Rabu, 30 April 2008

Kocaknya Pelatihan Pelatih di Senayan

30 April 2008. Suasana pelatihan pelatih di Senayan cukup kocak disaat pelatih Bunge Nahor satu grup dengan rekannya Albert Polohindang. Kedua pelatih ini sama sama satu kampung di Sulawesi Utara sering saling adu argumentasi. Saat grup ini diminta maju dalam kelas memberikan evaluasi hasil pelajaran dilapangan sore ini, Bunge sebagai observer, Albert Polohindang sebagai pelatih yang akan memperagakan cara melatih siswanya yaitu Abdul Radjab dari Palu dan Yusak dari Manokwari. Bunge selaku observer diminta tutor Roy Morison memberikan penilainannya terhadap pelatih Albert Polohindang. Dalam penilaian Bunge ternyata pelatih sudah menjalankan step step yang diajarkan, Ketika ditanyakan kepada siswa yang diperagakan oleh Abdul Radjab maka dikatakan suara kurang keras sehingga tidak jelas apa yang diajarkan. Langsung Albert Polohindang menyampaikan kalau suara Bunge yang terus bercerita sehingga siswa tidak dengar. Maka suasana dalam kelas jadi riuh tertawa. Begitu juga oleh Albert Polohindang katakan kalau Bunge terlalu banyak internvensi peragaan pelatih.
“Memang ini dua seharusnya dipisah grupnya,” ujar pelatih Yusuf dari Makassar sambil tertawa melihat kocaknya kedua pelatih tersebut.
Langsung setelah itu Roy Morison menyampaikan kalau grup ini termasuk baik karena semua aktif dan saling mengisi.

Senin, 28 April 2008

Jangan Cari Sertifikat Tapi Cari Ilmunya

28 April 2008. “Jangan cari sertifikat saja tapi lebih penting cari ilmunya.” Begitulah kira kira pernyataan salah satu peserta asal Jakarta, setelah diterangkan di National ITF Level-1 Coaches course pagi ini yang dibuka di Senayan Jakarta akan diberikan sertifikat kelulusan dan sertifikat keikut sertaan oleh tutor Alfred Henry Raturandang.

Tidak lama kemudian salah peserta Bunge Nahor langsung ikut berbicara, kalau pernyataan itu sudah pernah dikemukakan 4 tahun silam. Begitulah suasana hari pertama kepelatihan pelatih tenis yang digelar di Senayan. Tidak lama kemudian Alfred melihat Bunge Nahor berbisik bisik melayani pertanyaan dari Albert Polohindang disaksikan oleh Paulin Sapulete sehingga tidak fokus kepada pengajar, langsung ditegur untuk tidak membuat diskusi sendiri sendiri. “ Labih baik Bunge berdiri didepan nanti saya duduk disitu.” Begitulah ujar Alfred kepada Bunge yang lagi asyik ngobrol. Akhirnya semua ikut tertawa.
Bunge Nahor salah satu sosok pelatih di Jakarta terkenal dengan banyak guyon dan penuh humor sejak dari dulu semasa masih sebagai petenis aktip.
"Saya sering dapat SMS yang menjelek jelekan Martina (Ketua Umum PP Pelti), tapi saya counter kembali, dan mereka akhirnya diam sendirinya." ujarnya disaat pelatihan istrahat siang kepada Albert Polohindang, Paulin Sapulete dan August Ferry Raturandang. Dengan semangat Bung menunjukkan SMS yang diterimanya cukup panjang dan penjelasannnya juga cukup panjang.
"Mereka itu karena tidak tahu sehingga bikin cerita macam macam. Contohnya Ayrton Wibowo dikecam tidak layak turun di Davis Cup. Apa mereka tahu dalam TC Ayrton kalahkan Prima 2 set langsung. Tidak ada yang tahu. Semua itu pilihan pelatih Robert Davis yang rekomendasikan." uajrnya dengan semangat tinggi kalau berbicara.

Sebenarnya penyelenggara hanya menerima 30 peserta tetapi tidak bisa menolak begitu hadir sudah di tempat peserta datang dari Jambi, Papua.

Jumat, 25 April 2008

Ferry Raturandang Penipu ?

26 April 2008. Kalau sekarang dikenal dengan nama August Ferry Raturandang (AFR), sebenarnya ada cerita tersendiri karena sejak kecil kalau penulisan nama tidak pernah selengkap itu, cukup Ferry Raturandang. Semua rekan rekan tahunya nama Ferry Raturandang bukan August Ferry Raturandang. Perubahan penulisan nama menjadi lengkap sesuai dengan akte kelahiran yaitu August Ferrij Raturandang. Ada perbedaan nama Ferry menjadi Ferrij baru ketahuan saat tahun 2006 saat perpanjangan paspor. Selama ini nama di KTP ataupun passport penulisan Ferry bukan Ferrij, tapi kejelian Imigrasi sesuai akte kelahiran nama Ferrij yang ada. Kenapa berubah sejak kira kira tahun 1994 menjadi lengkap August Ferry Raturandang . Apalah sebuah nama ? Tapi bagi August Ferry Raturandang sangatlah penting karena ada cerita tersendiri.
Nama Ferry Raturandang sejak tahun 1989 mulai sering muncul dimedia massa karena saat itu di era kepengurusan PB Pelti dibawah Moerdiono kegiatan tenis khususnya turnamen meningkat tajam . Kedekatan dengan media massa karena aktivitas tenis mencuatkan nama Ferry Raturandang. Ada oknum asal dari Sulawesi Utara yang juga bernama Ferry R (tapi R bukan dari Raturandang, kalau tidak salah R..u, dengan 4 huruf saja) yang menggunakan nama Ferry Raturandang (FR) untuk penipuan. Kejadian kejadian menarik untuk diungkapkan atas ulah FR sehingga menyangkutkan nama baik AFR. Tahun 1991, menerima tilpon dari Bank Surya menanyakan kredit mobil sedangkan AFR tidak kredit mobil. Begitu juga sewaktu keluar berhenti dari PB Pelti ( 1992-93) diperkenalkan dengan seorang rekan yang mengetahui betul dengan si penipu (FR) tersebut. Karena tetangganya di Tebet. Teman ini cerita kalau okum itu jago dalam penipuan. Karena kuat dukungan dibelakangnya yaitu oknum militer pasukan khusus. Soal keluar masuk penjara bukan hal yang aneh baginya.

Sewaktu ke Manado, Stien Marie Raturandang-Montolalu ( Ibu dari AFR ) cerita kalau pernah mendengar warta berita TVRI Manado, Ferry Raturandang SH selaku Ketua Umum DPP Kesatuan Sopir Indonesia (KESPI) sedang melantik DPD Kespi Sulawesi Utara, bentuk tubuhnya gemuk dan pendek ternyata bukan putra tercintanya.
Kemudian karena ingin tahu kegiatan tenis didaerah adalah kebiasaan AFR pergi kedaerah selalu mencari media cetak setempat untuk berdiskusi mengenai olahraga tenis jika daerah tersebut kegiatan tenis menurun aktivitasnya. Saat itu tilpon ke Harian Manado Pos yang berkantor di Tikala. Dan diundang datang ke kantornya malam hari. Begitu ketemu mereka ungkapkan alasan mengundang datang karena ingin melihat sendiri Ferry Raturandang. Terungkaplah cerita karena ada oknum Ferry Raturandang (FR) selaku Ketua umum DPP Kespi meninggalkan utang kamar hotel Sahid Manado. Begitu terima telpon dari Ferry Raturandang yang ingin berdiskusi soal tenis, agak aneh dan ini yang mengundang wartawan ingin ketemu langsung.
Kemudian sewaktu keluar dari PB Pelti , AFR sempat menjadi Humas dari PT Panca Wiratama Sakti, developer dari Kota Tigaraksa di Kabupaten Tangerang. Pemilik dari PWS adalah Johnny Widjaja, suami dari Martina Widjaja. Dan ada cerita baru soal FR penipu tersebut. Johnny Widjaja menerima tilpon dari rekan perwira Kepolisian yang bercerita dan bertanya kenapa mempunyai Humas seorang penipu. Johnny Widjaja langsung cerita dengan Martina Widjaja yang kaget juga karena tidak percaya. Hebatnya Martina tidak langsung percaya karena dikatakan tinggal di Tebet, kemudian mencari foto foto saya yang ada. Begitu ditunjukkan foto AFR baru ketahuan kalau bukan AFR yang dimaksud. Begitu juga teman teman yang sering ke KOMDAK Metro cerita sewaktu ingin bertemu dengan Kadit Serse Komdak Kombes Drs Harry Montolalu, terpajang foto foto orang orang yang dicari Polisi, ada foto FR tersebut. Kalau AFR yang dimaksud tentunya tidak sulit bagi Drs Harry Montolalu menangkapnya karena kenal sama AFR juga.

Ada berita di salah satu media cetak, nama Ferry Waturandang selaku ketua DPP Kespi melantik DPD Kespi Sulawesi Selatan. Ini dia ganti lagi namanya.
Suatu saat pernah berkenalan dengan seorang (lupa namanya) yang pernah menjadi Sekretaris DPP Kespi tersebut. Dia cerita kalau keluar dari kepengurusan karena FR sering salah menggunakan nama organisasi. Berati memang benar ada oknum tersebut.
Belum lagi sebelum aktip kembali ke Pelti, menerima tilpon dari Pro Kennex ( merk Raket tenis) yang beritahukan pesanan FR raket tenis sudah siap diambil. Waduh saat itu juga merasa tidak pernah pesan raket, langsung beritahu ProKennex kalau AFR tidak pernah pesan raket. Begitu juga salah satu Pro Shop di Pulo Mas telpon menagih FR atas pengambilan 5 raket tenis Prince (harganya saat itu Rp; 300 ribu perbuah) . Langsung AFR katakan tidak pernah ambil raket tersebut, dan menanyakan apa ada tanda terimanya. Kalau ada AFR siap membayarnya. Heibatnya oknum FR ini bisa tahu semua nomer tilpon AFR. memang kalau penipu lihai harus bisa kuasai ilmunya.
Begitu juga saat masih di pusat Tenis Danamon, salah satu supervisor cerita kalau ada temannya seorang debt collector ingin cari AFR karena masalah utang sebesar Rp 200 juta. Supervisor tsb kenal betul siapa AFR sehingga dijelaskan juga kepada rekannya debt collector kalau salah alamat. Heibatnya juga diceritakan kalau orang tersebut bisa cerita seluruh keluarga AFR, baik nama nama adik adik AFR.

Kamis, 24 April 2008

Batasan Usia Ikuti WTA Tour dan ITF Women's Circuit

25 April 2008 .Bagi petenis yunior ingin ikuti turnamen internasional ITF Women’s Circuit ataupun WTA Tour sudah harus mengetahui aturan aturan tentang pembatasan mendapatkan wild card maupun ikut turnamen tersebut. Ikuti turnamen internasional Women’s Circuit juga diatur masalah usia. Batas minimum usia adalah sudah berulang tahun ke 14.
Jika berusia antara ulang tahun 14 tahun ke 15 tahun maka hanya boleh ikuti turnamen Women’s circuit atau WTA Tour maksimum 7 turnamen dengan rincian hanya boleh 4 (empat) turnamen yang ber prize money lebih besar dari $ 10,000, plus Fed Cup Kualifikasi dan 1 eksibisi atau bukan WTA Tour turnamen. Bisa dapat 3 wild card dari WTA Tour Tier I – V ataupun ITF Women's Circuit, dengan rincian 1 wild card babak kualifikasi atau babak utama WTA Tour Tier I-V atau Women’s Circuit , dan 2 wild card babak kualifikasi atau utama dari ITF Women’s circuit.
Jika berusia antara 15 tahun dan 16 tahun, boleh ikuti turnamen maksimum 8 profesional turnamen plus 1 WTA Championships Fed Cup, dan 3 eksibisi. Pemain ini bisa terima 3 wild card dengan rincian 2 wild card babak kualifikasi atau utama dari WTA Tour Tier I-V atau ITF Women’s Circuit dan 1 wild card WTA Tour Tier III-V atau ITF Women’s Circuit.

Jika berusia antara 16 tahun – 17 tahun, maka berhak ikut maksimum 10 profesional turnamen . Untuk wild card berhak 3 wild cards
Jika berusia antara 17 tahun dan 18 tahun bisa ikuti 13 profesional turnamen bisa ikuti 13 profesional turnamen dan wild card didapat juga dibatasi yaitu 6 wild card ITF maupun WTA Tour membuat aturan aturan ini dengan alasan alasan tertentu sehingga tidak mengganggu prestasi atletnya

Batasan Umur Ikuti Tirnamen Internasional Yunior

25 April 2008. Kegiatan turnamen tenis di Indonesia cukup banyak untuk peningkatan prestasi, baik kegiatan turnamen tenis yunior maupun kelompok umum. Maraknya turnamen yunior cukup mengangkat kuantitas maupun kualitas petenis yunior sehingga cukup besar keinginan petenis tersebut meningkatkan prestasi dengan ikuti turnamen internasional.
Menyadari hal ini, perlu diketahui pula aturan aturan yang baku sudah dikeluarkan International Tennis Federation (ITF) maupun WTA-Tour , ATP-Tour.

Karena sering menerima surat pemberitahuan dari ITF untuk mengingatkan petenis yunior Indonesia agar tidak menyalahi aturan ITF, karena banyak petenis Indonesia yang rajin ikuti turnamen turnamen diluar negeri, sehingga perlu kiranya aturan ini disebar luaskan.
Batas minimum usia petenis untuk bisa ikuti turnamen international ITF Junior adalah sudah berulang tahun ke 13. Setelah itu bukan berarti bisa ikuti sebanyak mungkin turnamen, karena ada batasan batasannya.

Turnamen internasional ITF Junior itu mempertandingkan kelompok umur 18 tahun saja. Peserta bisa ikuti dengan batasan maksimum 10 turnamen bagi yang sudah berusia 13 tahun, sampai petenis tersebut mencapai top 50 ITF Junior Rank maka ada tambahan 4 turnamen lagi. Jika sudah berusia 14 tahun maka maksimum boleh ikuti 14 turnamen sampai mencapai top 20 ITF Junior ranking. Jika sudah berusia 15 tahun maka boleh ikuti 16 turnamen sampai mencapai top 20 ITF Junior ranking maka dapat tambahan 4 turnamen. Untuk usia 16 tahun maka boleh ikuti 25 turnamen. Jika sudah 17 tahun ataupun 18 tahun bebas sebanyak mungkin ikuti turnamen .
Tetapi ada ketentuan tambahan adalah jumlah turnamen itu berdasarkan antara Jari Ulang Tahun dan hari turnamen berlansgung, bukan berdasrkan tahun. Dan yang dimaksud hari turnamen adalah waktu babak utama berlangsung perhitungannya. Jika ikuti turnamen profesional, maka akan berlaku aturan WTA Tour atau ATP -Tour.

Kunjungan Ke Banda Aceh pasca Tsunami

1 Juli 2005. Kedatangan pertama kali pasca Tsunami memasuki kota Banda Aceh mendapatkan kesan sangat mendalam. Bukan hanya karena melihat situasi hancurnya kota Banda Aceh, tetapi saat pertama kali turun di Airport sudah mendapatkan perlakuakn istimewa oleh Ketua Pengda Pelti Nanggroe Aceh Darussalam Thanthawi Ishak yang juga menjabat Sekretaris Provinsi nanggroe Aceh Darussalam. Disambut begitu turun dari tangga dengan pagar ayu dan diberikan kalung bunga bagaikan seorang pejabat pemerintah oleh pejabat pemerintahan provinsi, kemudian masuk VIP Room untuk istrahat sejenak berkenalan dengan pejabat daerah yang ada di VIP Room. Ini untuk pertama kali sambutan diberikan selaku Wakil Sekjen PB Pelti dalam perjalanan sebagai pengurus di Induk organisasi olahraga tenis.
Kesan kedua adalah melihat hancurnya kota Banda Aceh akibat peristiwa Tsunami. Daerah ini berkeinginan untuk bangkit dari kehancuran akibat Tsunami ditunjukkan dengan semangat tinggi dengan menggelar turnamen nasional Aceh Open dengan hadiah sebesar Rp. 50 juta pada tanggal 3 – 7 Juli 2005. Turnamen hanya mempertandingkan pertandingan tunggal dan ganda putra saja.
Setelah masuk kamar Suite room yang disediakan oleh Panpel, kegiatan seterusnya adalah melihat persiapan pelaksanaan turnamen dan juga penataran wasit yang akan bertugas.
Disaat duduk bersama rekan rekan lainnya tiba tiba masuk salah satu pelatih yang waktu itu belum pernah kenal hanya pernah mendengar namanya karena ulahnya yang sering bertingkah. Tanpa basa basi langsung bertanya apakah dari PB Pelti. Ketika mengiyakan karena kaget ada pertanyaan yang tidak diawali dengan salam perkenalan langsung pelatih tesebut nama Murwamsyah menyampaikan kalau tidak boleh puas dengan adanya turnamen Aceh Open. Alasannya adalah bagaimana dengan jaminan kelanjutannya. Tapi langsung dijawab kalau Pelti sudah bangga di Banda Aceh ada turnamen nasional, dan manusia tidak bisa menjamin akan kelanjutannya. Yang penting adalah sudah berani bikin turnamen. “ Siapa yang bisa jamin kalau Anda besok masih hidup ! “ Itulah jawaban yang August Ferry Raturandang selaku Wakil Sekjen PB Pelti saat itu. Kemudian yang bersangkutan pergi ketempat lainnya. Memang setiapperjalanan ke daerah selalu sering mendengar keluhan keluhan dari pelatih maupun orangtua petenis yunior mengenai kinerja Pengda Pelti setempat. Semua lupa kalau Pelti sekarang berbeda dengan Pelti sebelumnya. Dianggapnya Pelti yang harus menanggung beaya kegiatan putra dan putri kalau ingin keluar daerh ikuti turnamen perorangan. Ini keliru sekali.
Setelah selesai waktunya untuk meninjau lapangan yang akan digunakan. Saat melihat lihat lapangan yang masih digunakan latihan, dikejutkan dengan masuknya motor dengan suara knalpot memekakkan disamping badan. Ternyata Murwansyah lagi yang tidak ada sopan santunnya terhadap tamu daerahnya. Dalam hati sat itu jika menyenggol kaki maka tidak ada ampun langsung dihajar saja dengan kaki yang ada. Biar nyaho lah.
Tanggal 2 Juli 2005, diantarnya keliling Banda Aceh melihat lapangan tenis yang hancur oleh Tsunami. Memang akibat Tsunami cukup besar kehancurannya bukan hanya lapangan tenis tetapi bangunan bangunan lainnya sehingga ada kapal pembangkit listrik milik PLN bisa terdampar kedaratan kurang lebih 4 km dari pinggir lautan. Saat sibuk lihat lihat tiba tiba ada yang berteriak memanggil nama Ferry Raturandang. Waduh jauh jauh ke Aceh ada juga yang kenal, ternyata rekan dari Jubilee School , Haris bersama sama rombongan dan ada teman kaka kelas di Fakultas Kedokteran yang sudah 20 tahun tidak bertemu dan ketemu lagi di Banda Aceh. Suprise !.
Acara pembukaan dilapangan hari Minggu 3 Juli 2008, disaat diminta untuk menyampaikan sambutan, langsung minta ijin ke Ketua Pengda Pelti karena tidak fasih mengucapkan assalam mu'alaikum karena kuatir salah, untungnya dikatakan lebih baik tidak usah ucapkan dari pada ucapkan tapi salah. Siangnya langsung kembali ke Medan untuk menghadiri pembukaan turnamen Medan Open dan pelantikan Pengda Pelti Sumatra Utara pada malam harinya.

Rabu, 23 April 2008

Wacana PON XVII Diundur Bikin Masalah

23 April 2008. Munculnya wacana pengunduran waktu pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional XVII 2008 akhir akhir ini karena dihembuskan oleh Ketua Bidang Pertandingan PB PON XVII Kaltim Herbiansyah Hanafiah ke media, sehingga turun tangan Ketua Umum KONI Pusat dan Menegpora R.I seperti yang dikemukakan dimedia massa. Hanya berdasarkan belum siapnya 3-4 venue cabang olahraga. Apakah semudah itu, karena keputusan penunjukkan Kaltim sebagai tempat pelaksana PON diputuskan oleh Rapat tertinggi KONI beserta anggotanya. Seharusnya dilakukan Rakernas KONI Pusat untuk bisa memutuskan nasib penundaan tersebut. Perkiraan tidak semudah itu dan KONI Provinsi yang akan berteriak disebabkan jika diundur tentunya berarti ada penambahan dana Pelatda. Sedangkan dana Pelatda dari setiap KONI Provinsi berasal dari APBD yang sudah dicanangkan jauh jauh hari. Tidak semudah mengeluarkan dana APBD disaat sekarang ini. Sewaktu diundurkannya jadwal PON dari Maret menjadi Juli 2008, sudah banyak protes yang muncul, waktu gagasan muncul karena waktu pelaksanaan masih lama. Tetapi sekarang disaat PON XVII tinggal 73 hari, apakah mungkin diterima begitu saja apapun keputusan akhir tetap penundaannya.

Bagaimana kesiapan cabang olahraga tenis ? Tentunya August Ferry Raturandang selaku Technical Delegate cabang olahraga tenis bersama Johannes Susanto tetap memberikan dukungan agar PON XVII tidak perlu ditunda karena venue tenis sudah hampir selesai ( 90 % ) hanya menunggu pengerasan jalan sekitarnya dan penghijauan. Kalau diikuti dalam rapat rapat KONI Pusat dengan technical delegate selama ini, terlihat kalau masih belum ada kesepakatan atau kurangnya komunikasi antar induk organisasi pusat dengan pengurus daerah atau provinsi cabang olahraga tersebut di Kalimantan Timur. Dari laporan laporan yang masuk dalam setiap rapat di KONI timbul kesan cabang olahraga di Pusat menghendaki agar dibangun sarana terbaik dengan akibat tentunya butuh dana cukup besar. Apalagi bagi cabang olahraga yang kurang aktip didaerah Kaltim. Bagi yang aktip tentunya bukan maslah karena komunikasi dan aktifitasnya Sangatlah kurang bijak kalau sampai mengorbankan cabang cabang olahraga yang sudah siap. Alangkah indahnya PON XVII 2008 tetap terlaksana sehingga tidak mengganggu program dari keseluruhan cabang olahraga di Indonesia. Penundaan akan membuat buyarnya seluruh program tenis di Tanah Air. Ketatnya kegiatan turnamen tenis sebagai salah satu korban jika sampai terlaksana mundurnya jadwal PON XVII 2008. Memang harus diakui kesalahan besar datangnya dari KONI Provinsi Kaltim yang awalnya sangat berambisi agar PON bisa diselenggarakan di Kaltim. Disaat itu pimpinan daerah dipegang oleh Gubernur Kaltim Suwarna. Perseteruan politik didalam pemerintahan daerah Kaltim membawa dampak hancurnya situasi saat ini. Perseteruan antara Bupati Kukar dengan Gubernur Suwarna sebagai pemicu permasalahannya. Ditambah dengan masuknya kedua tokoh ini ke penjara makin pusing pejabat daerah yang serba tidak bisa memutuskan. Kemudian menjelang PON XVII dibumi Kaltim sedang ada pesta besar yang bukan olahraga yaitu perebutan kekuasaan pimpinan daerah yaitu PILKADA. Ternyata Pilkada ini diperebutkan oleh petinggi daerah yang juga terlibat diadalam Pengurus Besar PON XVII. Ya, inilah akibatnya.

Tenis adalah Amatir atau Professional ?

23 April 2008. Harus diakui dalam kurun waktu kurang lebih dua puluh tahun terakhir ini, dunia olahraga telah berkembang dengan sangat spektakuler. Bisa dilihat disetiap media massa selalu ada rubrik olahraga. Koran jika tanpa berita olahraga, ibaratnya makan tanpa garam. Peranan media massa telah menjadi suguhan menarik dengan memanfaatkan dengan kreasi kegiatan olahraga sebagai berita menarik dan juga sebagai hiburan yang enak ditonton. Kemajuan zaman membuat segala memungkinkan. Walaupun tidak melihat langsung kelapangan yang jaman sekarang sudah ada media televisi yang memudahkan bagi semua bisa berhubungan langsung melihat dari seberang lautanpun masih bisa menikmatinya. Akibatnya tontonan atraksi olahraga sangat menguntungkan dari segi financial. Bisa menjadi profit making.
Dinamika dan perkembangan olahraga seperti ini telah mengangkat harkat dan martabat bangsa
Olahraga awalnya sangat dikenal dengan amatir kemudia berkembang menjadi olahraga professional, yang akhirnya menjadi komoditi bisni yang sangat menjanjikan sekali. Olahraga professional telah bangkit seperti bangkitnya olahraga amatir. Dimana keduanya punya sasaran yang sama yaitu altius (paling tinggi), fortius (paling kuat) dan citius (paling cepat(. Munculnmya olahraga professional bisa mengembangkan berbagai macam usaha bisnis yang telah dipersiapkan melalui metode latihan yang efektif sehingga bisa mencapai sasaran prestasi yang tinggi.

Kembali ke tenis, yang jadi pertanyaan apakah tenis itu amatir atau professional. Awalnya sih amatir kemudian muncullah prize money membuat atletnya menjadi professional, bahkan ada wadah khusus yaitu Asocciation Tennis Profesional (ATP) dan juga Women Tennis Association (WTA). Dengan adanya professional bukan berarti amatir langsung mati.Tidak. Amatir tenis itu adalah tingkat kelompok umur atau dikenal dengan yunior. Setelah itu diatas yunior baru masuklah kekelompok umum yang akhirnya menjadi professional.Karena setiap turnamen nasional di Indonesia menyediakan prize money. Sedangkan tingkat yunior tetap amatir karena tidak diperkenankan memberikan prize money kepada pemenangnya.
Bagaimana nasibya jika turnamen yunior terima uang alias prize money, berarti buklan amatir lagi tetapi masuk ke professional. Banyak petenis asing seaktu masih status yunior bertanding ke professional, tapi diperkenakan karena atlet tersebut tidak mau terima prze money yangdisediakan turnamen. Atlet tersebut akan minta surat penyatan dari penyelenggara turnamen agar disebutkan tidak terima hadiahnya. Jadi mau dikenakan hadiah prize money tgersebut. Masih bisa dinikmati dengan cara disebutkan prize money tersebut diterima oleh pelatih atau orangtuanya sebagai pengganti beaya perjalanannya keturnamen tersebut .
Kalau berniat sekolah di Amerika Serikat maka harus hati hati karena disana ketat sekali.Jika petenis college ketahuan ikut turname pro harus bisa buktikan tidak terima prize money.

Peserta National ITF Level-1 Coaches Course Banyak ditolak

23 April 2008. Kesadaran akan kualitas pelatih sangat menentuakn kemajuan tenis di Indonesia, induk organisasi tenis di Indonesia yaitu Persatuan Tenis seluruh Indonesia (PELTI) telah mencanangkan kegiatan National ITF Level-1 Coaches Course pada tanggal 28 April – 3 Mei 2008 di ruang rapat PP Pelti di stadion tenis Gelora Bung Kanro.
Saat ini perhatian dari peserta cukup besar bahkan sampai hari ini langsung ditutup sesuai dengan kuotanya, tetapi masih saja mengalir permintaan dari daerah daerah untuk ikut serta tetapi dengan terpaksa ditolaknya.

Adapun 31 peserta terdiri dari :
1. Abdul Radjab (Palu, Sulteng)
2. Achmad Yusuf (Karawang, Jabar)
3. Albert Polohindang (Jakarta)
4. Aprimon (Jakarta)
5. Aryo Wirayuda (Jakarta)
6. Basri Usman (Manokwari Papua Barat)
7. Bunge Nahor (Sulut)
8. Darto (Jakarta)
9. Djati Walujastono (Bandung)
10. Erni Eko Suswati (Karawang, Jabar)
11. Guntur Suparmono (Jakarta)
12. Hassan (Jakarta)
13. Heriyanto (Medan)
14. Hilman Nurmahdi (Malang, Jatim)
15. Indra Yazid (Medan)
16. Ibramsyah (Kotawaringi Barat, Kalteng)
17. Jeffrey Tanod (Serui, papua)
18. Jemi Majampoh (Manokwari, Papua Barat)
19. Johannes Pintu (Singapore)
20. Joko Budi Wiyono (Kuningan, Jabar)
21. Jufriadi SAG (Sumbawa, NTB)
22. Ketut Budaya Astra (Singaraja, Bali)
23. Mario Ronaldo (Jakarta)
24. Martin Setiawan (Bandung)
25. Paulinawati (Jakarta)
26. Rifaat (Sumbawa, NTB)
27. Supriyadi (Cirebon, Jabar)
28. Ucok Djunaedi (Pariaman, Sumbar)
29. Yoga Noviantoro Suprawito (Jakarta)
30. Yusak Kawiyan (Manokwari, Papua Barat)
31. Yusuf (Makassar, Sulsel)

Kegiatan ini ditahun 2008 akan diteruskan setiap bulannya di awali di Jakarta kemudian diluar daerah lainnya.
Acara penataran dimulai tanggal 28 April – 3 Mei 2008 pukul 08.00 w.i.b dengan mewajibkan setiap peserta membawa perlengkapan tenis seperti sepatu, pakaian dan raket tenis. Karena mata pelajaran yang akan diberikan disamping teori juga praktek dilapangan.Bagi peserta dari luar Jakarta yang membutuhkan akomodasi oleh penyelenggara disiapkan Hotel Atlet Century Park.

Selasa, 22 April 2008

Ayu Masih di Tuntut KONI Prov. Bali

22 April 2008.Pekan Olahraga Nasional XVII di Kalimantan Timur sudah dekat waktunya. Nama nama tim dari daerah sudah ada. Pertikaian atlet kelihatannya sudah selesai. Tetapi setelah diteliti ternyata belum selesai. Masalah Ayu Fani Damayti yang diperebutkan oleh KONI Provinsi Bali dan DKI Jakarta sudah diputuskan oleh Badan Arbiotrase Olahraga yang dibentuk KONI Pusat memenangkan ke DKI Jakarta. Sesuai dengan aturan KONI Pusat selaku pemilik Pekan Olahraga Nasional, keputusan Badan Arbitrase itu mutlak tidak bisa ditolak. Ini teorinya karena kenyataannya KONI Provinsi Bali masih layangkan surat protes ke KONI Pusat. Ya apa jadinya.
Disamping itu pula tanpa disadari kalau ada atlet putri Bella Destriana yang didaftarkan oleh Pelti Sumsel dan Kalbar. Kalau ikut Sumsel maka tim Sumsel akan masuk babak utama, tapi kalau ikut Kalbar harus melalui babak kualifikasi. Tapi posisi Sumsel di babak utama tetap tidak tergoyahkan walaupun Bella tidak ikut bermain di PON XVII tahun 2008 di Balikpapan.
Selaku Technical Delegate PON XVII , AFR pernah mempertemukan Sekretaris Pengprov Pelti Sumsel H Asnawi dengan Ketua pengprov Pelti Kalbar H Bunyamin Solichin di Munas Pelti 2007 di Jambi, dengan maksud agar keduanya memecahkan permasalahannya. Hasil pertemuan di Jambi bulan Nopember 2007, AFR tidak tahu perkembangannya.
Banyak pihak mengharapkan PP Pelti mengatasinya, tetapi dalam hal ini event PON itu milik KONI maka yang jadi patokan adalah Daerah masing masing untuk memecahkan permasalahannya sendiri
.
Informasi dari Pengprov Sumsel melalui H.Asnawi kalau Bella sudah pernah terima uang dari Pengprov Pelti Sumsel sebagai ikatannya. Yang menurut orangtua Bella yang disampaikan ke AFR kalau nilainya sangat kecil dan merasa seperti dijebak. Bahkan mau dikembalikan tetapi H.Asnawi tidak mau terima. Sewaktu datang keluhan dari kedua orangtua Bella oleh AFR dikatakan tidak akan ikut campur karena harus netral. Yang buat persoalan bukan AFR jadi tidak perlu diatur, cukup mendengar saja. Karena semua pihak pasti mau menang sendiri.
Bella bersama orangtuanya domisili di Palembang kemudian pindah latihan di Jakarta dan sekolah di Jawa Barat dan ikut PORDA Jawa Barat . Kemudian Bella pindah ke Kalbar dengan mengikuti aturan mutasi. Akhirnya Kalbar telah kontrak Bella dengan berikan dana pembinaannya. Nah ini dia siapa yang pintar dan siapa yang.... Tetapi harus diakui pejabat Pelti di Daerah banyak yang tidak tahu kekuatan pertenisan nasional, sehingga kemakan janji janji atau rayuan pelatih pelatih yang mencari daerah yang butuh pemain untuk PON . Akibatnya kena jebak. Dengan dalih untuk pembinaan dan prospek atlet sangat besar dikemudian hari.
AFR pernah ngobrol masalah Bella dengan pelatihnya. Kesimpulannya Bella tidak mau main untuk Sumsel dan kalau perlu tidak main untuk kedua duanya. Nah gimana dengan kontraknya ? Aneh !
Andaikan kedua daerah tetap pertahankan maka Bella akan tidak diperkenankan main di PON XVII. Kualifikasi PON XVII mulai tgl 26 Juni - 2 Juli 2008 di Samarinda sedangkan babak utama PON XII mulai 6 - 15 Juli 2008 di Balikpapan

Senin, 21 April 2008

ITF mencari tahu penyebab Elbert Sie tidak turun di Davis Cup by BNP Paribas

22 April 2008. International Tennis Federation ( ITF ) sedang lakukan penelitian sebab musababnya beberapa negara di Davis Cup by BNP Paribas baik World Group, Zona Group 1 dan 2 tidak menurunkan petenis nomer satu maupun nomer 2 nya. Gejala ini sudah mulai terlihat, sehingga ITF tidak mau kehilangan moment Davis Cup sebagai sumber dana masuk dari sponsor internasional cukup besar. Banyak negara pelaksana kesulitan mencari sponsor domestiknya karena dibatasi, dimana mayoritas sponsornya sudah diambil oleh ITF.

Banyak cara akan dilakukan oleh ITF sebagai antisipasinya, salah satunya adalh mulai akan datang penyisihan Davis Cup by BNP Paribas pemainnya akan mendapatkan peringkat ATP Tour. Sehingga gaung kejuaraan dunia beregu Davis Cup by BNP Paribas tetap teratas dan merupakan kebanggaan setiap petenis didunia ini. Awalnya seluruh petenis dunia maupun nomer satu dunia pernah ikut membela negaranya di Davis Cup ini.

Untuk Indonesia disaat lawan Hongkong turun dengan Elbert Sie yang waktu itu peringkat 1 Indonesia , sedangkan waktu lawan China , Elbert Sie tidak turun berlaga dengan alasannya sendiri. ITF menanyakan penyebabnya sebagai bahan penelitian ITF.

Petenis Indonesia menolak undangan ke Eropa

21 April 2008. Setiap tahun Intrnational Tennis Federation selenggarakan Team tour ikuti turnamen turnamen di Eropa selama 5 minggu . Ada beberapa kelompok umur dalam team tour ini yaitu untuk KU 14 tahiun, 16 tahun dan 16 tahun. Indonesia sering mendapatkan undangan tersebut, Kalau KU 14 tahun diambil berdasarkan prestasi melalui turnamen seperti yang baru lalu di Jakarta dikenal dengan Jubilee School 14 & U Asian Champs 2008. Dari hasil Jubilee School ini diambil 5 terbaik. Sedangkan KU 16 tahun dan 18 tahun berdasarkan usulan dari induk organisasi masing masing negara. DI Eropa hasil dari zona Asia Oceania akan bergabungdengan Zona lainnya seperti Eropa, Amerika, Eropa dll.
Banyak petenis Indonesia sudah menerima tour tersebut, seperti Angelique Widjaja, Agung Bagus Dewantoro, Christopher Rungkat, Jessy Rompies, Cynthia Melita, Grace Sari Ysidora Tobing dll.
Tahun 2008, KU 14 tahun tidak ada satupun petenis Indonesia yang berhasil, sedangkan tahun lalu ada 2 yaitu Grace Sari dan Cynthia Melita. KU 18 tahun di tahun 2007, Chrsitopher Runglat dan Jessy Rompies pernah menerima tour ke Afrika oleh ITF.
Tahun 2008, KU 16 tahun, Grace Sari Ysidora menerima undangan ITF ke Eropa selama 5 minggu , hanya karena terbentur waktunya dengan Pekan Olahraga Nasional XVII 208 di Kaltim, Grace yang bergabung dengan tim Sumatra Utara harus masuk babak kualifikasi tidak bisa ikuti undangan tersebut. Hal yang sama juga untuk Cynthia Melita yang calon sebagai penggantinya tidak bisa memenuhi undangan tersebut karena PON XVII padahal Cynthia yang masuk tim Jawa Tengah langsung masuk babak utama.
Pelti bisa usulkan nama nama lain tetapi harus mendapatkan persetujuan ITF melalui ITF Development Zona Asia Oceania Suresh Menon di Kuala Lumpur.
AFR terima berita dari Medan, ada kemungkinan KONI Sumut tidak akankirimkan tim tenis putri ke Kualifikasi PON XVII karena tidak masuk babak utama PON XVII. Berita ini datang dari Achmad Mulyadi sekretaris PengProv Pelti Sumatra Utara. Kalau tim putra langsung masuk babak utama akan dikirim. Pengprov Pelti Sumatra Utara seperti anak ayam kehilangan induknya karena Ketua PengProv Pelti Sumut yaitu Ramli Wakil Walikota Medan sedang dalam urusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta.
Walaupun telah disampaikan kalau tenis semua daerah ikut PON XVII yang dibagi dalam babak kualifikasi dan babak utama , dan tidak ada PRA-PON seperti cabang cabang lainya yang lakukan Pra PON 6 bulan sebelum PON berlangsung, tetap saja KONI Prov. Sumut menganggap tim tenis tidak lolos PON.

Tes doping di Turnamen BPD Kaltim Women's Open 2008

21 April 2008. Berita baru datang dari Balikpapan tentang rencana tes doping bagi peserta turnamen internasional BPD Kaltim Women's Open ( $ 25,000) yang direncanakan mulai 27 April - 4 Mei 2008 di Family Club Bukit Damai Indah di Balikpapan.
Selaku Direktur Turnamen Susan Soebekti menyampaikan ke AFR tentang uji coba oleh PB Pekan Olahraga Nasional XVII sebelum PON sendiri yang direncanakan di Balikpapan tanggal 5 - 15 Juli 2008.

Masalah ini bisa dilakukan dan nanti diberitahu ke Referee Keith Sweeney dari Australia. Memang selama ini sepengetahuan AFR belum pernah dilakukan tes doping ke peserta. Caranya tidak semua yang di tes. Terserah tim anti doping akan memilih secara randsom. Bisa bagi peserta babak kualifikasi dan bisa juga babak utama.
Hasilnya baru ketahuan setelah turnamen selesai. Jika dilaporkan ke ITF, dan ada atlet yang terlibat doping maka akan kena skors oleh ITF untuk tidak bisa ikut bertanding di turnamen turnamen internasional dalam jangka waktu tertentu.

Minggu, 20 April 2008

Hari Kartini Dapat Hadiah SMS Liar

21 April 2008. Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia karena semua pihak akan merayakan sebagai hari Kartini, Tetapi hari ini pula AFR terima hadiah SMS dari no. 021 33039863 yang isnya cukup mengagetkan , yaitu OM ! BUAT APA ? PB MENGADAKAN PENATARAN PELATIH. BUKTINYA PELATIH YG SELALU GAGAL MASIH DIPAKAI KU MARTINA. APAKAH DI INDONESIA INI SELAIN TINTUS CS YG LAIN BODOH SEMUA ? Kemudian diikuti pula dengan SMS lainnya dari nomer yang sama bunyinya KWALITAS PELATIH2 YG LAIN MUTUNYA RENDAH TAPI TTS AND SZN YG HEBAT MAKANYA TIM KITA NENANG TERUS. ADA APA DGN MARTINA INI ? APAKAH LAGI SAKIT ?

Oleh AFR langsung dibalas : PEMIKIRAN TIDAK PERLU ADA PENATARAN PELATIH SANGAT DISAYANGKAN MASIH ADA DI INDONESIA INI. Kemudian AFR kirim lagi SMS membalasnya JADI MAU MAJU TIDAK PERLU SEKOLAH. APA KATA DUNIA ?
Sedih juga pemikiran pemikiran picik hanya karena ada sakit hati dilemparkan dengan tanpa tanggung jawab, karena tidak menyebutkan nama sipengirim. Masih ada di tenis Indonesia masyarakat yang sangat picik dalam berpikir. Tidak ada gunanya ada pendidikan pelatih yang justru titik lemah tenis di Indonesia adalah kualitas pelatih. ITF sendiri begitu giat selenggarakan kepelatihan pelatih ITF mulai Level-1, Level-2, Level-3 dstnya.

Ternyata SMS liar ini dikirimkan juga ke anggota pengurus Pelti lainnya seperti Atet Wijono, Alfred Raturandang dari komite pelatihan pelatih maupun Johannes Susanto dari bidang pertandingan. Ini disebut SMS liar tak bertanggung jawab karena tidak menyebutkan nama sipengirim. Sebenarnya tidak perlu dilayani, tapi perlu diketahui apa adanya, begitu rendahnya cara berpikir. Gimana mau maju tenis kita andaikan ada pelaku pelaku seperti dia ini.
Begitulah nasibnya jika duduk dalam kepengurusan olahraga di Indonesia, harus bersabar dan pikiran tenang tidak emosi menghadapi semua celoteh masyarakat yang tidak puas terhadap setiap langkah yang dilakukan oleh pengurus induk organisasi.

KATA-KATA BIJAK: Kesabaran harus diusahakan dan tidak diberikan secara cuma-cuma, karena kesabaran bukanlah karunia. Kesabaran merupakan salah satu dari buah Roh, jadi harus diusahakan.

DOA: Tuhan, berilah aku kemampuan untuk tetap sabar didalam situasi apapun dan dalam menghadapi siapapun, supaya NamaMu dimuliakan. Dalam Nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Marah, Kesal atas berita Majalah Tennis

20 April 2008. Membaca Tabloid Tennis yang telah berubah jubah menjadi Majalah Tennis, edisiNo. 118 tanggal 18 April 2008 timbul perasaan marah, kesal dan sedih sekali. Kenapa sampai begitu ? Membaca cerita tentang prize money di turnamen tenis nasional. Pro kontra terhadap aturan yang diterapkan atau dibuat oleh International tennis Federation (ITF). Dibukanya mata induk organisasi tenis di Indonesia yaitu Pelti terhadap main kucing kucingan pelaksana TDP Yunior selama ini dilakukan oleh pelaksana TDP baik itu oleh Pengurus Kota/Kab (dulu Pengcab) maupun PengProv(pengda).
Kenapa harus marah, karena begitu rendahnya kelakuan pelaku pelaku tenis terhadap pelanggaran aturan yang sudah baku selama ini dari ITF tidak diperkenankan memberikan hadiah uang. Yang diperkenankan adalah berupa barang yang nilainya tidak lebih dari US$ 500. Dengan dalih butuh uang sehingga menghalalkan cara cara yang jelas jelas melanggar aturan yang sudah baku . Aturan adalah Aturan tidak bisa ditawar tawar. Ini tenis bukan lainnya dan tidak bisa ditawar tawar lagi. Apapun dalihnya tidak bisa ditoilerir. Kalau bola OUT ya tetap OUT bukan IN. Untungnya sampai saat ini Pengurus Pusat Pelti jika selenggarakan turnamen nasional ataupun internasional yunior tidak pernah melanggar aturan ITF . Jika sampai PP Pelti ikut ikutan seperti pelaku pelaku turnamen didaerah maka hancurlah sudah tenis Indonesia. Bahkan jika sampai ketahuan ITF maka sangsinya akan sangat berat.
Selama ini tidak ada laporan resmi dari petugas dilapangan yang diutus oleh Pelti yaitu Referee. Sepertinya petugas ini sengaja menutup mata padahal mengetahuinya sehingga tidak mau dibuatkan laporan. Sebenarnya mengatasi hal ini sangat mudah. Apalagi sekarang Ketua Umum PP Pelti Martina Widjaja sudah menyampaikan dalam rapat Pelti kalau ada yang melanggar langsung dicabut dari TDP nasional. Begitu juga petugas Referee jika menutup mata akan kena hukuman. Gampangkan, sudah disetujui oleh Ketua Umum PP Pelti. asalkan semua menyadarinya. Yang rugi siapa , tentunya atletnya. Boleh dapat uang tapi tidak dapat PNP atau Peringkat Nasional Pelti.
Memang ada juga anggota pengurus Pelti yang tidak sepaham, dengan dalih ini Indonesia berbeda dengan luar negeri. Ini lebih konyol lagi pandangan pandangan ini. Bagaimana mau maju tenis Indonesia jika berpandangan seperti ini.
Pernah sewaktu Ketua Umum PP Pelti menghadiri pembukaan TDP Nasional Piala new Armada, mendapatkan poster dari turnamen Bakrie Pemalang Open. Yang jelas jelas diumumkan berhadiah Rp. 60 juta. Poster ini membuat marah Ketua Umum PP Pelti. Saat itu AFR dipanggil dengan bidang pertandingan kekantornya. Ditanyakan ke AFR siapa yang harus dihubungi, langsung AFR berikan salah satu nomer HP dari pengurus cabang Pelti Pemalang. Martina menghubungi langsung dan berbicara dengan Pengkot Pemalang masalah ini. Pengcab langsung minta maaf dengan surat dikirinkan ke PP Pelti.
Tetapi kasus ini diulangi lagi di Cialacap dengan sponsor Bakrie, yan kelihatannya ada unsur kesengajaan oleh sponsornya.
Dengan dibukanya berita di Majalah Tennis, dimasa mendatang PP Pelti harus segera bertindak tegas. Memang pernah ada TDP Nasional yang dihukum dengan tidak dimasukkan dalam PNP hasil pertandingannya. Ini baru disadari setelah setahun kemudian disampaikan oleh pengurus didaerah ke AFR.

Padahal nilai yang didapat hanya sejumlah Rp 100 ribu yang dianggap bisa memotivasi atlet atletnya. Selama ini dalam percakapan dengan orangtua disetiap turnamen Piala Ferry Raturandang , AFR selalu tekankan kepada Orangtua kalau sudah merupakan kewajiban Orangtua membeayai putra putrinya dalam meningkatkan prestasinya. Bukan pelaksana turnamen yang harus membeayai atletnya. Ini harus disadari betul.
Suatu saat AFR menerima SMS dari salah satu pelatih yaitu Iskandar , orangtua dari petenis yunior Karyn Emeralda. Disampaikan kalau banyak petenis potensi didaerah butuh uang, jika tidak ada uang, tenis itu milik anak anak orang kaya yang tidak mau jadi petenis nasional ditutup kata kata bercanda ha ha ha. Karena bercanda AFR langsung menjawab dengan ha ha ha udah miskin main tenis ha ha ha. Ya ini puncak kekesalan juga.
Tanpa disadari oleh masyarakat tenis akibat akibatnya. Dengan mengharapkan banyaknya peserta dengan rtayuan rayuan tidak benar. Akibatnya, orangtua atau pelatih pelatih selalu berusaha berbagai cara ikuti TDP Yunior yang beri prize money terbesar, dengan cara catut umur. Dari penyusuran AFR didapat lebih dari 15 atlet catut umur dari Jawa Tengah. Ini contoh jelas.

Janganlah Berjiwa Pengemis

April 2008. Beberapa tahun lalu saat mantan anak buah sewaktu menjadi Sport Manajer Pusat Tenis Kemayoran, minta bantuan uang untuk beaya putrinya mau bertanding ikuti turnamen nasional yunior di Magelang, AFR langsung sedikit keras dengan menyampaikan agar tidak mempunyai jiwa pengemis. "Janganlah kamu berjiwa Pengemis." itu jawaban AFR saat itu. Memang agak kaget juga saat disampaikan kepada Darsono yang kerja di Pusat Tenis Kemayoran sampai sekarang sebagai Satpam. Harus ditekankan demikian agar berupaya mencari sebanyak mungkin dengan cara cara positip. Kal;au belum berusaha janganlah minta minta keluar. Memang kelihatannya agak kejam tetapi AFR bermakusd baik demi masa depan putrinya. Harus diakui apa yang telah dilakukan sendiri saat mendidik putrinya sebagai petenis yunior, namanya Voni Darlina. Berusahalah sekuat tenaga sampai titik terakhir barulah minta bantuan. AFR sendiri berpendirian kalau mau membantu bukan dengan berikan uang tetapi berikan jalan keluar. Kalau ikut Persami, AFR berikan keringanan dengan tidak perlu membayar pendaftaran. Selama setahun telah ikuti turnamen Piala Ferry Raturandang tidak perlu membayar. Ini salah satu solusi yang diberikan AFR.

Memang dengan cara begitu, terlihat begitu tegarnya Darsono berusaha kirim putrinya ke turnamen turnamen diluar Jakarta. Pengamatan AFR, sewaktu diluar kota, ternyata keduanya menginap di Mesjid yang dekat lapangan. Ini suatu perjuangan yang cukup berharga. Setelah berjuang dengan upaya sendiri tentunya disuatu saat putrinya sudah berprestasi maka akan mendapatkan sponsor. Ini yang AFR tekankan kepada Darsono, suatu saat sponsor akan meliriknya. Dan tahun 2008, kemajuan didapat dengan berhasilnya Voni Darlina dipanggil iku seleksi nasional KU 14 tahun, hanya sayangnya hasilnya masuk [eringkat 4 saja. Tapi usia masih muda sehingga tahun 2009 bisa berbicara di kelompok umur 14 tahun. Siapa tahu setelah membaca blogger ini ada yang mau membantu Voni Darlina

Manjur juga Slogan Piala Ferry Raturandang

20 April 2008. Disela sela pertandingan Piala Ferry Raturandang-53 dilapangan tenis Gelora Bung Karno, AFR dihadapi dengan ngambeknya salah satu peserta putri kelompok 10 tahun. Putri tersebut sangat kecewa atas pertandingannya yang baru selesai sekali bertanding. Dia langsung ngambek tidak mau bertanding kembali lawan berikutnya. Ini akibat dari dirinya merasa dirugikan atau dicurangi lawannya masalah bola out dan in. Hal ini dlaporkan langsung ke AFR oleh orangtuanya.

Putri manis ini cukup keras menurut orangtuanya, dan hanya mau mendengar kalau pelatihnya saja yaitu Bunge Nahor. Ini hal yang biasa dipertenisan karena banyak anak anak hanya mau menuruti perintah pelatihnya bukan orangtuanya.

Setelah dapat laporan ini, AFR mencari akal kira kira apa yang bisa merubah pikirannya yang salah itu. Langsung ditanyakan kenapa tidak pakai kaos yang diberikan kepada setiap peserta Piala Ferry Raturandang. Kemudian anak tersebut ambil kaos dari dalam tasnya, dan ganti bajunya. Setelah itu kembali ke AFR untuk memperlihatkan kaosnya.

"Nah ini dia, baca dong tulisannya, WIN Or Loose I Don't Care. I Just Play @ Ferry Raturandang Cup." . Kemudian AFR tanya kalau mengerti artinya. Sebelum dijawab langsung AFR sebutkan artinya. " Menang atau Kalau Cuek Aja, Yang penting main di Piala Ferry Raturandang." Karena datang kesini untuk bertanding, bukan untuk WO. Jadi lebih baik main. Begitulah yang disampaikan kepada Patricia Imanuela. Yang mendengar ikut mendukung sehingga Patricia ikut tersenyum senyum.
Tidak lama kemudian terlihat Patricia sudah menuju kelapangan untuk bertanding. Melihat itu AFR cukup puas melihat manjurnya slogan yang ada di T-shirt yang dibagikan kepeserta turnamen tenis Piala Ferry Raturandang-53.

Joshua Tatuh Juara Piala Ferry Raturandang-53

Jakarta, 20 April 2008. Datang untuk pertama kali ikuti turnamen tenis Piala Ferry Raturandang-53 dilapangan tenis Gelora Bung Karno, petenis cilik berkacamata asal Manado Joshua Giofani Garcia Tatuh berhasil keluar sebagai juara tunggal putra kelompok umur 8 tahun. Begitu pula munculnya atlet atlet cilik menambah meriahnya suasana turnamen di Senayan ini.
Joshua mengalahkan petenis asal FIKS Bandung, Kemal Sadewo Ratmono 64 difinal sedangkan di semifinal Joshua mengalahkan Endrapta Ibrahim (Satria TC) 61 , Kemal mengalahkan Aditya Putra 63 , putra dari Eny Sulistyawati
Tunggal putra kelompok 10 tahun keluar sebagai juara Ezekiel Marvin setelah mengalahkan Naufal F 64, semifinalis adalah Tubagus Rifqi Hanif dan Adrian Boentoro.

Untuk putri usia 10 tahun putri dari mantan petenis nasional Solihati Moerid, Siti Nur Arasy keluar sebagai juara dan runner up Felicia Cahyadi, semifinalis Shamira Azzahra dan Sabrina.
Tunggal putra 14 tahun keluar sebagai juara petenis asal Purwakarta, Raheta Riki Ardiansyah setelah difinal mengalahkan Diaz Wibawa (DKI) 41 41. Disemifinal Raheta mengalahkan Angga dari Serang tanpa bermain dan Diaz mengalahkan Nando Hutagalung (ARTC) 53 54(4). Tunggal putrid usia 14 tahun, keluar sebagai juara petenis Karawang Dita Feriana Safitri dan runner up Ratu Shafira Hanifah (DKI) dan peringkat 3 adalah Chyntia Joe asal Serang
Untuk tunggal putra 16 tahun keluar sebagai juara Fendi Dharmawan, runner up Mirza Luqman Ahmad, semifinalis Hansel Sanjaya dan Ganesh Raj

Turnamen Piala Ferry Raturandang ke 53 cukup menarik perhatian petenis asal Bandung, Manado, Serang, Bekasi, Karawang dan Jakarta. “Saya cukup senang melihat banyaknya atlet atlet yunior yang baru pertama kali ikut turnamen Piala Ferry Raturandang. Ini berarti makin banyak petenis yunior di Indonesia. “ ujar August Ferry Raturandang Wakil Sekjen PP Pelti selaku penggagas Persami. Hadir pula istri dari Menteri Negara Lingkungan Hidup Ir,. Rachmad Witoelar, Erna Witoelar yang mengantar cucunya, Adika Witoelar bertanding . Selain itu tampak hadir dilapangan pelatih Deddy Tedjamukti, Alfred Raturandang.

Selaku pelaksana Piala Ferry Raturandang, Dino Raturandang menyatakan cukup puas dengan kehadiran muka muka baru sehingga visi dan misinya bisa berhasil dicapai untuk peningkatan populasi dan pretasi tenis Indonesia. Rencana selanjutnya tanggal 18-19 Mei 2008 di Senayan Jakarta.

Selanjutnya dikatakan oleh AFR , peserta National ITF Level-1 Coaches Course tanggal 28 April - 3 Mei 2008 cukup banyak peminatnya yang berasal dari Medan, Pariaman (Sumbar), Bandung, Palu, Serui, Manokwari, Karawang, Jakarta.

Salah Besar Kalau tidak ikut Persami

19 April 2008. Ditengah tengah penyelenggaraan turnamen tenis Persami memperebutkan Piala Ferry Raturandang-53 di Senayan, bertemu dengan dedengkot tenis yang sangat maniak terutama ditahun tahun 1990 an yaitu Achmad Moerid. Kalau duapuluh tahun silam beliau ini dikenal semua orang tenis baik orangtua maupun petenis dan pengurus Pelti. Dan termasuk yang bawel, suka protes kalau kerja panpel tidak benar. Beliau ini sangat aktip keliling turnamen turnamen tenis di seluruh Indonesia. Mengantar putra dan putrinya ikuti mulai dari turnamen yunior maupun senior. Siapapun yang terlibat di pertenisan so pasti kenal beliau. Putra dan putrinya yang termasuk sukses. Beliau termasuk orangtua yang sukses di pertenisan nasional. Dari 5 putra dan putrinya yangterdiri mulai yang tertua Irawati Moerid, kemudian Solihati Moerid, Lamsriati Moerid, Yatman satu satunya putra dan terakhir adalah Moerniati Moerid. Dari kelima ini tiga yang pernah membela nama Negara dalam yaitu Irawati Moerid , Solihati Moerid dan Lamsriati Moerid.

Achmad Moerid menghilang setelah putri putrinya menghilang karena menikah dan kembali tahun 2007, ketemu di turnamen Piala Ferry Raturandang di Senayan. Sekarang yang disibukkan bukan membawa anak anaknya tetapi giliran cucunya yang diantar kelapangan tenis. 2 cucu putrid dari Irawati Moerid yang namanya Nadia Iskandar dan cucu dari Solihati Moerid yang namanya Siti Nur Arasy.“Saya terus terang kalau ada orangtua yang tidak mendukung Persami adalah salah besar.” Ujarnya dengan semangat ke AFR. Dikatakan pula beliau pernah bertanya ke atlet asal Sulut Julia Sanger, tentang tidak ikut Persami sedangkan Kelompok umur 16 tahun dipertandingkan. Atlet tersebut hanya mengantar adik adiknya bertanding. Jawabannya adalah tidak ada lawan di turnamen kelas Persami. Dengan jawaban itu langsung Achmad Moerid katakan ini tanda tanda bukan petenis juara dimas mendatang. Lho kenapa ? Menurut Achmad Moerid, justru sering ikut turnamen yang sudah merupakan kebutuhan atlet tenis, bisa mengasah mental bertanding. Baik lawan yang lebih kuat maupun lebih lemah. “Ini penting sekali untuk mendidik mental.” ujarnya pula.
Ada yang menarik dari pertemanan dengan beliau yang jauh lebih tua usianya dengan AFR. Dari beliaulah AFR tahu siapa gurunya. Pengakuan beliau ditahun 1990 kepada AFR kalau belajar tenis di Manado tahun 1973 saat masih aktip di Angkatan Laut sebagai perwira, dengan pelatih Jo Albert Raturandang , ayah dari AFR. Yang kedua beliau memberi nasehat yang kena dihati yaitu selama ini AFR lupa dengan anak anak sendiri sibuk dengan buat turnamen untuk anak anak orang lain. "Jangan lupa didik anak sendiri dulu baru ingat orang lain." Itulah pernyataan yang cukup menggugah hati AFR saat itu. Karena disaat itu kedua putra dan putri AFR yang awalnya giat aktip ikuti TDP Yunior di Indonesia.

Pertanyaan Dari Hadiman soal Tim Nasional

Jakarta, 18 April 2008. Menyempatkan diri hadir di turnamen tenis nasional Piala Gubernur DKI Jakarta bertemu dengan pelatih Hadiman.. Ada pertanyaan menarik dari Hadiaman mengenai tim nasional Piala Davis Indonesia sewaktu lawan China. Oleh Hadiman dikatakan kalau anggota tim saat itu belum layak masuk tim nasional. Ini contoh ketidak puasan dari pelaku tenis di lapangan selaku pelatih dan mantan anggota tim Davis Cup masa lalu. Wajar wajar saja muncul pertanyaan demikain yang tidak akan putus putusnya datangnya .
Sewaktu dikatakan kalau ada petenis yang diopanggil tidak mau bergabung, justru oleh Hadiman seolah olah yang memanggil seharusnya bertanya kenapa tidak mau. Ini juga agak lain versinya. Justru yang disalahkan tidak bertanya kepada yang tidak mau dipanggil alasannya.
Tapi saat itu AFR tidak mau menjawab lengkap karena melihat motivasi pertanyaannya. Masih ragu ragu karena sebelumnya Hadiman ini pernah jadi anggota PB Pelti 2002-2007 dan untuk Munas 2007, masuk dalam kubu tim sukses calon ketua umum lainnya dan termasuk yang selama ini gembar gemborkan tidak puas atas PB Pelti 2002-2007. Untuk itu AFR tidak mau menjawabnya.

Tapi setelah itu AFR berpikir pikir juga atas pertanyaan Hadiman tersebut. Apakah harus yang mengundang menanyakan kepada yang diundang alasan menolak undangannya. Agak aneh juga prosedur demikian. Masalah anggapan tidak layak, juga sah sah saja, semua orang bisa saja berbeda pendapat. Layak tidak layaknya atlet masuk tim siapa yang menentukan . Apakah masyarakat, apakah pelatih, ataukah semua pihak yang menentukan. Tetapi yang pasti yang kena getahnya adalah induk organisasi.
Tapi yang penting tujuan induk organisasi bukan untuk mematikan atletnya , justru berkeinginan memajukan atlet atletnya yang mempnyai komitmen yang tinggi juga.

Masalah masuknya Ayrton Wibowo yang sebagian masyarakat menilai tidak layak masuk tim nasional, sah sah saja. Tetapi kalau dilihat dari materi petenis muda usia yang ada siapa lagi yang ada. Dari PNP tanggal 31 Maret 2008, tercatat nama yang pertama Elbert Sie, kedua Christopher Rungkat dan seterusnya ada Sunu Wahyu, Prima Simaptiaji, Hendri Susilo , Sebastian Dacosta, Febi Widhiyanto, Andery Setyawanto, Chrismayanto, Nesa Arta, Ayrton Wibowo, Bonit Wiryawan, Andrian Raturandang, Surya Wijaya.. Ada yang mengatakan kalau Agung Bagus Dewantoro lebih bagus dari Ayrton Wibowo. Kenyataannya di Piala Semen Padang yang lalu Agung Bagus dilibat oleh Ayrton. Di Semen Padang yang masuk semifinal adalah Christopher Rungkat, Nesa Arta, Aditya Hari sasongko dan Ayrton Wibowo

Janji janji Pelti tidak dipenuhi

Ketidak puasan atas tim nasional Davis Cup Indonesia menyebabkan banyaknya pertanyaan datang dari masyarakat tenis. AFR terima tilpon dari wartawan. Menanyakan sekitar tidak bersedianya atlet tenis masuk dalam tim nasional Davis Cup yang dipersiapkan menghadapi China tangal 11-13 April 2008 di Jakarta.
Ada 4 petenis yang dipanggil masuk tim nasional tetapi tidak bersedia yaitu Sunu Wahyu Trijati, Andery Setyawanto, Davis Agung Susanto, sedangkan Elbet Sie tidak mengembalikan formulir kesediaannya ke PP Pelti sehingga dianggap tidak bersedia. Pertanyaan pertama adalah menjawab pernyataan dari petenis yang tidak bersedia karena janji janji PP Pelti tidak dipenuhi. Langsung AFR menangkap yang dimaksud siapa nama atletnya walaupun oleh wartawan tersebut tidak menyebutkan namanya. Ini sudah pasti Elbert Sie, karena memang AFR sudah mendengar sebelumnya ada permintaan permintaan dari orangtuanya soal dana sekian ribu dolar. AFR jelaskan kalau dipanggil masuk dalam tim nasional tentunya akan berlaku aturan aturan yang dibuat yang memanggilnya bukan sebaliknya. Setelah ikuti turnamen ITF Men’s Futures di Thailand, Elbert ditawarkan ikuti program tim latihan bersama pelatih yang baru ditunjuk asal Amerika Serika Robert Davis bersama sama Christopher Rungkat. Tapi Elbert lebih memilih latihan di Belanda bukan di Jakarta atau Bangkok. Ketika diminta agar latihan bersama di Jakarta minimal 7-10 hari sebelum hari H nya, Elbert justru menyampaikan baru bisa kembali tanggal yang sudah dekat sekali (3-4 hari) dengan pertandingan. Ini yang jadi masalah karena Pelti menganggap tidak mungkin waktu yang mepet bisa untuk membangun timnya. Belum lagi sebagai pertimbangan di Belanda musim dingin sedangkan di Jakarta panas. Kemudian setelah diancam kalau tidak tiba tanggal 31 Januari 2008 maka akan dicoret, ternyata bisa tiba sebelum tanggal 31 Januari 2008. Inilah masalahnya, ada tarik ulur. Apa yang didapat di Belanda masih diragukan sekali kualitasnya. Ternyata Elbert hasil di tim Davis Cup tidak memuaskan sekali. Bisa dilihat hasil pertandingannya tidak pernah mutlak kantongi 2 angka dari pertandingan tunggalnya. Selalu kehilangan satu angka untuk timnya. Kalau dipikir apakah pantas atlet sudah menuntut banyak sedangkan selama ini belum jelas perjuangannya atau kurang memuaskan. Teori apa saja yang didapat dari luar negeri sedangkan kita semua tahu kalau latihan diluar negeri itu belum tentu hasilnya bagus. Apalagi tidak dikontrol sehingga kurang jelas. Buktinya bisa kejadian seperti tidak sarapan sewaktu mau bertanding sehingga bisa kram perut. Dan bukan hanya sekali kejadian. Sekali di Hongkong dan sekali lagi di Jakarta, dengan penyebab yang sama, belum makan. Aneh bin ajaib

Jumat, 18 April 2008

Tenis perlu Dukungan IPTEK

Harus disadari kalau prestasi olahraga sangat membutuhkan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi alias IPTEK, Perkembangan olahraga prestasi yang cepat disebabkan karena pelatihan dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang olahraga dengan melibatkan tenaga tenaga ahli yang terkait dengan pembinaan olahraga prestasi. Sangat perlu dilakukan dengan multi disiplinner ilmu dan untuk itu diperlukan koordinasi, sinkronisasi dan pemahaman yang sama diantara Pembina Olahraga.
Dengan mendorong Perguruan Tinggi dengan membuka program studi yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang handal dalam pembinaan olahraga yang prestasi. Perguruan Tinggi dapat melakukan penelitian tentang karakter fisiologis atlet sesuai dengan olahraga yang diminati atlet. Begitu pula Pembina olahraga dan pelatih hendaknya memahami karakterisitik cabang olahraga sehingga dapat menentukan takaran yang akurat, perencanaan, periodisasi latihan yang berdasarkan prinsip prinsip latihan.
Ilmu keolahragaab mengenal tujuh sub disiplin ilmu yang telah berkembang dengan pesat sebagai berikut Sport Medicine, Biomechanics, Pedagogy, History, Phylosophy dan Psychology. Untuk peningkatan prestasi secara menyeluruh perlu mengintegrasikan ketujuh disiplin ilmu keolahragaan tersebut. Tak dapat disangkal pemberdayaan ilmu keolahragaan nasional disetiap lini merupakan kebutuhan yangamat mendesak.
Menurunnya prestasi olahraga nasional merupakan bukti yang menunjukkan IPTEK Olahraga di Indonesia selama ini tidak berperan banyak. Apakah kurang atau tidak diberdayakan secara maksimal, mungkin itu jawabannya. Sudah saatnya pelatih dan Pembina merubah sikap dan perilaku pelatihan dari tradisionil ke konsep konsep pelatihan yang memanfaatkan kemajuan teknologi pelatihan tenis. Harus berani untuk merubah dengan cepat menyerap dan menyesuaikan diri dengan percepatan transmisi informasi dunia. Bisa dengan cara meengakses informasi melalui internet. Sudah saatnya pelatih tenis mengenal dunia maya yaitu internet. Mengenal computer meruapakan keharusan , sehingga semua program dapat ditunagkan dengan computer.

Sekarang petenis dipaksakan mengenal dunia maya. Setiap petenis harus memiliki IPIN dengan cara apply langsung ke ITF melalui internet. Begitu juga pendaftaran pemain ikut turnamen Pro Circuit , semua melalui internet.

Apakah itu LITBANG ?

Penelitian dan Pengembangan dikenal dengan LITBANG, sering disalah artikan menjadi suLIT berkemBANG. Tetapi sebagai insan olahraga seharusnya diartikan berbeda. Yaitu eLIT dan memBANGgakan. Timbul pertanyaan , apakah semua cabang olahraga terutama tenis sudah memiliki LITBANG. Begitu juga di klub maupun di induk organisasi tenis yaitu PELTI sudah memilikinya, jawabannya belum mendapatkan perhatian.

Pentingkah ?
Jawabannya tergantung dari mana melihatnya. Tetapi sebenarnya ini sangat PENTING.
Dunia marketing sebenarnya Litbang sudah dikenal lama, hanya beda namanya. Karena suatu produk yang akan diedarkan sudah harus melalui proses LITBANG ini. Diteliti dulu situasi pasar (market). Apakah ada competitornya dan sudah seberapa besar pangsa pasarnya, dstnya.

Hal ini sudah harus dilakukan didunia olahraga. Saatnya bekerja dengan menggunakan data data. Menjelang multi event beberapa tahun silam saat KONI PUsat dipimpin oleh mantan petingi militer, muncullah istilah sport intelegence. Ini sama saja dengan Litbang, beda istilah.

Sudah saatnya selaku pelaku pelaku olahraga memanfaatkan Litbang. Bagaiman caranya. Mulailah dari data base. Sudah adakah data data atletnya selama ini. Begitu juga data data prestasi atlet, maupun kondisi fisik.

PROFESI di lahan OLAHRAGA

Olahraga didunia ini merupakan bisnis besar. Kegiatan setiap harinya selalu bermunculan kepermukaan. Begitu cabang olahraga tenis yang suah mendunia ini termasuk di Indonesia. Tahun 2008 di Indonesia setiap bulan sellau ada kegiatan kegiatan cukup menarik perhatian. Saat ini sedang berlangsung turnamen nasional Piala Gubernur DKI jakarta, sebelumnya ada Davis Cup dll. Tentunya kegiatan kegiatan ini menyerap banyak tenaga tenaga manusia. Terutama di dunia tenis profesional , setiap minggu selalu ada turnamen internasional baik putra dan putri maupun turnamen turnamen yunior sekalipun.
Banyak profesi bisa didapatkan dari olahraga begitu pula tenis. Sebagai petenis juga selain ada pelatih didampingi juga oleh tenaga gizi, masseur dll.

Oleh Majalah Tennis Australia disebutkan beberapa karir bisa didapatkan seperti tenaga tenaga :
- administrasi
- advertising sales
- pelattih (coach)
- Coach educator
- Court Constructor
- Court maintenance
- Event Manager
- Dietician
- Facility / Club Manager
- Fashion design and construction
- Groundkeeper
- Hospitality manager
- Importer
- Inventor
- IT technicians
- Journalist
- Lighting consultant
- Marketing
- Masseur
- Media/Publicity Manager
- Participation Manager
- Photographer
- Physiontherapist
- Pro Player Manager
- Promotor of Event
- Publisher
- Rackquet stringer
- Reception/Information services
- Retailer
- Security manager
- Specialist Software development
- Specialist Travel Agent/Tourism
- Sponsorship sales
- Sport scientist/Bio-mechanist
- Sport Psychologist
- Ticketing coordinator
- Trophies / Awards services
- TV and Radio Broadcaster
- Umpires/Official
- University Lecturer
- Wholesaler
Nah kira kiranya , tidak perlu dikuatirkan masa depan bagi anak anak yang ingin berkecimpung didunia olahraga secara profesional. Sudah waktunya meninggalkan kerja tidak profesional.

Kamis, 17 April 2008

Baru terdaftar 23 pelatih ikuti NationalITF Level-1 coaches course

18 April 2008. Keinginan untuk maju bagi pelatih tenis cukup terlihat besar. Rencana kepelatihan pelatih National ITF Level-1 coaches course yang dilaksanakan tanggal 28 April - 3 Mei 2008 di sekretariat PP Pelti Senayan cukup menarik minat pelatih pelatih dari luar daerah. Yang sudah mendaftarkan diri saat ini dan sudah langsung melunasi uang pendaftaran adalah Ucok Djunaidi asal Pariaman Sumatra Barat, Indra Yazid dari medan, Heriyanto dari Medan, Yusak Kawiyan dari Papua Barat, Basri Usman dari Papua Barat, Johannes Pintu dari Singapore, Jati Walujastono asal Bandung, Rifaat dari Sumbawa dan Jufriadi dari Sumbawa , Ariyo dan Supriadi dari Cirebon dan Abdul Radjab dari Palu.
Ada beberapa calon pelatih yang sudah mendaftar seperti Bunge Nahor, Luciana Nahor, Albert Polohindang, Paulinawati dari Jakarta, Achmad Yusuf dan Erni Eko Suswati dari Karawang yang juga mantan petenis yang tangguh dimasa mudanya. Begitu juga ada petenis dari Malang Hilman Nurmahdi. Disamping itu pula Meidy, Budi Tulus, Wahyu dan Warsidi dari Jakarta dan Jeffry Tanod dari Serui Papua. Sehingga ada 24 pelatih pelatih yang berkeinginan ikuti National ITF Level-1 coaches course. Tetapi ada juga permintaan akan ikut by phone yaitu dari Maluku, Bali, Sulawei Tengah.
Sebelumnya muncul pertanyaan tentang yang sudah pernah ikuti National ITF Level-1 coaches course yang lalu tetapi tidak lulus, minta hanya ikuti ujiannya saja. Tapi hal ini tidak diperkenankan karena harus mengulang kembali.
Materi yang diberikan dalam bahasa Indonesi agar memudahkan peserta. Terdiri dari Pengenalan tentangMini Tenis, the role of Coach, Coaching Childreb and Young People in Tennis, Fitness Training, The Rules of Tennis, How to organize a Tournament, Wheelchair tennis. Ini semua dalam teori didalam kleas. Tetapi ada pelajaran pelajaran dilapangan seperti Coordination/Fun exercise, the Basic Tennis stroke, Mini tennis practice, Warm Up, Singles and Doubles Tactic, Feeding, Simple diagnosis and correction techniques , Teaching formation for group lessons, How to introduce the Basic Strokes to a Group of Beginners, Demonstration test, Drills/Practices, Individual teaching practice, Spin dll.
Ujian akan dilakukan diakhir akhir pelatihan. Sehingga peserta baru dinyatakan lulus setelah ikuti test dan diumumkan kurang lebih dua minggu kemudian.

Kegiatan cukup padat Ikuti Rapat2

Minggu ke 3 April 2008 merupakan minggu penuh dengan acara rapat rapat intern PP Pelti ataupun dengan Kantor Menegpora. Tepatnya Selasa 15 April ada pertemuan PP Pelti dengan PengProv Pelti Kalimantan Timur kemudian Kamis 17 April rapat di Kantor Menegpora tentang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) kemudian sorenya rapat Panpel Maesa Paskah. Terakhir memenuhi undangan Kantor Menegpora menghadiri pelantikan Achmad Sitjipto selaku Ketua Tim Pemilihan Atlit Unggul dikantor Menko Kesra jalan Merdeka Barat No. 3.

Acara rapat dengan Pengprov Pelti Kaltim dihadiri oleh Ketua Umum PP Pelti Martina Widjaja, Bendahara PP Pelti Zandra Darmawan, Humas Ariwangsa dan Amin Pujanto, sedangkan dari Kaltim hadir Ketua Pengprov Pelti Kaltim H Awang Darma Bakti didampingi wakil sekretaris Ir. Rudy N, Ketua Pengkot Pelti Balikpapan Susan Subakti dan Wakil Walikota Balikpapan Rizal Effendi. Pembicaraan persiapan pelaksanaan Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional XVII tanggal 27 Juni - 2 Juli 2008 di Samarinda. Berbeda dengan PON XVII 2008 di Balikpapan tanggal 6 - 15 Juli 2008.

Hari Jumat 18 April 2008, hadir dalam acara yang dipimpin oleh Menko Kesra Aburizal Bakrie
Laporan dari Ketua Pengprov Kaltim tentang akomodasi di SMU Melati Samarinda mulai ditampung tanggal 26 Juni 2008 di SMU Melati tersebut. Panpel Kualifikasi PON akan menanggung akomodasi dan konsumsi mulai 26 Juni - 2 Juli 2008. Setelah itu tanggal 2 Juli 2008 seluruh peserta harus keluar dari SMU tersebut karena akan digunakan untuk PON XVII di Samarinda. Panpel hanya menanggung tiap tim terdiri dari 4 pemain, 1 pelatih dan 1 team manajer jika 1 daerah membawa tim putra dan tim putri. Jika hanya bawa 1 tim putra atau putri maka yang ditanggung adalah 4 pemain, 1 pelatih dan 1 tim manajer. Rencana technical meeting tanggal 26 Juni 2008.
Dalam laporan tersebut tuan rumah menghendaki tenaga pelaksana seperti wasit berasal dari Kaltim. Keinginan ini disambut baik, sehingga diputuskan referee dari Samarinda yaitu Rochadi seorang wasit nasional yang belum pernah menjadi referee TDP Nasional sekalipun. Padahal seaktu kedatangan AFR ke Samarinda 3 April 2008, keinginan tuan rumah terutama wakil sekretaris Pengprov Pelti Rudy N agar Referee Rochadi sudah ditolak AFR karena belum ada kapasitas sebagai referee. Dalam pertemuan ini AFR tidak mau pusing dan membiarkan saja menerima keinginan tersebut termasuk wasit berasal dari Kaltim.
Setelah pertemuan, sempat berbincang bincang di Cafe Coleman Hotel Menara Peninsula, AFR sempat bertanya ke Rudy N tentang statusnya dalam PON XVII ada 2 yaitu sebagai pelatih tim PON Kaltim dan sebagai Sekretaris Panpel Tenis PON XVII. Kelihatan Rudy kelabakan juga dan langsung menyampaikan kepada Ketua Panpel Tenis PON XVII Rizal Effendi, dia akan melepas statusnya sebagai Sekretaris Panpel Tenis PON XVII.
Acara di Balikpapan akan ada 2 yaitu acarababak utama PON XVII dan bagi yang tidak lolos sekitar20 tim putra dan 10 tim putri akan ikuti acara coaching clinic mulai tanggal5 - 15 Juli 2008. Sebelum acara coaching clinic dan pertandingan akan dilakukan outbond di Sekolah Polisi Negara yang juga sebagai tempat akomodasi tim. Seluruh beaya di Balikpapan ditanggung PP Pelti. Tetai ada persyaratan bagi peserta coaching clinic ini adalah peserta yang berusia dibawah 22 tahun saja.
Dalam rapat POPNas ternyata hanya membicarakan masalah rencana POPNAS pada bulan Oktober 2009 mendatang. Tenis mempertandingkan regu putrra dan putri disamping ada perorangan kecuali ganda campuran. Jumlah event hanya 6 termasuk beregu.
Ada usulan juga jika memungkinkan dilakukan juga antar SMP danSMA di POPNAS yang selama ini hanya dengan batasan siswa SMA sehingga tidak ada kesempatan siswa SMP bertanding sendiri. Usulan ini ditampung dan akan dibicarakan di Rapat BAPOPSI.
Rapat POR Maesa yeng membicarakan rencana turnamen Maesa Paskah 2008, ternyata dana dibutuhkan sekitar Rp. 700 juta baru terkumpul Rp. 150 juta. Cabang2 olahraga yang dipertandingkan adalah tenis, golf, bulutangkis, bridge, sepakbola, bowling, karate, dansa dll. Sebagai Ketua Panpel GA Pesik, sedangkan AFR sebnagai Wakil Ketua.
Rencana multi event ini cukup menghabiskan dana besar. Tetapi dengan keyakinan tinggi PB POR MAESA dibawah pimpinan Ketua Umum EE Mangindaan tetap bertekad jalankan Maesa Paskah 2008 dalam rangka HUT POR Maesa ke 84.
Cukup dengan berdoa sebagai orang beriman.

Rabu, 16 April 2008

Terobosan Baru Pembinaan Tenis melalui Sentra Pembinaan di Daerah

April 2008. Permintaan pemerataan prestasi kedaerah daerah datangnya di rapat komisi Musyawarah Nasional PELTI 2007 di Hotel Novotel Jambi. Saat itu Sekretaris Pengda Pelti Sumatra Utara Achmad Mulyadi. Respons atas permintaan tersebut Martina Widjaja selaku Ketua Umum PP Pelti periode 2007-2012 telah membentuk bidang baru yaitu bidang pembinaan prestasi daerah dengan ketua bidang Tintus Arianto Wibowo dengan wakil ketua Hudani Fajri didukung oleh anggota komite Bonit Wiryawan (Surabaya), Eko Yuli (Jambi), Bunge Nahor (Sulut).
Bidang ini langsung bekerja dengan mengundang pelatih pelatih di Hotel Menara Peninsula. Pelatih yang diundang Deddy Prasetyo (DKI), Deddy Tedjamukti (DKI), Roy Morison (DKI), Alfred Raturandang, Hudani Fajri (DKI), Pudjo Prayitno (DKI), Handono Murti (DKI), Sulistyono (DKI), Slamet Utomo (DKI) Ngatman Suwito (DIY), Roniansyah (Lampung), Bonit Wiryawan (Surabaya), Julius Tedja (Makassar), Damrah (Padang), Eko Yuli (Jambi). tetapi yang tidak bisa hadir karena waktu yang sama sudah ada kegiatan lainnya yang tidak bisa ditinggalkan yaitu Deddy Prasetyo, Deddy Tedjamukti, Damrah, Eko Yuli. Acara pertemuan dibuka oleh intus dan hadir pula Danny Walla Ketua Bidang Pembinaan Yunior PP Pelti dan juga August Ferry Raturandang.
Dalam pertemuan yang berlangsung dua sampai tiga kali, tim penyusun Panduan Pedoman Pembinaan Prestasi Daerah yang terdiri dari Ngatman Suwito, Alfred Raturandang, Roniansyah dan Hudani Fajri telah berhasil menyusun buku panduan pedoman pembinaan prestasi daerah.
Rencana dibentuk pula sentra sentra pembinaan dibagi atas 5 wilayah yaitu wilayah I terdiri dari Nangroe Aceh Darusalam, Sumut, Sumbar, Riau dan Kepri. Wilayah II terdiri dari Jambi, Bengkulu, Sumsel, Babel dan Lampung. Wilayah III terdiri dari Kaltim, Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Sulut. Wilayah IV terdiri dari Sulawesi Selatan, Sultra, Sulbar, Sulteng , NTB dan NTT. Wilayah V terdiri dari Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Gorontalo. Sentra sentra ini membina petenis yunior usia 14 tahun kebawah disetiap sentra terdiridari 8 putra dan 8 putri dengan 2 pelatih daerah.
Sentra sentra ini merupakan tanggung jawab Pengprov bersama sama PP Pelti. Pembeayaanpun dibebankan kepada Pengprov, termasuk akomodasi pelatih daerah , petenis yunior. Sedangkan PP Pelti akan menanggung beaya transportasi dan honor pelatih nasional yang akan dikirim melatih selama 1 bulan di sentra sentra tersebut.
Bagaimana dengan pendidikan petenis yang masuk sentra tersebut karena peserta sentra adalah petenis potensial hasil seleksi atlet dari pengprov diwilayah tersebut.? Hal ini juga merupakan tanggung jawab orangtua untuk pendidikan yang diwajibkan masuk sekolah formal ditempat sentra sentra tersebut. Orangtua bersama klub ataupun Pengkot dan Pengkab Pelti bersama sama menanggung beaya pendidikannya. Sedangkan PengProv akan memfasilitasinya.
Terobosan ini harus dilakukan demi kemajuan atlet tenis didaerah daerah. Ini semacam pelatda yang lazim dikenal. Jika kerjasama dengan Diknas atau kantor Menegpora dalam program PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) bisa lebih mempercepat program tersebut. PPLP khusus tenis belum berjalan, bisa diprogramkan dan diajukan ke Pemerintah.
Sentra sentra ini akan dikunjungi oleh 2 pelatih nasional dan ikut melatih selama satu bulan disentra sentra tersebut. Kemudian latihan diteruskan oleh pelatih daerah, Kemudian dalam beberapa periode akan kembali lagi pelatih nasional meneruskan dan mengevaluasi hasil latihan selama ini.
Selain pelatihan petenis, juga harus dipikirkan adalah turnamen di sentra sentar tersebut. Tanpa turnamen sulit mengevaluasi.
Harus salut diberikan kepada pelatih nasional yang mau terjun ke sentra sentra didaerah luar Jawa karena pelatih nasional ini sudah harus meninggalakn sekolah tenis yang dimilikinya selama sebulan. Suatu pengorbanan demi pertenisan Indonesia. Tenis Indonesia milik masyarakat tenis, bukan milik segelintir orang sehingga sebaiknya program ini juga menjadi milik masyarakat tenis. Bravo

Selasa, 15 April 2008

Mobil Ngebut sampai roda depan keluar di Tashkent

Maret 2000. Tidak disangka sangka diminta bersama Enggal Karjono mewakili Indonesia hadir di Annual General Meeting Asian Tennis Federation (ATF) di Tashkent Uzbekistan. Berangkat ke Tashkent naik Malaysian Airline singgah di Kuala Lumpur. Tiba sore dan harus tunggu di airport selama 8 (delapan ) jam. Waktu itu Enggal maunya istrahat di hotel terdekat saja, tetapi AFR tolak karena kuatir waktunya bolak balik bisa habis dijalan. Anjuran lebih tunggu di Airport diterima Enggal Karjono. Berangkat ke Tashkent dengan Uzbekistan Airline. Tiba di Bandara Tashkent pukul 05.00 pagi.

Melihat bandara ini teringat kalah jauh dengan bandara Soekarno Hatta. Sepertinya berada di daerah daerah beberapa tahun silam, karena bandara di Indonesia sudah cukup bagus. Masuk ke VIP room, yang juga sangat sempit.
Acara dilaksanakan di Hotel Sheraton yang masih baru bangunannya. Hanya dengan waktu rapat 2 hari, sedangkan waktu itu kembali ke Jakarta , pesawatnya ke Kuala Lumpur tidak tiap hari, harus menunggu 3 hari di Tashkent. Karena hotel Sheraton mahal, pindah ke hotel yang dikatakan milik dari Grup Bakrie.

Waktu di Tashkent, kena masalah gigi sakit, udara dingin membuat tambah sakit gigi karena sehari sebelumnya makan sate yang besar dagingnya kira kira sebesar 2 jempol tangan. Sewaktu diberi obat ternyata obatnya hanya Trisulfa. Obat ini di Indonesia sudah ketinggalan jaman. Di Indonesia sudah tidak digunakan lagi. Waktu itu AFR minta antibiotic tapi jawaban dari dokter giginya kalau obat ini yang terbaik di Uzbekistan. Karena sudah sakit dan kesal akhirnya AFR gertak juga kalau AFR itu dokter , dan dia percaya minta maaf. Pengetahuan tentang obat obatan AFR kuasai, sehingga terpaksa keluar cari apotik untuk beli antibiotic ampicillin.

Kalau di Jakarta banyak tempat2 dipinggir jalan untuk tukar uang, berbeda di Tashkent , pasar gelap bisa juga didapat tapi harus sembunyi sembunyi. Saat itu minta tukar dolar dengan uang Sum , AFR diberitahu kalau ada orang di parker hotel siap berikan uang tersebut. Waktu masuk kemobilnya, AFR terima uang tukarannya dan ingin menghitung tapi dilarangnya, dan setelah keluar dari mobil, orang tersebut langsung tancap gas.
Ada pengalaman menarik bersama sama Enggal Karjono, mau makan diluar hotel , paling banyak makanan Korea, tapilucunya saat itu tidak bisa menerima Credit Card. Terpaksa kalau mau makan atau belanja, kantong penuh dengan jutaan uang local. Keempat kantong jas penuh dengan uang jutaan sum.
Teringat sama seperti di Jakarta tahun 50 an, jika mau naik taxi cukup dengan stop kendaraan dijalan untuk numpang. Pernah satu saat stop mobil Mercy 200, ternyata yang bawa adalah pilot Antonov , pesawat Russia.
Pernah kejadian mau ke pasar, sopir ngebut bawanya dan tepat didepan pasar mobil berhenti dan roda depan kirinya keluar. Waduh belum pernah kejadian seperti ini di Indonesia, tetapi juustru di luar negeri.
Kembali ke Jakarta melalui Kuala Lumpur naik pesawat Uzbekistan Airline. Bersamaan pula kembali rombongan haji dari Malaysia. Pesawat jadi riuh dan kotor, saat itu Enggal Karjono duduk tepat didekat toilet. Bau toilet cukup menyengatkan hidung, sehingga ditutup oleh Stewardess karena penuh kotoran jatuh diluar klosetnya. Buseet.
Tiba di Kuala Lumpur , turun singgah gabung dengan tim Davis Cup Indonesia melawan Malaysia.

Kesan Ikuti Davis Cup di Hongkong

Februari 2007. Sudah lama tidak ikuti tim Davis Cup Indonesia ke luar negeri. Yang terakhir sewaktu ikut bersama tim Davis ke Kuala Lumpur melawan Malaysia. Kali ini ke Hongkong saat tim Davis Cup Indonesia bertandang ke Hongkong. Selama ikuti tim Davis Cup, saat ke Hongkong ada pengalaman cukup menarik. Selama ini sebagai panpel Davis Cup di Indonesia, tim tamu selalu mendapatkan pelayanan cukup baik dari Indonesia selaku tuan rumah. Semua tim Davis Cup dari luar jika bertandang ke Indonesia dari kedatangan di Bandara Soekarno HattaDari selama ini ikuti tim Davis Cup. Begitu juga jika kedatangan tim tamu tidak bersamaan, selalu dijemput di Bandara Soekarno. Kali ini di Hongkong, tim diminta agar hubungi agent (travel agent) di Airport dan naik bersama bus di Hotel. Tidak ada anggota assosiasi tenis Hongkong yang menjemputnya.

Kesan yang kedua, saat welcome party, dihadiri juga oleh Konjen KBRI di Hongkong beserta staff Konjen RI , kedua tim maupun sponsor BNP Paribas dan Hongkong Tennis Association.
Tak disangka sangka AFR diminta oleh Jane Hardisty selaku MC untuk memberikan sambutan sebagai wakil tamu. Saat itu hadir juga dari PB Pelti, Christian Budiman Wakil Ketua Bidang Pembinaan Yunior PB Pelti, Diko Moerdono Wakil Ketua Bidang Pembinaan Senior PB Pelti. Untungnya AFR membawa jas Pelti sehingga tidak memalukan. Selama ini ikuti kegiatan pertenisan diluar negeri, belum pernah naik ke podium untuk berikan sambutan.
Ya, dengan modal nekat tidak perlu malu, memberanikan diri memberikan sambutan dengan sendirinya menggunakan bahasa Inggris. Ini pengalaman manis menjelang akan habisnya masa kepengurusan PB Pelti 2002-2007.Jika dalam pertemuan pertemuan atau rapat diluar negeri yang pernah dilakukan AFR dalam pertenisan seperti Annual General Meeting Asian Tennis Federation di Tashkent (Uzbekistan), Annual General Meeting International Tennis Federation baik di Antalya (Turkey) dan Marakesh (Moroko), berbicara selalu selalu didepan meja masing masing bukan berdiri didepan podium. Ya beda dong kalau ini rapat, bukan sambutan.

Penetapan Parameter Tes

April 2008 Prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai oleh atlet yang berbakat besar dan memperoleh pembinaan yang baik secara berjenjang dan berkesinambungan. Pembinaan prestasi mempunyai implikasi akan pentingnya evaluasi yang harus dilaksanakan secara berkala bertahap penjaringan atlet sampai akhir pelaksanaan program latihan dan prestasi yang dicapai. Untuk itu dibutuhkan suatu cara evaluasi dibutuhkan suatu alat parameter dan instrument yang digunakan. Agar menjamin kualitas penetapan parameter dan instrument yang digunakan, oleh Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia Keolahragaan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Keolahragaan Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia telah diterbitkan Panduan Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan pada tahun 2005.
Panduan ini bisa dipakai sebagai acuan dalam mengevaluasi para atlet tenis. Panduan ini bisa digunakan oleh pelatih tenis dalam menetapkan parameter tes, dan juga memberi peluang kepada atlet untuk mengevaluasi diri berdasarkan parameter tes yang ditetapkan.
Jenis pengukurab yang disusun dalam Panduan ini terdiri dari alat alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur :
1. Tinggi dan Berat Badan
2. Ketebalan Lemak
3. Volume Paru Paru
4. Kapasitas Paru Maksimal
5. Daya tahan Otot Perut
6. Daya tahan tubuh bagian atas
7. Fleksibilitas togok
8. Daya Ledak Otot Tungkai
9. Kelincahan
10. Kekuatan Peras Otot tangan
11. Kekuatan ekstensor Otot Punggung
12. Kekuatan ekstensor Otot Tungkai
13. Kekuatan Menarik Otot Bahu
14. Kekuatan Mendorong Otot Bahu
15. Kekuatan Otot Perut
16. Kekuatan Otot Lengan
17. Kecepatan Lari
18. Daya Tahan Anaerobik
19. Kapasitas Aerobik
20. Kapasitas Aerobik Maksimal
21. Kesegaran Jasmani

Untuk Pengukuran Tinggi dan Berat Badan, digunakan Standar Berat Badan Ideal ( Brocce Formula) yaitu Berat Badan = 90 % (Tinggi Badan – 100 ).
Untuk batas kewajaran , berat badan sebaiknya paling berat adalah 120 % ( Tinggi Badan – 100) dan paling ringan adalah 80 % (Tinggi Badan – 100 ) Bersambung

Senin, 14 April 2008

Akhirnya Ketangkap Juga Pemalsu Umur

Menutupi tahun 2007, ternyata upaya membongkar pemalsuan umur petenis yunior sudah terungkap cukup banyak. Kejutan yang dilakukan berdasarkan insting dan data data yang didapat dari pengumpulan copy akte kelahiran dari setiap TDP selama tahun 2007 mulai terungkap satu persatu. Perjalanan mengungkapkan masalah catut umur mendapat hambatan atau kurang dukungan dari pelaku pelaku tenis di lapangan, tidak membuat AFR putus asa tetapi justru memacu keinginan membongkar permasalahan catut umur.
Upaya orangtua untuk menetraliser perbuatan yang tidak terpuji dilakukan sendiri sendiri maupun kerjasama dengan pelatih, kadang kadang mengkambing hitamkan pelatihnya, tidak membuat AFR pantang mundur. Ini sebenarnya tidak masuk akal jika perbuatan ini tidak diketahui oleh orangtua. Kecendrungan lebih menyalahkan pelatihnya sendiri. Bahkan 2-3 orangtua sempatkan diri berkunjung minta klarifikasi masalah putranya yang terlibat. Cenderung minta pengasihan kepada AFR karena selama tahun 2007 , AFR yang menangani atau menelusuri pencatutan umur petenis.

“Kalau bisa jangan mematikan atlet.” ujar mereka ini. Bahkan mengatakan atlet tidak bersalah. Atlet itu sangat berbakat. Semua ini tidak meluluhkan hati AFR. Apakah AFR tidak punya nurani mengatasi ini. Sebenarnya AFR hanya mau berbuat ini agar mereka pelaku catut umur kapok selamanya.
AFR sempat mengatakan langsung kepada orangtua yang ngeyel ini, setuju sekali agar atlet jangan dikorbankan. Karena perbuatan yang hina ini sudah termasuk perbuatan yang melanggar undang undang, maka AFR menyampaikan yang harus jadi korban adalah Orangtua. “ Siap siap saja masuk penjara, karena akan dilaporkan.” Jawaban ini sangat mengagetkan mereka.
Satu saat AFR kontak Pengda Pelti dimana orangtua berada, terjadilah kontak SMS dengan orangtua yang menyalahkan induk organisasi tidak mensosialisasi aturan larangan catut umur. Disinilah persepsi keliru orangtua tersebut yang juga pernah ikuti penataran pelatih yang berlagak seperti tidak bersalah. Akhirnya setelah dikatakan ada pemalsuan akte kelahiran yang jelas sudah merupakan pelanggaran pidana maka urusannya adalah urusan hukum negara. Baru yang bersangkutan diam.
Belum lagi ada pelatih yang sering menyampaikan kritik karena merasa aturan setiap pendaftaran TDP wajib disertai Akte Kelahiran, sangat memberatkan mereka, menurut AFR aturan itu wajib dilaksanakan. Bahkan menganjurkan supaya Pelti punya data base. Padahal AFR sudah buat sebelum dianjurkan sudah lakukan, karena tidak digembar gemborkan Setelah berhasil dapatkan akte kelahiran atletnya ternyata punya 2 akte kelahiran. Ternyata pelatih yang berkoar koar tanpa atau disadarinya ada atletnya mempunyai 2 akte kelahiran. Anehnya setiap daftar datang dari klubnya asal Jakarta Selatan, nama atlet tersebut didaftarkan dengan tahun yang palsu.
Selama tahun 2007, Pelti buat aturan semua pendaftaran peserta turnamen Pelti maka wajib disertai dengan copy akte kelahiran, tujuannya untuk menangkap pelaku pelaku pencurian umur. Ternyata berhasil diketemukan karena suatu saat orangtua atau pelatih lupa kalau pernah kirimkan copy akte yang berbeda. Yang protes banyak karena merasa beban membawa akte kelahiran asli, padahal yang diminta dikirimkan dengan fax adalah copy akte dimana jika ada yang dicurigai baru diminta akte kelahiran aslinya.

Dari petenis putra, tercatat yang memiliki 2-3 akte kelahiran dengan tahun berbeda adalah Aditya Gusma Alfarizi (lahir th 95 dan 96 dari Grobogan), Akad Subeki (lahir tahun 90dan 91 dari Tegal), Alfonso Rianta Bangun (lahir th 92 dan 93 dari Simalungun), Alim Bagus Prakosa( lahir th 96 dan 97 dari Kudus), Andrea Guntara (lahir th 94 dan 95 dari Kudus), Cahyadi Arifin ( Cimahi), Fernando Julianta Bangun (lahir th 94 dan 95 dari Simalungun), Habib Angga Perdana (lahir th 92 dan 93 dari Klaten), Randi Purnomo (lahir th 89 dan 91 dari Jambi), Rizal Ansharandaru (lahir th 96 dan 97 asal Salatiga), Setyawan Teger Laksono (lahir th 94 dan 95 asal Grobogan). Disamping itu pula Rudy Haryo Pamungkas (lahir th 97) dan Gregory Sondakh (Tondano) ternyata Aktenya tidak sah. Ada yang lebih seru ternyata Akad Subeki memiliki 2 akte kelahiran yang nama kedua orangtuanya berbeda disamping dibuatnya di dua tempat berbeda yaitu di Kota Pemalang dan Kota Tegal.
Ditahun 2008, diketemukan lagi atlit dari Tegal Dwi Arif Alfianto dengan tahun kelahiran 1997 dan 1998 yang digunakan untuk turnamen di Pemalang dan Cilacap.
Bukan hanya petenis putra ternyata muncul juga atlet putri terdiri dari Delfi Sabila Putri asal Pemalang (th 1996 dan 1997), Desy Ratnasari dari Indramayu (th 1995 dan 1996), Dhara Ayu Pramushinta asal Pati (th 1995 dan 1996), Dini Mega Pratiwi asal Magelang (th 1993 dan 1994), Feronika Katarina asal Bandara Lampung ( 1992 dan 1994), Irsa Prima Puspita asal Semarang (th 1993 dan 1995), Megawati Yugistiara asal Kudus (th 1995 dan 1997), Nurmalita Ruwi Aliffahmawati asal Klaten (th 1993 dan 1994).

Mengelabui Kantor Catatan Sipil dengan cara pembuatan pertama di Kantor Catatan Sipil Kotamadya sedangkan yang kedua di Kotamadya. Kebanyakan membuat 2 akte, yang awalnya asli kemudian dibuat akte pemutihan. Tapi ada yang teledor, buat akte pemutihan tapi nomer aktenya sama seperti Alim Bagus Prakosa (Kudus) dengan nomer Akte 162/1997 sedangkan tanggal akte dikeluarkan sama yaitu tanggal 15 Januari 1997 tapi tanggal kelahiran berbeda yaitu tanggal 2 Januari 1997 dan tanggal 18 Nopember 1996. Begitu juga Delfi Sabila Putri asal Pemalang dengan 2 akte kelahiran dengan nomer sama yaitu No. 2081/TP/2001 tertanggal dikeluarkannya akte sama yaitu 15 Juni2001. Modus yang sama juga dilakukan oleh Ira Prima Puspita asal Semarang, 2 akte kelahiran dengan nomer yang mirip yaitu 766/1994 dan 766/1996 dan juga tanggal keluarnya akte tanggal 20 April 1994 dan 20 April 1996. Sedangkan Megawati Yugiastiara asal Kudus dengan nomer akte 1084/95 dan nomer 1084/97. Hal yang sama dilakukan oleh Nurmalita Ruwi Aliffahmawati asal Klaten dengan nomer akte 991/1993 dan 991/1994 dengan tanggal dikeluarkannya akte mirip yaitu 23 Februari 1993 dan 23 Februari 1994. Kalau melihat banyaknya pemalsuan umur dari satu daerah saja yaitu Jawa Tengah, dilempar isue kalau sumbernya itu satu yaitu pelatih yang jadi kambing hitam, tetapi pelaku pelaku ini tidak berani memberikan kesaksian tertulis sehingga pelatih tersebut tidak bisa ditindak. Nah sepandai pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga.
AFR terima telpon bahkan kunjungan di Senayan dari klub Sukun Kudus menanyakan masalah salah satu anak asuh yang baru masuk dan sudah diterima ikut latihan, berarti sudah keluar beaya besar. Minta klarifikasi masalah anak tersebut. Dalam kesempatan ini AFR secara pribadi dengan berat hati katakan kepada klub Sukun lebih baik tidak pelihara virus. Better late than never !

Minggu, 13 April 2008

Indonesia kalah 2-3 dari China

Senayan, 13 April 2008. Akhirnya kalah juga tim Indonesia dari China dalam perebutan zona Asia Oceania group 2. Turunnya Christopher Rungkat yang diharapkan bisa mengulang sejarah 20 athun lalu ternyata gagal, kalah dari Bai Yan 16 46 61 06. Sehingga kedudukan akhir 3-1 untuk China. Pertandingan terakhir antara Aditya Hari Sasongko melawan Wan Gao dimenangkan Aditya Hari Sasongko 64 76 (5) sehingga kedudukan 3-2 untuk tim China.
Berakhirlah sudah kejuaraan dunia beregu memperebutkan Davis Cup by BNP Paribas zona Asia Oceania Group 2 antara Indonesia dan China. Tim China akan bertemu tim New Zealand yang hari ini juga mengalahkan Kuwait.
Segala ketegangan selama 3 hari di stadion tenis Gelora Bung Karno Jakarta telah berakhir hari ini.

Kesan positip bagi induk organisasi tenis Pelti dengan berani menurunkan petenis muda seperti Christopher Rungkat ( 18 tahun), Ayrtom Wibowo (20 th), Aditya Hari Sasongko (20 th) dan menyisakan petenis tertua Ketut Nesa Arta ( 26 th) dalam tim.

Tidak turunnya petenis Sunu Wahyu juara Cigna Open dan Sportama Champs 2008 maupun Elbert Sie disebabkan kedua petenis tersebut tidak bersedia bergabung dalam tim Davis Cup. Ini juga mengikuti penyakit petenis dunia yang sudah segan ikut Davis Cup membela nama Negara.

Sabtu, 12 April 2008

Berita Duka ditengah tengah Davis Cup by BNP Paribas

Senayan, 13 April 2008. Hari ketiga Davis Cup by BNP Paribas antara Indonesia melawan China disaat kedudukan genting dimana Indonesia ketinggalan 1-2, AFR bertemu dengan Referee Nitin Kannamwar telah menyampaikan keinginan atau minta permisi karena akan segera kembali ke India. Ada masalah apa kiranya Nitin sudah harus cepat kembali ke Bombay sedangkan schedulenya baru Senin 14 April 2008. Ternyata ayah dari Nitin telah dipanggil Tuhan tadi pagi pkl 02.00 waktu India.

Berita duka ini langsung oleh AFR disampaikan ke Martina Widjaja selaku Ketua Umum PP Pelti dan juga Wakil Presiden Asian Tennis Federation, kemudian langsung Martina ketemu Nitin di ruang Referee menyampaikan bela sungkawa.
Setelah itu persiapan pertandingan pertama antara Christopher Rungkat melawan Yan Bai, sedangkan Indonesia turunkan pertandingan kedua Ketut Nesa Arta menggantikan Ayrton Wibowo. Semoga.... Indonesia bisa mengulang peristiwa 20 tahun silam

Ingat 20 tahun silam

Senayan, 13 April 2008. Banyak yang berubah jika dilihat stadion tenis Gelora Bung Kanro Senayan Jakarta. Jika dibandingkan tahun 1988 final zona disaat Indonesia ketinggalan di Davis Cup by NEC zona AsiaOceania Grup 1 antara Indonesia melawan Korea. Indonesia tidak akan melupakan saat itu Indonesia turun dengan Tintus Arianto Wibowo, Abdul Kahar MIM, Suharyadi dan Donald Wailan Walalangi ketinggalan 0-2 dihari pertama kemudian pasangan Suharyadi/Donald Wailan Walalangi menyumbang angka 1 setelah Tintus maupun Abd Kahar kalah. Saat itu stadion Gelora Bung Karno sebagai saksi lapangan gravel dengan 1 lapangan dibuat ditengah tengah. Tetapi sekarang ada kesamaan yaitu tempat tetap di stadion yang dulu mencatat sejarah Indonesia lolos ke grup Dunia setelah membalikkan angka dari 0-2 menjadi 3-2 untuk kemenangan tuan rumah. Bedanya sekarang lapangan keras, bukannya gravel.
Suatu peristiwa yang cukup berkesan walaupun saat itu Tintus Arianto Wibowo sempat kehilangan jan tangan mahal merk ROLEX. AFR saat itu juga duduk dalam kepanitiaan Davis Cup by NEC sebagai sekretaris panitia. Sekarang dalam momen yang mirip ini AFR duduk sebagai wakil direktur turnamen. Kesamaan lainnya yaitu saat ini Indonesia turun dengan anak dari Tintus Arianto Wibowo yaitu Ayrton Wibowo ( 20 th) yang juga kalah dihari pertama.
Kesamaan lainnya waktu itu disaksikan oleh Moerdiono dan Martina Widjaja. Bedanya saat itu Moerdiono sebagai Ketua Umum PB Pelti dan sekarang sebagai Penasehat PP Pelti sedangkan Martina saat itu masih duduk di Komite Dana PB Pelti, sekarang sudah menjadi Ketua Umum PP Pelti. Sedangkan sekarang nama turnamen juga berubah Davis Cup by BNP Paribas.
Akan terulangkah peristiwa 20 tahun silam ? Semua terpulang kembali kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, jika memang berkenan maka terulangnya peristiwa tahun 1998 pasti memungkinkan. Kita lihat saja, dan semoga dukungan masyarakat tenis dan Yang Maha Kuasa bisa menjadi kenyataan

Christopher / Nesa Arta menang

Senayan,12 April 2008. Pertandingan cukup lama makan waktu 5 jam 30 menit dipotong 20 menit karena hujan pasangan Indonesia Ketut Nesa Arta/Christopher Rungkat berhasil mengalahkan Mao Xin Gong/Zhe Li dalam 5 set. Set pertama terjadi kejar mengejar poin. Setiap pemegang servis selalu memenangkan dari 1-1, 2-2, 3-3 sampai 4-4. Kemudian games kesembilan justru Zhe Li di break angka menjadi milik Indonesia 5-4. Tetapi sebaliknya di games kesepuluh servis Chritopher di break sehingga angka menjadi 5-5 Kemudian servis dipegang oleh Gong dan 6-5 untuk China, dan Nesa Arta pegang servis bisa menyamakan 6-6. Perebutan tie break ternyata pasangan China menang mudah 7-3.

Set kedua masih terjadi kejar mengejar angka sampai 1-1 setelah itu pasangan Indonesia melejit 4-1. Pasangan China tidak menyerah sampai bisa mengejar menjadi 4-4. Dan akhirnya set kedua milik pasangan Indonesia 6-4. Set ketiga kejar mengejar angka sampai 2-2, setelah itu pasangan China unggul 6-2. Set keempat pasangan Indonesia bangkit kembali dan menang 6-3. Set kelima merupakan set penentuan kedua pasangan masih saling ngotot mempertahankan permainan dengan keras. Set kelima China unggul 2-1 kemudian disamakan 2-2 dan pasangan Indonesia bisa unggul 5-2. Keunggulan pasangan tuan rumah membuat sedikit lengah karena kesannya seperti ingin cepat selesai, dan dugaan menjadi benar setelah dikejar pasangan China menjadi 5-5, bahkan pasangan China unggul 6-5, tetapi bisa disamakan 6-6 dan pasangan China unggul 7-6. Untungnya pasangan Indonesia tidak menyerah dan angka menjadi 7-7. Saat itu pasangan Indonesia bisa menang menjadi 9-7.

Kedudukan sementara Indonesia melawan China 1-2. Besok dipertandingkan 2 partai tunggal. Sesuai rencana akan turun Christopher Rungkat melawan Yan Bai dan tunggal kedua Ayrton Wibowo melawan Zhe Li. Besok pertandingan dimulai pukul 10.00.

Jumat, 11 April 2008

Petenis Davis Cup by BNP Paribas Akan Dapat ATP-Points

April 2008. Siapapun petenis didunia ini, so pasti kenal turnamen tenis yang namanya Davis Cup. Dulu dikenal dengan Davis Cup by NEC kemudian berubah Davis Cup by BNP Paribas. Perubahan sponsor sehingga judulnya berubah. Saat ini Davis Cup by BNP Paribas merupakan kejuaran dunia beregu tahunan yang tertinggi diikuti oleh 127 negara dengan title sponsor dari BNP Paribas adalah Official Bank of Davis Cup. Selain itu juga ada international sponsor seperti Official Timekeeper (ROLEX), Official Tourist Destination (Turisme Madrid), Official men’s Clothing sponsor (HUGO BOSS), Official Car (KIA Motors), Official Hotel (NH Hoteles.
Seluruh petenis top dunia sudah pernah dan bangga sekali bisa ikut Davis up. Tetapi akhir akhir ini kebanggaan ikut Davis Cup by BNP Paribas mulai ada kecendrungan menurun sehingga banyak top players mulai ogah ogahan ikut Davis Cup by BNP Paribas. Penyakit ini juga sudah mulai menular ke petenis nasional Indonesia. Jadi jangan kaget kalau induk organisasi tenis Indonesia kesulitan menampilkan top playernya.

Tetapi tanggal 9 April 2008, ITF dan ATP-Tour mengeluarkan pengumuman sebagai awal mengantisipasi turunnya pamor Davis Cup by BNP Paribas akibat ulah petenis top dunia ini. Rencana setiap petenis yang ikuti Davis Cup by BNP Paribas akan mendapatkan ATP-Points. Aturan ini mulai berlaku tahun 2009 – 2013. Berlaku untuk tunggal dan ganda.
“ Ini merupakan win win solution untuk Davis Cup by BNP Paribas dan ATP-Tour.” Ujar President ITF Franscesco Ricci Bitti. Semua ini terpulang dari kepentingan sponsor dan media massa. Pemasukan dana ke UITF melalui Davis Cup by BNP Paribas cukup banyak sehingga ITF tidak mau kehilangan. Setelah ditinggal oleh sponsor NEC, ITF sempat kehilangan dana cukup besar. Untungnya dating BNP Paribas sebagai penggantinya.

Aturan baru ini berlaku hanya untuk World Group dan World Group Play-off saja sedangkan saat ini Indonesia masih bermain di Group 2 zona Asia Oceania. Jadi belum berlaku.