang masuk dari pelaku pelaku didaerah yang selama ini sangat minim informasi datang dari induk organisasi tenis. Ini bukan hanya dunia tenis, tetapi yakin sekali bisa terjadi diolahraga lainnya. Banyak gagasan, keluhan dan kritik yang lebih banyak menjurus ke umpatan umpatan sudah bukan hal yang aneh baginya. Semua itu dihadapinya dengan senyum belaka. Karena memakluminya minimnya informasi ini akibat kinerja rekan rekan diinduk organisasi tenis didaerah kurang baik. Tetapi ada juga secara bergurau dilayani dengan ungkapan kasar pula, sesuai permintaan.
Belum lama ini muncul juga keluhan dari salah satu Wakil Ketua Pelti Provinsi kepada Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti masalah tidak tahunya ada kegiatan tenis nasional maupun internasional di wilayahnya. Aneh kan, sehingga bagi orang awam bisa langsung menuding pengurus pusatnya tidak benar. Bahkan lebih cenderung dikatakan melanggar AD & ART Pelti. Sebenarnya induk organisasi Pelti ini sudah kirimkan surat ke PengProv Pelti yang notabene dialamatkan ke sekretariatnya, artinya yang terima adalah Sekretaris Pengprov. Disinilah masalah yang timbul. Ada kemungkinan surat itu tidak didisposisikan ke wakil ketua atau bidang lainnya. Sehingga petinggi tersebut merasa berwenang semudah keluarkan kalimat kalimat seperti diatas, tanpa mencek kembali ke sekretariatnya.
Dikatakannya pula saat ini surat surat keluar masuk di PP Pelti sekitar 5.000 pertahunnya yang ditanganinya. Belum lagi masalah komunikasi melalui email. Betapa padatnya masalah administrasi di tingkat Pusat Pelti, karena aktipnya PP Pelti berkomunikasi keluar negeri maupun dalam negeri.
Belum lagi yang duduk di bagian pertandingan, tidak tahu adanya aturan aturan Turnamen yang sudah dibakukan oleh PP Pelti sendiri. Sehingga olehnya disampaikan adalah jangan tanya kenapa you tidak diberitahu. Tetapi sebaiknya tanyalah kenapa anda tidak sampai tahu. Dianjurkan pula bagi anggota pengurus yang baru memasuki dunia kepengurusan Pelti diwilayah masing masing khususnya menangani pertandingan, sebaiknya membaca peraturan2 pertandingan sehingga bagi orang awam tidak menjadibingung karena mendapatkan jawaban-jawaban membingungkan. Ini yang terjadi selama ini.
Hal yang sama terjadi sewaktu di stadion Palaran, sempat berbincang bincang dengan Ketua Pengkab Pelti Kutai Kertanegara Ir. Didi Ramyani, muncul keluhan dari salah satu pelatih mengenai kurang perhatiannya Pelti Kota Samarinda. "Siapa yang salah jika Ketua Pelti tidak aktip? " ujarnya melemparkan pertanyaan tersebut kesalah satu pelatih tersebut.
"Yang salah adalah yang memilih Ketua tersebut. Dia kan dipilih oleh pemilihnya. Nah salah pilih artinya." ujar August Ferry Raturandang didepan Ir Didi Ramyani kepada pelatih tersebut. Hal yang sama sewaktu di Palangka Raya 3-4 Januari 2009.
Begitu pula ada pula orangtua yang meminta perhatian dari Pelti setempat terhadap prestasinya, bahkan meminta yang lebih cenderung mewajibkan Pelti setempat membantu putra atau putrinya yang dianggap sudah berprestasi bagi daerahnya. Seolah-olah ada kewajiban Pelti terhadap putra dan putrinya. Ini persepsi yang salah.
Kegiatan pembinaan tenis didaerah daerah selalu ada, melalui latihan latihan tenis ditempatnya. Ini semua daerah pasti ada. Tetapi yang sangat minim adalah "kompetisi" yang merupakan salah satu bagian dari Pembinaan. Tanpa kompetisi atau pertandingan maka pembinaan ini akan berjalan "sangat" lamban. Apakah turnamen didaerah daerah terpencil tidak ada ? Tidak juga, karena setiap acara HUT Provinsi, Kotamadya/Kabupaten, maupun instansi pemerintah lainnya selalu ada acara turnamen tenis. Bedanya adalah turnamen tersebut istilah didaerah adalah turnamen "Bapak Bapak", yang dimasukkan sebagai turnamen veteran. Minim sekali atau tidak ada sama sekali turnamen yunior. Inilah masalahnya. Disini peranan induk organisasi tenis, Pelti didaerah tersebut sebagai fasilitator untuk menggerakkan turamen turnamen tersebut. Bisa dengan dikerjakan sendiri dan bisa juga diserahkan ke pihak ketiga. Yang selalu menghambat adalah birokrasi didaerah tersebut, sehingga timbul kesan semua turnamen tenis harus melalui Pelti. Ini keliru sekali.
August Ferry Raturadang selalu jelaskan kepada rekan rekan didaerah kalau siapapun bisa selenggarakan turnamen tenis, baik perorangan, klub, badan hukum mapun Pelti sendiri. Dan tidak perlu minta izin Pelti. Tetapi jika ingin selenggarakan Turnamen Diakui Pelti (turnamen nasional), baru keterlibatan Pelti ada. Karena formulir pendaftaran TDP harus melalui Pelti setempat.

Mengenal Pasar Kebon Sayur

Jakarta, 27 Januari 2009. Setiap ke Balikpapan tentunya tidak lupa singgah ke Pasar Kebon Sayur. Kenapa demikian. Siapapun yang ke Balikpapan tentunya meluangkan waktunya ke Pasar Kebon Sayur. Kemarin setelah puas melihat jalannya turnamen Mahakam Samarinda, August Ferry Raturandang kembali ke Jakarta melalui Balikpapan. Dengan diantar Ketua panitia Rahayu MH, meluncur ke Balikpapan. Sebelum ke Airport menyempatkan diri ke Kebon Sayur.
Perjalanan Samarinda ke Balikpapan cukup lama sekitar 2 jam. Sepanjang jalan sebenarnya cukup mulus hanya ada 3 tempat yang jalannya longsor. Akibat dari tidak mampunya jalan menampung tonase truk truk yang melintas diatasnya. Meliwati pula Bukit Suharto yang cukup terkenal karena dulu diresmikan oleh Presiden Suharto beberapa puluh tahun lalu.
Memasuki Balikpapan singgah ke Pasar Kebon Sayur sebelum kembali ke Jakarta yang direncanakan dengan Lion Air pukul 18.30. Perut sudah lapar, dan dicarinya rumah makan di Pasar Kebon Sayur dimana sewaktu Pekan Olahraga Nasional XVII 2008 seringkali makan siang dirumah makan di Pasar Kebon Sayur. Yang dicarinya ikan Patin yang cukup lezat. Tingga pilih pepes atau bakar ikan Patin.
Bicara soal ikan Patin selama ini didapatkan selain di Balikpapan, pernah didapatnya di Palembang dan Jambi. Tidak lupa sewaku di Jambi mendapatkan kepala ikan Patin sebesar kepala kerbau. Kebetulan dimakan 6 orang baru ludes.
Setelah puas makan ikan Patin, singgah lihat toko sovenir di Pasar Kebon Sayur yang banyak pilihan sovenir yang bisa dibawa pulang. Kalau wanita ikut berbelanja maka tentunya akan makan waktu yang banyak untuk memilihnya. Tapi karena selain ingin makan ikan Patin , ingin pula membeli batik Kalimantan yang cukup unik coraknya. Bagi yang doyan belanja disinilah tempatnya. Bisa pilih batu batuan maupun perhiasan wanita paling banyak. Semuanya tergantung koceknya masing masing, dan seleranya.
Dipilihnya dua kemeja batik yang cocok dibadan, dan setelah itu kembali ke Bandara Sepingan untuk pulang ke Jakarta.
Tepat waktunya naik pesawat Lion Air, dan perjalanan cukup tenang tidak ada goncangan karena cuaca. Hanya ada satu ganjelan selama di Lion Air. Tidak tegasnya pramugari dalam mengontrol penumpang dalam menggunakan telpon seluler.
Pengumuman dilakukan, tidak lama kemudian saat pesawat sudah mendarat tapi masih dalam runwaynya, terdengarlah beberapa penumpang termasuk yang duduk disampingnya, sibuk menyalakan telpon selulernya. Mereka menganggap enteng sekali karena tidak tahu akibat fatal bagi mesin pesawat yang bisa otomatis macet alias berhenti. Akibatnya perusahaan akan rugi jutaan dolar. Tetapi ada satu lagi. Disaat lampu seat belt menyala ada satu penumang berdiri dan berjalan didepan pramugari yang tidak ada paya mencegahnya ke toilet, tetap dibiarkan. Beda sekali sewaktu August Ferry Raturandang naik Air France ke Paris kemudian ke Merraches Morroco, pramugari langsung menegur penumpang yang melanggarnya. Memang beda disiplin kedua bangsa ini. Sayang sekali.....

Sesama anggota pengurus sangat kompak

Jakarta, 27 Januari 2009. Kekompakan anggota pengurus induk organisasi tenis yaitu PP Pelti selama ini termasuk yang istimewa dalam kepengurusan dibawah Ketua Umum PP Pelti Martina Martina Widjaja sejak pertama kali memimpin ( 2002), dibandingkan kepengurusan setelah era Moerdiono.


Tetapi akhir akhir ini kekompakan ini ingin dipecah pecah dengan melemparkan berbagai isu untuk diadu dombakan. Hal ini dirasakan August Ferry Raturandang setiap menerima telpon ataupun pengaduan dari masyarakat tenis. Informasi kepadanya mengatakan kalau Johannes Susanto pernah mengatakan hal hal yang diluar kebenarannya. Adalah tidak mungkin sampai Johannes Susanto mengatakan hal hal yang diluar kebijakannya. Demikian pula August Ferry Raturandnag tidak pernah menyampaikan kebijakan Pelti diluar jalurnya.

Begitu juga baru baru ini di Temanggung, Johannes Susanto bertemu dengan salah satu anggota pengurus Pelti Provinsi Jawa Tengah, Terry Sugiyanti. Hal ini dikemukakan oleh Johannes Susanto kepadanya dalam percakapan telpon. Ternyata dikatakan akan diadu dombakan antara Johannes Susanto dengan August Ferry Raturandang. Dimana August Ferry Raturandang mengatakan boleh dilakukan sedangkan Johannes Susanto mengatakn tiak boleh. Mereka ini lupa kalau antara pengurus selama ini jika ada persoalan dilapangan maka sering saling dikomunikasikan. Sehingga sangat jelas sekali ketidak benaran informasi diberikan masyarakat kepada salah satu anggota Pengurus Pelti.

Paling banyak yang dapat sorotan justru bidang pertandingan yang dalam hal ini mulai terlihat aktivitasnya sangat menonjol karena peningkatan kuantitas turnamen (TDP).

Sangatlah aneh jika duduk dalam kepengurusan Pelti baik ditingkat Provinsi tidak mengetahui adanya ketentuan Turnamen Diakui Pelti. Tetapi sebenarnya bukan hal yang aneh bagi August Ferry Raturandang jikalau ada anggota Pengurus Pelti ditingkat provinsi yang tidak mengenal dekat dengan Ketentuan TDP walaupun duduk dalam komite pertandingan sekalipun. Inilah fakta fakta dilapangan sehingga kadang kadang justru membuat ruwetnya pertenisan ini datang dari anggota ini.

Sebagai contoh seperti yang diketemukan di Ternate bulan Nopember 2008 lalu, ada anggota pengurus Pelti yang dengan angkuhnya mengatakan tidak boleh turnamen tanpa wasit. Padahal peraturan ITF bukanlah hal yang asing lagi. Banyak lagi sebenarnya terjadi disekitar kita semua. Sebenarnya jika tidak malu malu bertanya ke PP Pelti tentang aturan aturan yang kurang jelas, maka semua persoalan bisa berjalan mulus.

Senin, 26 Januari 2009

Komentar-komentar Aneh

Samarinda, 26 Januari 2009. Membaca segala komentar website Pelti (www.pelti.or.id) sebelum istrahat merupakan hal rutin bagi August Ferry Raturandang. Baik di Jakarta maupun diluar kota kecuali ditempat yang sulit atau tidak bisa diakses internet. Kali ini komentar muncul yang menyerang atau mau menjelek jelekannya, tetapi ada juga yang membelanya. Tetapi dengan kepala dingin semua komentar tersebut dengan enteng dihapus. "Bukan masalah. Orang sirik atau sinting hampir sama saja. Ada resepnya menghadapi intrik intrik ini." ujarnya. Dikatakan pula, jika berada di Rumah Sakit Jiwa melihat kelakuan pasien2 tersebut tentunya menggelikan sekali. Dikalangan orang gila mereka itu waras. Yang tidak waras adalah dokter, perawat dan karyawan lainnya.
Jadi bagaimana menghadapi orang gila, yaitu dengan bertindak seperti orang gila juga. " Enteng 'kan. Mana berani mereka munculkan identitasnya. Itu baru jantan ! " dengan sedikit menantang.
Bahkan ada yang seolah olah tahu dengan jelas riwayat hidupnya sejak kecil di Bali sampai sekarang. "Ini namanya sok tahu." ujarnya. August Ferry Raturandang punya hobi baru jalan jalan, diributkan. Hebatnya dituduh pula gunakan uang Pelti untuk jalan jalan. " Bilang aja kalau mau ikutan nanti dibayarin."
Kehadiran turnamen di bumi Ethan (Kalimantan Timur) sudah merupakan berkah bagi petenis Kaltim. Ada kecemburuan bagi atlet yang daerahnya tidak ada turnamen seperti itu. Sehingga ada keinginan diadakan turnamen juga , apalagi kalau turnamen nasional. Bahkan ada orangtua yang sangat berterima kasih dengan digelarnya turnamen ditempatnya. Karena banyak keuntungan yang didapatkan, seperti tidak perlu keluar beaya begitu besar kalau harus keluar daerahnya. Banyak pula orangtua yang sadar atas kebutuhan atlet atas turnamen, sehingga merasa senang adanya turnamen di Kaltim . Hal ini diungkapkan juga oleh Vanda salah satu orangtua dari Balikpapan kepada August Ferry Raturandang di Stadion tenis Palaran Samarinda.
Disela sela turnamen yang berlangsung, August Ferry Raturandang pernah diajukan pertanyaan oleh salah satu Ibu rumah tangga yang juga profesi pelatih dari Balikpapan yang sedang asyiknya menonton pertandingan anak asuhnya di center court. " Om Fer, kok tidak ada kaosnya, sedangkan TDP lainnya ada."
Langsung sambil jalan disambutlah pertanyaan tersebut dengan guyon." Anak anak kalau mau minta kaos jangan sama Om Ferry ya, minta saja sama orangtua sendiri. Ha ha ha." ujarnya
Pendapat yang mengatakan kebiasaan dipakai sebagai aturan. Ini sangat keliru sekali. Sebagai perbandingan dalam mengikuti suatu turnamen baik itu nasional ataupun daerah. Seharusnya, setiap peserta (pelatih, orangtua) membaca dulu informasi tentang turnamen tersebut. Apa saja yang diumumkan. Misalnya adalah Hadiah, kaos , besarnya uang pendaftaran dicantumkan. Jika ada dicantumkan maka harus ditagih kalau tidak direalisasikannya. Begitu juga apakah turnamen tersebut dimainkan Tunggal dan Ganda.
Sepengetahuannya, Turnamen di Samarinda ini dalam informasi yang diterimanya sudah menyebutkan pertandingan hanya TUNGGAL dan uang pendaftarannya Rp. 150.000. Jadi sudah jelas sekali. Kenapa musti dipertanyakan. Apakah masih ada satu kebiasaan jelek yaitu malas membaca terjadi dikalangan pelatih, orangtua petenis ?
Teringat pula disaat adakan turnamen di Pusat Tenis Danamon (Kemayoran) di tahun 1996-1998. Salah satu orangtua dari Tegal dan Surabaya, mengomel masalah tidak diberikannya hadiah uang. Omelan itu ditujukan kepada August Ferry Raturandang.
"Ini kan di Pusat Tenis Damanom. Nama besar Danamon jangan dikorbankan. Sponsornya besar" begitulah salah satu omelan dari orangtua tersebut. Bahkan dengan bangga katakan selama 2 tahun mengantar putra putrinya ikuti Turnamen nasional di Jawa, dikatakan hanya di Pusat Tenis Danamon ini tidak berikan hadiah uang. Dalam hatinya ingin ketawa, baru 2 tahun sombong.
"Saya boleh tanya, ada turnamen disini dari mana ya ?" ujarnya kepada sekelompok orangtua tersebut. Dan dapat jawaban adalah dari temannya. " Kalau begitu minta saja hadiah uangnya keteman Anda. Karena sepengetahuan saya panpel dalam pengumumannya tidak dicantumkan adanya hadiah Uang tersebut." Inilah contoh contoh ketidak tahuan atau berlagak tidak tahu terhadap suatu turnamen tenis. Mereka ini perlu diberitahu juga.

Makin Banyak Atlet Yunior Mengisi Formulir KTA Pelti

Samarinda, 26 Januari 2009. Setelah PP Pelti mengeluarkan Kartu Tanda Angota Pelti (KTA) peserta Turnamen nasional Mahakam Samarinda 2009 di stadion Palaran Samarinda berlomba lomba mengisi formulir KTA yang dibawa oleh August Ferry Raturandang. Setiap bepergian keluar kota khususnya di turnamen turnamen tenis nasional August Ferry Raturandang selalu membawa formulir pendaftaran KTA yang dikeluarkan PP Pelti.
Kali ini ada 26 KTA Pelti yang sudah selesai dibawa oleh August Ferry Raturandang ke Samarinda, ternyata KTAtersebut untuk petenis ataupun pengurus dari Pelti Kalimantan Selatan atau Banjarmasin.
"Saya punya kapan jadinya." ujar Rahmad salah satu petenis dari Palangka Raya Kalimantan Tengah. Karena sewaktu diadakan Persami Piala Ferry Raturandang-61 tanggal 3-4 Januari 2009 di Palangka Raya, sudah terkumpul banyak formulir pendaftaran KTA bersama dengan foto dan copy akte kelahirannya.
Sudah lebih dari 1.000 KTA yang dikeluarkan oleh PP Pelti. Bahkan masih banyak lagi formulir yag sudah masuk tetapi belum selesai dicetak. Bagi anak anak yang belum mempunyai KTP tentunya sangat bangga sekali jika memiliki KTA yang bentuknya seperti Credit Card.

"Kenapa turnamen Mahakam Samarinda tidak beritahu Pelti Kota Samarinda ?

Samarinda, 26 Januari 2009. Turnamen Mahakam Samarinda 2009 cukup mendapatkan sorotan bagi salah satu rekan tenis di Samarinda yang ternyata adalah pelatih dan juga salah satu anggota pengurus Pelti kota Samarinda. Dia adalah Herman. "Turnamen nasional Mahakam Samarinda 2009, kenapa Pelti Samarida tidak diberi tahu." pertanyaannya kepada August Ferry Raturandang disela sela pertandingan Turnamen Nasional Mahakam Samarinda 2009. Oleh August Ferry Raturandang yang sudah menangkap maksud pertanyaannya karena sebelumnya oleh panitia sendiri sudah disampaikan bahwa tidak ada respons dari Pelti Kota Samarinda.
Diterangkan oleh August Ferry Raturandang, sesuai ketentuan yang dikeluarkan oleh PP Pelti, kalau TDP (Turnamen Diakui Pelti) itu bis saja diselenggarakan oleh siapa saja, baik itu perorangan, klub, badan hukum maupun Pelti. Jadi bukanlah masalah siap pelaksanaannya. Seluruh turnamen tenis tidak perlu minta ijin ke Pelti kecuali turnamen nasional yang masuk dalam TDP, dibutuhkan pengakuan PP Pelti. Berarti Pelti di tingkat Provinsi ataupun salah satunya baik itu Pelti Kota/Kabupaten bisa dilibatkan. PP Pelti telah menerima Formulir Pendaftaran TDP yang sudah ada persetujuan dari Pelti Provinsi Kaltim kira kira 2 minggu lalu.

Dijelaskan pula jangan karena jalur birokrasi sehingga tujuan selenggarakan turnamen yang merupakan kebutuhan atlet bisa digagalkan. Makin banyak pihak pihak luar yng mau selenggarakan turnamen tenis tentunya bagi induk organisasi makin baik.
Oleh August Ferry Raturandang disampaikan agar Pelti Kota Samarinda juga aktip selenggarakan turnamen sejenis ini. PP Pelti akan sangat mendukung kegiatan kegiatan yang memajukan pertenisan nasional.
"Sayang 'kan Samarinda mempunyai stadion tenis termewah kedua di Indonesia tetapi tidak ada kegiatan turnamen skala nasional apalagi internasional. " ujarnya kepada Herman.
"Coba pikirkan kegiatan kegiatan yang bisa diselenggarakan oleh daerah daerah, kami bisa bantu." ujarnya lagi.
August Ferry Raturandang sampaikan kepada Herman kalau Gubernur Kaltim yang baru dilantik Desember 2008 itu mau membantu olahraga di Kaltim. "Coba kontak beliau karena beliau itu mantan anggota Pengurus Besar Pelti era Moerdiono sebagai Ketua Umum."
Sebelumnya sudah ada informasi dari panitia yang diketuai oleh Rahayu, jika didaerah selalu ada saja kendala kendala dalam menyalurkan keinginan selenggarakan turnamen. "Ini semua hanya karena iri hati saja. Jadi tidaklah kuatir. Jika bisa berbuat baik tentunya mereka akan lihat hasilnya. Dan setelah itu berhasil maka mereka akan menirunya. Biasalah, mereka masih bersikap menunggu , untuk lihat apakah Anda berhasil atau tidak. Jadi tegar sajalah." ujar August Ferry Raturandang kepada Rahayu dan rekan rekan.

Oleh Rahayu diceritakan telah mendengar langsung dari para orangtua atau pelatih dari luar Samarinda mengatakan jika tidak ada kegiatan turnamen tenis di Stadion Tenis Palaran ini amat disayangkan. Karena daerah daerah lain tidak memilikinya. "Ini cukup megah dan membanggakan sekali."
Pelatih kocak dari Bontang pun ikut nimbrung dengan meminta agar di Bontang juga bisa diadakan turnamen nasional. "Kami ada 4 lapangan dalam satu lokasi dan beberapa lapangan lainnya yang berdekatan. Hotelpun dekat sekali dari lapangan." ujarnya kepada August Ferry Raturandang seolah olah minta diperhatikan juga. "Semua tergantng Anda sama rekan rekan di Bontang. Pembinaan akan berhasil bukan hanya latihan tetapi juga adanya kompetisi yaitu turnamen tenis. "ujar August Ferry Raturandang

Minggu, 25 Januari 2009

Istilah Istilah Teknik Tenis (lanjutan-2)

Samarinda, 25 Januari 2009. Sebaiknya pula diketahui istilah istilah tehnik tenis terutama jika mengikuti suatu turnamen tenis internasional.
Changeover... saat dimana setelah permainan (games) berakhir dengan angka ganjil melakukan tukar sisi lapangan, mereka diberi waktu 90 detik untuk melakukannya.
Circular backswing atau lop backswing... gerakan melakukan ayunan raket kebelakang yang sangat tinggi sehingga pada saat melakukan pukulan mirip dengan putaran , atau lingkaran , alternatif lain dari straight backswing.
Closed face .. posisi dari raket saat miring sedikit kedepan, dimiringkan kearah bola yang mendekat, kebalikannya open faced.
Conditioning.. program latihan yang meyiapkan pemain tenis secara fisik.
Consolation ... turnamen terpisah untuk mereka yang kalah dalam turnamen kejuaraan
Contact point...., tempat dimana rakte bertemu dengan bola
Continental grip ... cara memegang raket yang seringkali digunakan untuk melakukan servis dan voli, mendapatkan nama tersebut karena dikembangkan di Eropa; cara memegang raket antara Eastern forehand dan Eastern backhand.
Cross court shot... bola dipukul dengan arah diagonal lain hal dengan bola yang dipukul harus mengikuti garis samping lapangan.
Defensive lob.. melakukan lob tinggi dan dalam/kebelakang (deep) dari posisi bertahan , akan memberikan pemain waktu untuk mendapatkan posisinya kembali di lapangan dan memaksa lawan yang sedang menyerang menjauh dari net
Deuce court.. sisi lapangan dimana angka (point) pertama mulai dimainkan dalam permainan (game) juga disebut lapangan bagian kanan atau lapangan forehand.
Double fault.. kegagalan menempatkan bola servis agar permainan dapat dimulai
Down the line shot ... bola dipukul lurus mengikuti garis samping lapangan lain hal dengan bola dipukul arah diagonal
Drill... berlatih/latihan dalam bidang/set tertentu

Hujan Menggangu Mahakam Samarinda 2009

Samarinda, 25 Januari 2009. Udara Samarinda tidak bersahabat bagi pelaksanan turnamen Mahakam Samarinda 2009, karena sejak pagi sudah mulai turun hujan rintik rintik. Memasuki stadion tenis termegah kedua di Indonesia Satdion Palaran Samarinda, suasana ruangan cukup ramai dengan peserta turnamen Mahakam Samarinda 2009 yang datang dari Berau, Bontang, Tenggarong, Tarakan, Palangka Raya (Kalteng), Banjarmasin (Kalsel) dan Samarinda. Sehari sebelumnya sudah mulai dilaksanakan pertandingan kelompok umur 10 tahun dan 12 tahun.

Sempat bertemu dengan Ketua Pelti Kabupaten Kutai Kertanegara Ir.Didi Ramyadi yang juga hadir dengan petenis asal Tenggarong (Kutai Kertanegara), Ketua Pengkot Pelti Tarakan Achmad Maulana, dan Pengkot Pelti Palangka Raya Pak Amat “Kapan buat turnamen di Tenggarong. Ada 4 lapangan disatu lokasi dan 2 lagi ditempat DPRD.” ujarnya kepada August Ferry Raturandang disaksikan oleh pelatih Saarinda Noor Asnan, Rohadi dan juga Rahayu M H selaku penitia.
Kemudian diusulkannya agar dibuat berturut turut setelah Samarinda diikuti juga Tenggarong sehingga peserta bisa menikmati dua turnamen langsung.
Menurut August Ferry Raturandang, keinginan masyarakat tenis agar tenis di Kalimantan Timur untuk berkembang , cukup besar pasca PON XVII sehingga perlu diakomodir juga. Keluhan masalah kurang aktipnya rekan rekan dari induk organisasi tenis bukanlah hal yang asing baginya, sehingga perlu diberitahukan permasalahan yang terjadi dilapangan. Setelah itu baru menyadari kalau induk organisasi tenis hanyalah sebagai fasilitator, regulator dll.
Fasilitas lapangan tenis Palaran Samarinda ini cukup memadai. Memilik banyak ruangan dan sound system untuk pelaksanan turnamen memadai sekali. Karena masih baru , yang cukup mengangetkan adalah disediakannya kursi pemain didalam lapangan diluar kebiasaan. Ternyata digunakan kursi yang tersedia di kantor dengan menggunakan roda. Tidak seperti biasanya menggunakan kursi plastik.

Informasi yang diterima August Ferry Raturandang, ternyata kompleks olahraga Palaran yang terdiri dari stadion sepakbola (yang digunakan untuk pembukaan dan penutupan PON XVII), stadion renang, stadion senam (sekarang gedung serba guna), stadion bulutangkis, panjat tebing, soft ball menunggu investor yang mau menanganinya. “Sayang kompleks ini tidak dimanfaatkan oleh pelaku pelaku olahraga.”

Selamat Datang di Samarinda

Samarinda 24 Januari 2009. Memasuki kota Samarinda ditengah malam mempunyai cerita tersendiri bagi August Ferry Raturandang. Terakhir kali mengunjungi Samarinda dalam rangka rapat dengan KONI Provonsi sesuai undangan dari Panpel Pekan Olahraga Nasional XVII.
Sedangkan awal perkenalan dengan kota Samarinda yaitu sewaktu persiapan turnamen nasional Masters dengan sponsor Marlboro, tahun 1990, kemudian pelaksanaan Turnamen Masters tersebut. Tidak bisa dilupakan juga adalah saat diboikot oleh wasit lokal Turnamen Masters. Yang kedua kenangan akan rapat KONI Pusat dengan KONI Provinsi seluruh Indonesia bersama PB PON XVII untuk memperjuangkan masalah kualifikasi PON khususnya cabang tenis. Tapi gagal. Sedangkan kali ini memenuhi undangan penyelenggara TDP Yunior Mahakam Samarinda 2009 yang berlangsung 24 – 28 Januari 2009 di lapangan tenis Palaran Samarinda.
Kali ini setiba di Bandara Sepinggan Balikpapan dengan Lion Air tepat pukul 21.30 WITA, ada keragu raguan untuk meneruskan perjalanan ke Samarinda, karena sudah larut malam. Langsung kontak Referee TDP tersebut Rohadi masalah keamanan berkendaraan ke Samarinda. Pilhan lainnya selain langsung ke Samarinda adalah menginap satu malam di Balikpapan. Akhirnya diputuskan langsung saja. Dan tiba di Samarinda pukul 00.30. Karena lapar, singgah dulu cari makan, dan menu didapatnya adalah kepiting dan kangkung ca’. Enak juga karena sudah lapar. Masuk hotel pukul 02.00. Ini termasuk perjalanan melelahkan juga, karena kurang tidur. Tapi mengingat usaha rekan2 di Samarinda yang mau selenggarakan TDP Mahakam Samarinda ini perlu mendapatkan dukunag moril sehingga semua atribut dimilikinya harus dihilangkna temasuk kelelahan tersebut.

Jumat, 23 Januari 2009

Istilah Istilah Teknik Tenis

23 Januari 2009. Bagi pecinta tenis tetapi masih banyak juga belum mengenal istilah istilah yang semuanya berasal dari luar negeri, maka perlu juga untuk mengetahuinya. Ini sekedar informasi saja sehingga jika ikuti pertenisan khususnya turnamen maka sudah tidak asing lagi.
Ace... servis yang tidak tersentuh raket lawan
Ad court.. sisi lapangan dimana angka (point) kedua mulai dimainkan dalam permainan (game), juga disebut lapangan bagian kiri atau lapangan backhand.
Alley... area pada kedua sisi lapangan ukuran bermain tunggal yang melebar ke area untuk bermain ganda.
Approach shot... pukulan yang dilakukan dari sebelah dalam garis belakang lapangan (baseline) untuk memfasilitasi gerakan maju ke net. Menjembatani jarak antara garis belakang lapangan (baseline) dan net.
Back court... area antara garis belakang lapangan (baseline) dan garis servis.
Backhand.. untuk pemain yang menggunakan tangan kanan, pukulan dilakukan pada sisi kiri tubuh, sebaliknya untuk pemain yang menggunakan tangan kiri.
Backspin atau underspin... putaran yang mengarah kebelakang atau mundur saat bola diudara
Backswing.. gerakan tahap awal dari pukulan raket dimana pemain mengayunkan raket kebelakang sebelum melakukan ayunan kedepan untuk memukul bola.
Ball toss.. gerakanmengangkat bola ke udara dengan tangan yang tidak memegang raket saat memulai melakukan servis
Baseline ... adalah tanda/garis yang menandai batas legalpanjangnya lapangan
Block volley... voli yang dilakukan untuk mengembalikan bola dengan menahan raket secara kokoh pada jalur bola yang mendekat dan menghalangi bola hampir tanpa gerakan.
(berlanjut)

Kamis, 22 Januari 2009

Salah satu petenis di Tangkap Polisi

Jakarta, 22 Januari 2009. Sebelum istrahat malam pukul 24.00 menyempatkan diri mendengar Berita Malam di ANTEVE. Tidak disangka sangka ada berita menyangkut kolega sendiri dan juga salah satu petenis handal dikalangan dokter Indonesia, disamping juga sebagai salah satu pengurus ATMI (Asosiasi Tenis Medis Indonesia). Rekan tersebut adalah dr. H.A.S.Ownie yang cukup dikenal aktip ikut sebagai petenis handal di turnamen tenis antar dokter di Indonesia. Ternyata akibat diketemukannya praktek aborsi yang dilarang itu di kliniknya makan dr.H.A.S.Ownie digiring polisi ke tahanan Polri. Sungguh tragis dialami kolega satu ini.

Beberapa minggu lalu saat menjemput rekan dr. Budiyanto dari Solo sebagai langkah persiapan pelaksanaan Davis Cup by BNP Paribas di Solo, masih sempat kontak dr. H.A.S. Ownie melalu telpon seluler. Pembicaraan cukup menyenangkan seperti wataknya selama ini, berakhir diumumkannya didalam pemberitaan televisi nasional.
Mengenal dr. H.A.S Ownie yang alumni Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara justru di lapangan tenis. Semenjak mengurus turnamen antar dokter, August Ferry Raturandang juga membuat peringkat antar dokter dari turnamen yang disponsori oleh Mead Johnson salah satu produsen susu SUSTAGEN dan SUSTACAL. Kedua produk ini sempat diplesetin oleh dr. HAS Ownie dengan Sustagen (Susu Tante Nakal), dan SUSTACAL ( Susu Tante Nakal). Badan cukup gempal maklum hobi sebelumnya sebagai pemain sepak bola.
Dalams etiap kegiatan turnamen antar dokter nasional (ATMI) bahkan sempat selenggarakan Kejuaraan Dunia antar Dokter di Bali. dr. Ownie ini juga aktip setiap tahun ikuti turnamen antar dokter dunia diluar negeri bersama sama rekan lainnya seperti dr. Eric Gultom, dr. Samuel Simon, dr, Basuki Mulyono dll.
August Ferry Raturandang sering secara bercabnda katakan kepadanya bahwa dr. HAS Ownie itu pekerjaannya tenis sedangkan hobinya dokter. Sewaktu kegiatan turnamen tenis antar dokter di Surabaya, terungkap nama lengkapnya. Memang selama ini bertanya tanya, apa arti dari H.A.S itu. Artinya Haji Achmad Soekarno.

Penjelasan dari Bantaeng


Jakarta, 22 Januari 2009. Seleksi nasional usia 14 tahun sudah berlangsung sejak 21-25 Januari 2009 di Temanggung Jawa Tengah. Udara sejuk kota Temanggung bukan berarti suasana panas tidak terjadi sewaktu atlet peserta Seleknas membawa persyaratan administrasi yang diminta pelaksana seleknas. Awalnya juga semua ini adalah ulah dari pelaku pelaku tenis sendiri. Kecurigaan atas usia salah satu peserta juga membuat sejuknya kota Temanggung terasa hangat juga.


Sehari sebelumnya pelaksanaan seleknas August Ferry Raturandang menerima SMS dari salah satu pelatih di Jakarta Sulistyono mengenai masalah kecurigaan atas usia slah satu peserta seleknas yang berasal dari Bantaeng Sulawesi Selatan. Dikemukakan tentang alasan tentang Tsunami atau gempa membuat atlet tersebut baru buat Akte Kelahiran tahun 2006 dan juga buku rapornya mencurigakan. Sehingga orangtua lainnya harus percaya. Begitu juga SMS masuk dari pelatih Bunge Nahor yang sangat mengharapkan apa yang sudah dilakukan August Ferry raturandang dalam hal kasus pencurian umur ditegakkan juga oleh rekan rekannya di PP Pelti.


Mengingat ada hubungan email dengan salah satu anggiota pembina di Bantaeng Sulawesi Selatan tempat asal Nur Adim bernaung, maka August Ferry Raturandang langsung kirim email minta penjelasan tentang alasan masalah akte kelahiran baru dibuat tahun 2006, yang berarti Nur Adim baru dibuatkan akte kelahiran setelah berusia 11 tahun artinya setelah mengenal tenis. Jadi kepada pembina klub, Syahrul Bayan dimintakan kejujurannya.


Hari ini terima balasan atas pertanyaan tersebut. Ternyata Syahrul Bayan sendiri berada di Temanggung sehingga bisa menjelaskan duduk persoalannya. Dikatakan pula akte kelahiran pemutihan yang ditunjukkannya adalah hasil legalisasi yang dibuat tahun 1995, dimana menggunakan nama Nur Adim Ramdani. Hanya karena menginginkan nama lengkap dengan nama famili atau orangtua sehingga dibuatlah akte kelahiran pemutihan. Ini sah sah saja dan bukan masalah menurut August Ferry Raturandang tetapi tidak bagi orangtua lainnya. Begitu juga masalah rapor. Ada pengakuan jujur dari Syahrul Bayan sebagai pembinanya yang tidak bermaksud menutup nutupi karena memiliki data lengkap sejak tahun 2005.


Penjelasan ini cukup memuaskan karena August Ferry Raturandang yang sangat anti terhadap pemalsuan umur dan tanpa sungkan2 mengungkapkan keseluruh masyarakat tenis nama nama atlet bermasalah ini. Begitu juga rekan rekan di induk organisasi Pelti, karena menjunjung tinggi sportivitas setiap pelaku pelaku tenis sehingga tidak perlu mencurigai atlet2 tersebut karena sudah banyak atlet yang bermasalah, prestasinya juga ikut terhenti begitu masuk ke usia yang lebih tinggi.


Yang perlu mendapatkan perhatian adalah munculnya inisiatip catut umur sebagian besar berasal dari pelatih bukan dari orangtua. Dari pemantauan August Ferry Raturandang dari kenyataan ada pelatih mempunyai siswa yang dilatihnya ternyata ada kecurigaan atas usianya dari bentuk fisiknya. Pernah suatu saat August Ferry Raturandang membuka file Persami FR diluar Jakarta menemukan Formulir Pendaftaran dari salah satu atlet putri yang data tahun kelahirannya berbeda dengan Akte Kelahiran yang ditunjukkan kepadanya. Ini atlet termasuk yang dicurigai orangtua lainnya. Tapi masalahnya file tersebut lupa diletakkan dimana. Mudah mudahan isi Formulir Pendaftaran Piala FR tesebut yang salah. Entah siapa yang menulisnya , yang pasti itu bukti yang ada.


Berita dari Temangung, masuk kepadanya soal masih ada juga orangtua peserta yang mau mecampuri urusan tugas Referee dalam penentuan pelaksanaannya. "Biarkan saja, nanti bosan sendiri. Itu urusan Referee dan Diektur Turnamen yang sudah berada ditempat. " komentarnya kepada Johannes Susanto atas ulah tersebut.

Bakrie mau selenggarakan turnamen

Jakarta, 21 Januari 2009. Menerima telpon setiap hari dari rekan rekan tenis sudah merupakan hal yang biasa. Begitu juga terima telpon dari salah satu rekan Tony Sangitan yang sebelumnya sudah patah arang tidak mau buat turnamen tenis yunior, kali ini justru membawa berita yang menggembirakan. Karena keinginan mundur sudah berubah. Ini yang sangat diharapkan sekali oleh August Ferry Raturandang. "Saya ingin buat turnamen tenis yunior Bakrie, karena sudah dapat persetujuan dari Pak Ical (Aburizal Bakrie)."

Oleh August Ferry Raturandang langsung disambut positip untuk menangkap niat baik penyelenggara turnamen tenis. "Jangan pikir kami akan menghambat setiap keinginan penyelenggara turnamen tenis. Memang waktu itu buat kesalahan sehingga ada hukuman. Hal ini adalah wajar saja. Tapi hukuman diberikan kepada satu turnamen tersebut. Bukan berarti lain waktu dilarang. " ujarnya untuk meyakinkan.
Kelihatannya anggapan yang ada bahwa induk organisasi Pelti sudah menghukum seumur hidup. Tetapi semua itu salah besar, ada kekeliruan anggapan. Dan dijelaskan olehnya kalau Pelti tidak menutup pintu bagi Bakrie jika mau sponsor turnamen tenis. Pintu tetap terbuka bagi masyarakat tenis yang berkeinginan buat turnamen tenis. " Untuk Turnamen Diakui Pelti, maka harus gunakan aturan baku yang dibuat. Jika melanggar so pasti pengakuannya dicabut.

Dalam pembicaraan kelihatannya masih ada ketidak senangan terhadap keputusan yang diambil oleh induk organisasi Pelti. Untuk itu dibutuhkan kerja keras meyakinkan semua pihak maksud dan tujuan dari hukuman yang diberikan selama ini. Semua ini tentunya untuk mendidik.

"Kalau tidak disetujui, ya kami akan buat non TDP." ujar Tony. Hanya disayangkan dan dimintakan pengertiannya kalau buat turnamen tenis yunior tidak dibiasakan memberi hadiah uang dalam bentuk apapun. Disamping sesuai aturan yang dikeluarkan ITF, dan disampaikan pula karena tanpa disadari oleh semua pihak dampak yang terjadi selama ini dengan berikan hadah uang yang semuanya untuk pembinaan, ternyata pelatih, orangtua dan petenis ikuti turnamen dengan tujuan kejar hadiah uang bukannya prestasi. Dan lebih parah caranya dengan catut umur tersebut. Ini ditekankan sekali kepada Tony Sangitan agar mau mengerti permasalahan yang sedang ditegakkan oleh Pelti. "Jadi kalau motivasi buat turnamen untuk pembinaan maka ikutilah anjuran seperti ini. Bukan ditentang. Saya selama ini cukupbanyak membantu rekan rekan di Bakrie tetapi justru bantuan yang saya berikan baik dalam bentuk pemikiran , idea dan mencari solusi permasalahan justru menjadi bumerang bagi saya. Sudah cukup saya ini dikambing hitamkan dan bahkan dimusuhi sama teman teman lama, It's doesn"t matter." Memang Tony mengakui selama ini permasalahan2nya dan sudah berusaha membantunya tetapi terbatas kemampuannya. Sedangkan August Ferry Raturandang mengerti posisi Tony Sangitan yang cukup koperatip terhadapnya.
August Ferry Raturandang sendiri dalam mengatasi permasalahan selalu mencari jalan keluarnya. Seperti sediakan free hospitality bagi pemain, tetapi bukan dikaitkan dengan prestasi seperti hanya diberikan kepada pemenang saja. Jadi bukan berikan UANG untuk membayar transportasi dan akomodasi. "Beda , kalau sediakan free akomodasi dengan berikan uang pengganti akomodasi. Bedanya kalau free akomodasi peserta/pemain tidak terima uang cash, tapi panpel bayar langsung bayar ke penginapannya."
Ada yang sudah berikan free hospitality (bukan pemain pilihan) . Hal yang membantu kelemahan finansial orangtua petenis. Memang hal ini sangat memberatkan penyelenggara karena sediakan free hospitality ke pemain babak utama (minimal 32 pemain). Jika hanya berikan kebeberapa pemain maka hal ini tidak tepat karena ada perbedaan perlakuan yang tidak diperkenankan. Pemberian fasilitas akomodasi seharusnya sudah diumumkan jauh jauh hari bersamaan dengan pengumuman pertandingannya.
Tony Sangitan sendiri dalam pembicaraannya menghendaki bantuannya untuk official ball Pelti untuk bola BLITZ. "Kirim saja surat resmi ke PP Pelti permintaan official ball tersebut. Dan disamping itu pula berkewajiban menjadi sponsor bola TDP yang ditunjuk oleh PP Pelti. Ringan 'kan !" ujarnya.

Selasa, 20 Januari 2009

Made Nariana Ketua Umum KONI Bali 2008-2012

Jakarta, 21 Januari 2009. Dunia olahraga Indonesia mengenal adanya Undang Undang No 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Payung hukum sudah memasuki tahun keempat. Tetapi banyak hal yang justru tidak berdaya terhadap kenyataan dilapangan. Adanya UU ini seharusnya bisa memperoteksi hilangnya lapangan lapangan tenis di Tanah Air.
Induk organisasi tenis, Pelti telah mengikuti undang undang ini dengan merubah AD & ART tentang sebutan Pengurus Besar Pelti menjadi Pengurus Pusat Pelti demikian pula Pengda menjadi Pengprov, Pengcab menjadi Pengkot atau Pengkab.
Ditingkat Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI, beberapa daerah sudah mengikutinya yaitu Ketua Umumnya bukanlah pejabat publik. Salah satunya adalah KONI Provinsi Bali Drs Made Nariana mantan Ketua Pengda Pelti Bali, yang baru terpilih sebagai Ketua Umum KONI Prov.Bali periode 2008-2012 dalam Musyawarah KONI Provinsi Bali 9 Januari 2009. Drs Made Nariana (59 th) sosok wartawan sebelumnya juga menduduki Sekretaris Umum KONI Prov Bali. Selama memimpin Pengda Pelti Bali dua periode ( 8 tahun )sebelumnya telah mampu meloloskan tim putri Bali setelah absen 18 tahun di Pekan Olahraga Nasional. Salah satu petenis nasional yang " dibajak" Provinsi DKI Jakarta dalam PON XVII Kaltim, juga merupakan didikan Pengda Pelti Bali masa kepemimpinan Drs. Made Nariana. Kini Made Nariana memimpin KONI Bali menghadapi PON XVIII tahun 2012 di Riau. "Mampukah Bali mengulangi pretasinya di PON XVII Kaltim." Inilah yang ditunggu tunggu masyarakat tenis Bali.
Mengenal Made Nariana di pertenisan Indonesia, August Ferry Raturandang mempunyai kenangan tersendiri. Kenangan mau marah tapi lebih baik mengalah. Saat itu ada Rekernas KONI di Denpasar. Dalam rapat tersebut adalah salah satu topik mengenai PON XVII Kaltim. Masalah perubahan aturan PON yaitu masa domisili atlet didaerahnya. Adanya perubahan yang mempercepat sehingga timbul pro dan kontra. Secara pribadi August Ferry Raturandang tidak setuju dengan perubahan tersebut. Sehingga waktu voting pertama August Ferry Raturandang memilih tidak setuju. Tapi ternyata ada kesalahan dibuat oleh panitia sehingga voting diulang. Sadar kalau kehadiran saat itu mmewakili induk organisasi Pelti maka jawabannya harus jawaban Pelti. Saat itu juga kontak Ketua Umum PB Pelti . Dan dapat jawaban setuju. Maka sewaktu voting kedua, August Ferry Raturandang mengambil sikap menyetujuinya karena keinginan induk organisasi Pelti.
Kejadian tidak enak justru sewaktu keluar ruangan bertepatan menghadapi meja yang diduduki oleh Made Nariana bersama anggota KONI Prov. Bali lainnya. Ada kode tangan yang diberikan kepada August Ferry Raturandang sangat menyingung perasaan, Yaitu kode diberikan seolah olah terima uang sehingga berubah putusan. Tapi karena mengingat pertemanan dengan Made Nariana cukup lama , sikap ini tidak ditanggapi, karena dianggap tidak tahu permasalahan sehingga ada perubahan sikap.
" Selamat Bekerja Bli "

Senin, 19 Januari 2009

Turnamen Nasional dengan Full hospitality

Jakarta, 20 Januari 2009. Bertambahnya pihak ketiga yang berkeinginan sebagai penyelenggara Turnamen nasional tenis cukup mendapatkan sambutan positip dari induk organisasi tenis yaitu PP Pelti. Sehingga target mencapai 100 turnamen nasional dan internasional di tahun 2009 bisa dicapai.
Salah satunya adalah rekan rekan dari Adhi Raga Tennis club yang berdomisili di Depok yang sudah mengajukan permohonan TDP kelompo k yunior di awal Juni 2009.
Hari ini berkunjung salah satu rekan dari Adhi Raga Wibawa, Ina Ratna Komara menyampaikan keinginan dan minta saran kepada August Ferry Raturandang tentang rencana pelaksanaannya.
Melihat rencana pelaksana akan menyediakan full hospitality artinya seluruh peserta akan ditanggung akomodasinya di Jakarta, sehingga timbulah pertanyaannya. " Kira kira berapa peserta yang diharapkan ? " Ternyata diperkirakan hanya 100 peserta. Diberitahukannhya kalau selenggarakan turnamen nasional kelompok umur 10 tahun, 12 tahun, 14 tahun dan 16 tahun peserta bisa sekitar 200-300 seperti turnamen lainnya. Karena itu diminta agar pikir baik baik rencana mau berikan full hospitality. Tapi jika memang cukup dananya maka ini akan menjadi turnamen nasional pertama yang akan berikan full hospitality.
Anjuran August Ferry Raturandang sebaiknya dibuat size of draw sebesar 32 dibabak utama dan 32 dibabak kualifikasi. Dan yang diberikannya hanya kepada peserta tunggal saja dibabak utama dan jika kalah maka tidak ditanggung full hospitality. Tapi semuanya harus beritahukan ke PP Pelti. Khusus KU 10 tahun dan 12 tahun karena tidak punya PNP yang dibuat resmi PP Pelti, bisa terbuka size of drawnya. "Khusus untuk KU 10 tahun dan 12 tahun, bisa saja beri full hospitality bagi 32 besar saja atau 16 besar saja.Tapi beritahukan ke PP Pelti dan nanti dalam publikasinya juga harus disebutkan sehingga aturan main sudah diumumkan sebelum pertandingan, bukan ditengah jalan." ujarnya

Keinginan untuk membantu orangtua mengatasi permasalahan besarnya beaya ikuti suatu turnamen nasional yang tentunya sangat diharapkan semua pihak, tetapi dengan dipenuhinya keingina tersebut jangan sampai membuat penyelenggara menjadi jera. Akibatnya kelanjutannya dimasa depan akan sulit terjadi. Pilih mana, hanya sesaat atau berkesinambungan. Ini masalahnya sehingga August Ferry Raturandang berpendapat seperti diatas.

Boleh ambisi tapi jangan ambisius

Jakarta, 19 Januari 2009. Setiap selenggarakan Seleksi Nasional (Seleknas) selalu awalnya muncul bermacam macam keluhan ataupun usulan usulan sesuai keinginan maupun kehendak masing masing orangtua yang mewakili putra dan putrinya yang berkecimpung di olahraga tenis khususnya yunior. Dan selalu memkasakan kehendaknya sendiri. Bi dari sistem pemilihan maupun kriteria yang dikehendakinya, bahkan seolah olah mau menggurui. Timbul kesan institusi tertinggi tenis di Tanah Air yaitu Pelti, tidak transparan. Dengan dalih kurang transparan dipakai seagai senjata menyentil Pelti selaku pelaksana Seleknas. Ini selalu berlangsung setiap tahunnya.

Tahun 2009, untuk Seleknas usia 14 tahun tanggal 21-25 Januari 2009 di Temanggung Jawa Tengah, telah diputuskan 8 nama putra dan 8 putri ditambah masing masing 2 sebagai cadangan. Beberapa hari lalu August Ferry Raturandang menerima telpon dari salah satu orangtua petenis asal bandung Willem Winata yang masuk dalam cadangan putra (nomer 9). Selama ini Willem Winata cukup familier dengan August Ferry Raturandang karena paling sering ikuti turnamen Persami Piala Ferry Raturandang baik yang diselenggarakan di Bandung maupun Jakarta. Sehingga orangtuanya berinisiatip menghubungi August Ferry Raturandang. Ingin mengetahui kenapa posisi Willem Winata sewaktu PNP yang digunakan untuk Turnamen FIKS TELKOM tahun 2008, peringkatnya masih masuk dalam 6 besar. Tetapi waktu dikeluarkannya PNP terbaru justru turun menjadi nomer 9. Ini memang suatu pertanyaan besar sekali jikalau tidak mengetahui permasalahannya. Setelah itu masih banyak TDP lainnya diselenggarakan dan terakhir kalinya adalah New Armada di Magelang. Akibatnya banyak poin didapat oleh petenis lainnya sehingga yang tidak iktui TDP tersebut maka akan kehilangan peluangnya. Ini yang terjadi.
Christian Budiman selaku penanggung jawab Seleknas , menerima SMS dari salah satu orangtua petenis yunior asal Surabaya yang kebetulan PNPnya nomor 10 sehingga masuk cadangan kedua. Yang hebatnya minta dirinci angka yang didapat. Karena perhitungannya adalah keberhasilannya di FIKS Telkom 2008 dan New Armada 2009. Sewaktu Christian sampaikan kepadanya maka August Ferry Raturandang katakan suruh datang saja ke Jakarta periksa angka yang didapat. Yang hebatnya, kata Christian dalam SMS tersebut disebutkan dari hasil perhitungan dengan pelatih2 lainnya di Surabaya harus sama dengan perhitungan oleh PP Pelti. Dan dalam telponnya disampaikan nada ancaman berupa jika tidak sama maka akan disebar luaskan ke media massa. “Kenapa musti takut, biarin saja bekoar koar, kami punya data. Saya yakin akan berbeda data yang mereka punya dengan yang dikumpulkan di PP Pelti. Suruh dia datang ke Jakarta tidak perlu dijelaskan pertilpon. Capek deh. ”ujar August Ferry Raturandang sedikit marah kepada Christian Budiman.
Hari ini langsung diminta kepetugas di Sekretariat PP Pelti kumpulkan data data yang dimaksud. Data sudah disiapkan tetapi yang bersangkutan tidak muncul.
Mark Ginting salah satu anggota yang diterima masuk Seleknas tidak bisa ikut karena baru sembuh dari penyakit. Sehingga posisinya diganti oleh cadangan pertama yaitu Willem Winata.

Bunge Nahor, salah satu pelatih tenis beritahu kepada August Ferry Raturandang , akan datang ke Magelang bersama putranya Jeremy Nahor yang juga namanya ada di PNP 14 tahun. “ Kalau ada yang mundur dan cadangan tidak hadir , apakah boleh Jeremy Nahor menggantinya.? “ ujarnya. Oleh August Ferry Raturandang dikatakan sebaiknya berkonsultasi dengan Christian Budiman sebagai penanggung jawab, bukan kepadanya.
Begitulah ambisi masing masing orangtua menghadapi Seleknas 14 tahun, belum lagi nanti bulan Februari 2009 akan diadakan pula Seleknas usia 16 tahun. "Boleh ambisi tapi jangan ambisius "
"Kase pa kita Chris, biar mangada pa kita." ujar August Ferry Raturandang kepada Christian Budiman orang Medan yang pernah 3 tahun di Bitung Sulawesi Utara.

Minggu, 18 Januari 2009

Petenis Malaysia Ikut Piala Ferry Raturandang-62

Jakarta , 18 Januari 2009. Turnamen tenis yunior Piala Ferry Raturandang-62 diikuti oleh petenis asal Malaysia untuk pertama kalinya. Dari 5 atlet tersebut petenis putra M. Iqram keluar sebagai juara tunggal putra usia 16 tahun, sedangkan Hyda Yazmin sebagai runner up tunggal putri usia 14 tahun.

Miguel Mangunpratomo, Dimas Kolopita, Raheta Riki keluar sebaga juara turnamen tenis Piala Ferry Raturandang- 62 yang berlangsung hari ini (18/1) dilapangan tenis Gelora Bung Karno Jakarta. Difinal tunggal usia 10 tahun, Miguel Mangunpratomo (DKI) mengalahkan Akira Rafi (DKI) 42 41. Sebelumnya disemifinal mengalahkanFikri Luthfi (DKI) 40 40. Sedangkan Akira Rafi mengalahkan Rafi R tanpa tanding. Final Tunggal putra usia 12 tahun, Dimas Irwandi Kolopita mengalahkan petenis Bogor Handoyo 14 54(7).Disemifinal Dimas mengalahkan Olaf 40 40 sedangkan Handoyo mengalahkan Satrya Nurahmat 40 40

Tunggal putra 14 tahun petenis Purwakarta Raheta Riki Ardiansyah mengalahkan Mihammad Hafiz (DKI) 41 53 sedangkan disemifinal Raheta mengalahkan Arthur Maruli Hutabarat (DKI) 54(5) 41 Begitu pula Muh.Hafiz mengalahkan Joshua Azura (Depok) 41 42

Tunggal putra 16 tahun keluar sebagai juara petenis asal Malaysia M. Iqram yang berhasil mengalahkan difinal Imam Rosidin (DKI) 41 41. Disemifinal Imam Rosidin mengalahkan Gilang Ramadhan 42 24 14-12. Sedangkan Iqram mengalahkan Imanuel (DKI) 41 41.

Tunggal Putri 10 tahun, keluar sebagai juara Sabrina Sobirin (DKI) difinal mengalahkan Valencia Sudibyo (DKI) 41 40. Disemifinal Sabrina mengalahkan Safira Nadhila 54(1), 24 , 10-8. Sedangkan Valencia mengalahkan Nadhira Tsara 54(10) 41

Tunggal putri 12 tahun keluar sebagai juara Irania Safira (Karawang), runner up Heidi Indrawara Satari (DKI) dan semifinalis Febe Ruth Priscila (DKI).

Untuk tunggal putri 14 tahun keluara sebagai juara Devi Hasan (DKI) yang difinal mengalahkan petenis Malaysia Hyda Yazmin 41 40 Disemifinal Devi mengalahkan Dita Feriana Safitri asal Karawang 42 53, sedangkan Yazmin mengalahkan Cika Kasturi Supria (DKI) 40 40.…

August Ferry Raturandang sempat berbincang bincang dengan salah satu orangtua petenis Malaysia tentang kegiatan tenis di Indonesia dan Malaysia. "Kami senang datang ke Indonesia." ujarnya didampingi oleh pelatih Ardi Rivali.

"Petenis nasional Indonesia banyak yang pernah ikut turnamen ini." ujarnya mempromosikan Piala Ferry Raturandang. Keikut sertaan petenis Malaysia untuk pertama kalinya yang datang dari Malaysia. Biasanya petenis asing yang ikut sudah berdomisili di Jakarta mengikuti orangtuanya yang bekerja di Jakarta.

Sabtu, 17 Januari 2009

Menikmati Air Panas di Tirta Tapta, Bangka

Pangkal Pinang, 16 Januari 2009. Ada satu pusat wisata di Bangka, Bumi Sepintu Sedulang yaitu Air Panas di Tirta Tapta yang terletak di Kecamatan Pemali Bangka. Jalan menuju tempat air panas cukup mulus begitu juga dari Pangkal Pinang. Kesempatan menikmati air panas tidak dilewatkan. Karena di hotel Grand Parai Resort & Spa tidak tersedia lapangan tenis, sehingga menimati pasir putihnya dan kegiatan sport bahari tidak bisa dilakukan akibat cuaca sangat buruk sekali. Ombak dan angin kencang bisa membuat sakit.
Dari perjalanan keluar hotel yang jalannya cukup mulus walaupun tidak besar terlihat juga selain sejumlah mesjid terdapat juga Gereja Katholik dan Gereja Kristen.
Di Tirta Tapta, air panas yang ditampung dalam kolam renang tidak berbau belerang. Beda dengan yang ada selama ini dimana terletak diawah gunung sehingga udaranya dingin dan berbau belerang. Disini , udara panas dan airmya panas.
Suasana pemilihan caleg2 juga mewarnai sepanjang jalan di Bangka seperti juga daerah daerah lainnya. Tampak pula baliho dari Rizal Ramli bersama istri (orang Bangka) sebagai calon Presiden mendatang. Begitu juga baliho dari Caleg-2 yang tidak dikenalnya. Menjelang pemilu seperti daerah lainnya, sepanjang jalan dipenuhi dengan berbagai bendera warna warni dari Partai-2 yang ada. Dominasi yang terlihat adalah bendera partai Demokrat, PDI-P. Tetapi satu dua terlihat bendera PPP, Gerindra, PBB, Golkar.
Sebelum kembali ke hotel, bertepatan waktunya sembahyang Jumat, mobil berhenti didepan Mesjid untuk beri kesempatan sopir dan lainnya untuk menjalankan tugasnya sembahyang.
Terdengar cukup keras khotbah dari Chotibnya yang cukup menarik mengenai CINTA. Dikatakan pula ciri ciri khas Cinta adalah mencintai orang yang dicintainya. Nomer satu kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Setelah selesai khotbah terdengarlah Sholatnya . Karena berbahasa Arab yang tidak dimengertinya, diputarlah musik Broery Marantika ditelepon selulernya
Kembali ke Hotel untuk menikmati makan siang. Menu yang dimakan hanyalah Karedok dan soto Bandung. Setelah itu dihidangkannya Durian. Maknyus walaupun sedikit saja yang dinikmatinya, cukup satu buah durian dari dua buah yang dihidangkannya .
Selama berada di Sungai Liat, tidak terlihat adanya lapangan tenis. Keinginan besar melihat kondisi lapangan tenis di Pangkal Pinang yang menurut informasi ada 4 lapangan dalam satu lokasi. Hanya karena tidak ada yang memberi kesempatan melihatnya sehingga kesempatan ini terlewatkan. Sayang sekali, kali ini tidak meluangkan waktu sejenak untuk urusan tenis. Istrahatlah sekali kali.
Sehari sebelumnya menyempatkan diri SMS dengan salah satu pelatih di Bangka, ternyata cukup sibuk untuk bisa bertemu. Begitu juga dengan rekan dari Pelti setempat. Ada pemikiran sebelum menginjakkan kaki di Pangkal Pinang untuk selenggarakan Persami. Tetapi masalahnya petenisnya dari Pangkal Pinang tidak banyak. Hilang sudah kesempatan selenggarakan Turnamen tenis Persami.
Karena jarak cukup jauh dari Pangkal Pinang, maka keluar hotel untuk kembali ke Jakarta pukul 14.00. Pesawat Batavia sudah menunggu pukul 17.00. Frekuensi penerbangan dari Jakarta ke Pangkal Pinang cukup banyak. Dilayani oleh Mandala, Sriwijaya dan Batavia.

Jumat, 16 Januari 2009

Menikmati Pantai Parai Tenggiri

Parai Tenggiri, 15 Januari 2009. Keindahan pantai Parai Tenggiri di Bangka yang termasuk dalamProvinsi Kepulauan Bangka Belitung sangatlah tidak bisa dilupakan. Seindah pantai Bali yang selama ini dikenal masyarakat Indonesia maupun luar negeri. Deburan ombak dan pasir putih bisa melupakan segala permasalahan. Angin bertiup cukup membuat duduk ditepi pantai pasir putih bisa terlena. Pantai merupakan bagian dari marine tourism dan ini pula menjadi mega potensi pariswisata Indonesia sebagai negara Bahari. Indonesia memiliki pantai terbanyak didunia tidak bisa dipungkiri lagi/ Dari sejumlah pantai yang sudah pernah dikunjungi August Ferry Raturandang sebagai daerah tujuan wisata ternyata di Kepulauan Bangka Belitung memilikinya. Parai Tenggiri namanya dengan hotel Parai Resort & Spa. Selama 3 hari pantai ini akan dinikmatinya dengan puas. Keistimewaan Pantai Parai Tenggiri ini bukan hanya pantainya yang landai dan berpasir putih lembut dengan ornamen sejumlah batuan granit beragambentuk dan ukuran dalam kondisi apa adanya. Ternyata hotel Parai Resort ini menyediakan fasilitas pecinta bahari seperti glass bottom boat(untuk menyaksikan keindahan ikan ikan laut tanpa harus menyelam), banana boat untuk merasakan keceriaan bersama temanmaupun keluarga, Parasailing, Jet Ski, Kano, Snorkling.
Kesempatan menikmati Matahari di Pantai Prai Tengggiri yang jaraknya kurang lebih 32,5 km dari Pangkal Pinang, bisa melupakan segala permasalahan didalam kegiatan sehari hari.
Saat ini ditengah tengah cuaca buruk yang melanda Tanah Air, sangat tidak menguntungkan karena kencangnya angin dan besarnya ombak dengan air pasangnya membuat kengerian untuk terjun ke lautan.
Saat ini dicobanya berdiri diatas jembatan dari hotel ke Rock Island didepannya cukup berbahaya jika tidak hati hati. Berdiri dengan melebarkan jarak kedua kakinya. Tapi jika tidak terasa badan mau terbawa angin. Topi Dunlop yang digunakannya terbang saking kerasnya.
"Sayang cuaca tak mendukung sehingga tidak bisa menikmati sepenuhnya pantai yang indah ini" ujarnya.
Jika penat ternyata disediakan Martha Tilaar Spa yang terletak didalam kompleks hotel. Tinggal pilih , mau Exotic Body Treatments, Aromassage Body Journey, Exotic Facial Healing, Bio Nature's Facial dll semua tersedia. Begitu juga ada pijat tradisional.
Bagi yang suka akan suasana musik, bisa saja masuk ke Karoke dan juga tersedia meja biliar yang menggantikan ruangan music live.
Merenungkan masalah tenis menjelang seleksi nasional usia 14 tahun, membuat hati tertawa melihat perilaku para orangtua. Memperlihatkan ego masing masing dimana unsur sportivitas sangat diabaikan sekali. Dengan mendambakan induk organisasi agar ikut larut bersama mereka atas dugaan ketidak jujuran segelintir pelaku tenis di Tanah Air justru membingungkan uinduk organisasi Pelti." Ikuti kemauan mereka justru mereka juga yang hendak mentest ketegasan dan konsistensi kami." ujarnya