Senin, 08 November 2021

Poster masih Draft sudah dirilis

 


Jakarta, 9 November 2021
. Dengan era saat ini kemajuan tehnologi begitu pesatnya sehingga informasi bisa sampai begitu cepatnya. Hal ini juga terjadi di dunia tenis kita.

Saking semangatnya maka disampaikan berita turnamen tenis didaerahnya terus disampaikan dalam medsos ini dengan tujuan agar diketahui. Padahal Poster turnamen yang disampaikan masih pre mature belum final. Entah kenapa bisa terjadi tapi kita melihat disini semangat buat turnamen begitu tinggi. 

Bahlan berkat medsos pula diketahui bahwa ada turnamen dipelosok daerah terpencil sekali pun Bahkan hari ini AFR dapat berita Poster turnamen Waikota Cup disuatu kota di Sumatra, ternyata salah dalam tanggal pelaksanaan .. Sadar ada kesalahan maka sipembuat Poster langsung di hapus kembali.

Disinilah letak kesalahan dibuat oleh anggota Panpel, dimana belum final atau masih draft sudah dipublikasikan. Bayangkan AFR punya grup WA Tenis ada 8, begitu Poster diterima terus diforward ke Grup WA tersebut.

Akhir akhir ini sering terima Poster yang masih belum final seperti yang terjadi Poster Piala Walikota di kota Palembang terima dari salah satu Grup WA kemudian diteruskan kepada masyarakat tenis Sumatra Selatan melalui WA. Ternyata ditanggapi segera oleh Pelti Sumsel yang menyatakan Poster tersebut masih draft karena belum dapat ijin dari Walikota sendiri.

Ada lagi Poster disebarkan oleh petinggi Pelti setempat dalam grup WA , ternayata belum final karena tidak menyebutkan tempat pertandingannya dimana dan menimbulkan tanda tanya dala grup WA.

Ada lagi, belum final venue turnamen ternyata sudah dicamtumkannya venue tersebut. Dalam proses perjalanan turnamen terjadi beberapa kali perubahan venue turnamen diwujudkan dalam beberapa poster yang berbeda2 venuenya/

Kesalahan kesalahan ini, janganlah dianggap remeh karena menyebabkan ketidak percayaan masyarakat tenis yang sedang menggebu gebu saat ini. Meraka haus akan turnamen. Karena kelihatannya belum semua masyarakat tenis mengetahui bahwa pentingnya Poster dengan memberikan informasi sekali baca terus dapat mengambil kesimpulan turnamen. 

Informasi apa saja diberikana dalam Poster tersebut yang penting. Yaitu nama Turnamen, waktu pertandingan, venue  atau tempat pertandingan, peneyelengara nya, jenis pertandingan dan hadiah ( kecuali turnamen yunior), entry fee, tempat pendaftaran lenglap dengan nomer tilponnya.

Fasiulitas fasilitas lainnya diberikan melaui website turnamen jikalau ada. Diharapkan semangat buat turnamen tidaklah pupus begitu saja tetapi perlu dijaga juga jangan sampai dikatakan HOAX seperti yang terjadi dalam berita berita politik selama ini

Sabtu, 06 November 2021

Munas Tapi Tak Diundang, Padahal Ketua PP Baveti

Jakarta, 6 November 2021, Kemarin sore dan malam menerima pesan melalui WA datang dari kedua rekan anggota Pengurus Pusat Baveti yang isinya menanyakan soal kehadiran AFR di acara Musyawarah Nasional ( MUNAS ) Baveti 2021 di Semarang. tgl 14 November 2021.

Pesan yang pertama datang sore yaitu " Sore Ferry. Ferry dtg di munas Baveti ? " Langsiung dijawab " Ga diundang . Diajak Rapat aja gak " Kemudian pesannya lagi " Sy diundang pkai email.. cm sy bingung nti klau dtg yang lain pkai seragam sy nggak. Terus sy gak pernah ngapai2in mau ngomong / laporan apa ig gak tau. Ya sudah sy gak dtg aja walaupun sy liburan di Smrg. "

Kemudain malamnya datang pesan WA kedua dari rekan yang berbeda duduk sebagai Pengurus Pusat Baveti juga.
" Selamat malam. Maaf nih ganggu , pengen tahuposisi Pak ferry di Baveti gmn ? Kok katanya kurang bs aktif . Apa benar d kenapa ? "

Kedua pertanyaan tersebut mengenai Munas Baveti dan ternyata informasi dikembangkan kepada petinggi Baveti tentang diri AFR yang salah dan menyesatkan.  Maka dari itu perlu diklarifikasikan. 

Karena AFR masih resmi duduk sebagai salah satu Ketua di PP Baveti  Yang lucunya kalau seluruh anggota Pemgurus Baveti diundang rapat sebagaimana lazimnya kalau Munas dilaksanakan tetapi justru sedikit aneh kalau saat ini tidak masuk dalam daftar undangan. Tidak ada alasan di era sekarang undangan tidak sampai. Karena ada Grup WA bisa disampaikan acara2 dilakukan Baveti. Memang harus diakui bahwa selama ini justru AFR paling sering mananyakan kepada Sekreraris tentang persiapan dan agenda Munas Baveti jauh jauh hari sebelumnya. Tetapi sayangnya tidak pernah dibalas oleh petinggi petinggi Baveti Baveti tanpa alasan 

Harus diakui bahwa AFR jarang ikut main tenis bersama PP Baveti tentunya ada alasan tersendiri. Saat ini kegiatan AFR selama pandemi Covid 19 dimana kegiatan tenis terhenti tetapi AFR dengan Remaja Tenis tetap berjalan setiap bulannya, Dimulai denga Oktober 2020. Tetapi infornasi di PP Baveti KURANG BISA AKTIF menurut pesan WA rekan waktu itu sampai dia menanyakan langsung kebenaran info tersebut, Disamping itu juga AFR termasuk tim perumuas AD ART Baveti semada Sekeretaris Umum Johannes Susanto. 

Akhirnya curhat jadinya antara anggota pengurus tadi dengan AFR karena tidak sepaham

Keberadaan AFR di kepengurusan Baveti tersebut terlalu banyak kritisi disampaikan setiap pelaksanaan dalam rapat resmi Pengurus Pusat tentang evaluasi  pelaksanaan turnamen dilakukan oleh Baveti. Wajar saja karena sejak tahun 1990 sudah menggeluti turnamen tenis nasional oleh Pelti baik turnamen nasional bahkan internasional, Bahkan Ketentuan Turnamen Diakui Pelti ( TDP ) dan Ketentiuan Turnamen Diakui Baveti juga turut membidaninya,

Semua itu tidak diterima oleh anggota panpel yang juga duduk dalam kepengurusnan Baveti sewaktu rapat evaluasi kepanitiann Kejuraraan Internasional maupun Kejurnas Bali yang lalu, Semua itu dilakukan dalam rapat evalusi PP Baveti. Jadi wajar saja dan tidak menyalahi atauran organisasi,

Banyak kejadian2 yang mereka tutup mata termasuk mengelabui pengurus lainnya tapi tidak bagi AFR
sebagai contoh terjadi kebohongan terjadi di Kejuaraan internasional di Rasuna Said dalam laporan resmi  beberapa tahun yang silam' 

Begitu juga ketika AFR buat kaporan berdasarkan ungkapan peserta Kejurnas Baveti Bali beberapa tahun silam. Karena info itu didapat saat AFR selenggarakan Kejuaraan Remaja Tenis di Blora bersamaam juga kejuaraan veteran. Sehinga banyak keluhan disampaikan dalam pelaksanaan Kejurnas Baveti di Bali, Seperti ungkapan peserta disampaikan saat itu iaah . " KEJURNAS TAPI RASA KEJURDA " Lho kok bisa sedangkan PP Baveti telah mengirim katua Pabnpel ke Bali melihat pelaksanaannnya. Hal ini pun jadi cemohan para anggota pengurus yang ikut serta didalamnya. Bagi mereka yang penting sukses secat=ra keseluruhannya. Tapi lupa kalau duduk sebagai panpel tugasnya adalah memberikan pelayanan penuh kepada peserta. 
Kesalahan apa menyebabkan masalah tersbut. Ternyata salah tunjuk Referee karena ternyata tidak full time

Sebagai anggita pengurus pusat yang ternmasuk pengurus inti, Ketua wajib hukumnya uantuk melaporkan dalam rapay tersebut, bahkan Ketua Umum PP Baveti juga kaget mendengar laporan tersebut..

Hal  ini sebelum pelaksanaan ketika menerima SK Ketua Umum tentang kepanitiaan kejurnas Bali sempat disampaikan kepada sekretaris umum bahwa Referee tidak kualified , salah karena bukan Referee tenis di turnamen nasional Pelti. Karena terus terang semua Referee Pelti dikenal sepenuhnya oleh AFR.

Mengenai Kejurnsa Baveti 2021 di Semarang juga bisa menyesatkan peserta karena sekitar ketika pertama kali diumumkan melalui Posater Kejurnas 2022 di Semarang  telah diumumkan venue MUGAS sedangkan pengelola belum didiberitahukan tentang pelaksanaannya. Hal ini diketahui ketika AFR menghubungi pengelola lapangan disebutkan belaum ada, Kemudian hal yang sama dilakukan ketika ada perubanahan waktu pelaksanaan dari  Agustus 2021 ke November 2021 telah dikeluarkan POSTER dengan menunjuk lapangan MUGAS padahal lapangan tenis belum diajukan pemrintaan dari panitia. Dan minggu lalu dalam WA grup sebelah masih diedarkan Poster mencantumkan lapangan Mugas sebagai salah satu venue padahal dalam website Baveti sudah tidak mencantumkan lapangan Mugas sebagai salah satu venuenya Kaena hampir semua petenis mengenal lapangan Mugas yang terletak sangat strategis.a
Sedangkan AFR menanyakan kepada Referee tentantg lapngan yang digunakan disebut 3 lokasi. Disini menunjukkan kesimpang siuran informasi yang berakibat peserta dirugikan.

Kelihatannya pelaksanaan Kejurnas itu dianggap sepele, padahal para veteran tenis sedang giat giatnya di Indonesia dalam turnamen veterannya, Justru betepa semangtanya cukup tinggi tetapi pelaksannannya seadanya. Peserta bisa datang dari seluruh Indonesia kalah turnamen turnamen diselenggarakan PELTI senidiri yang pesertanya berasal mayoritas dai pulau Jawa. Karena peserta datang dari peserta kalangan menengah kebawah bahkan Kejurnas ini sebagai wadah REUNI 

Sebenarnya tanggung jawab tentang turnamen dipundak Tournament Director dimana semua informasi keluar dai Tournament Director., Sebenarnya minggu lalu ada rapat persiapan Panpel kejurnas Baveti diedarkan dalam video, tapi sepertinya kelihatan tidak hadir Direktur Turnamen, bahkan anggota panitia dari Jakarta tidak tahu siapa Direktur Turnamennya,

Apalagi komentar peserta Kejurnas Baveti 2021 saat ini, mudah mudahan tidak sama dengan Kejurnas Baveti di Bali beberapa tahun lalu. Selamat Bertanding dan selamat ber MUNAS , 






Senin, 06 September 2021

Tata Cara Tunrnamen Diakui Pelti ( TDP)

 Jakarta, 6 September 2021. Keinginan untuk selenggarakan Turnamen Diskui Pelti (TDP) tetapi belum mengetahui caranya . Maklum saja karena banyak pelaku2 baru dimasyarakat tenis saat ini.

Keinginan untuk selenggarakan turnamen tenis diakui Pelti besar sekali, tetapi sebenarnya perlu juga diketahui masyarakat supaya jelas dalam pelaksanaannya. AFR selaku pelaku tenis sudah cukup lama sehingga tergugah hati untuk mensosialisasikannya aturan aturan baku walaupun sebenarnya bukan tugasnya.. Perlu diketahii bahwa turnamen diakui Pelti bisa dilakukan oleh perseorangan, club atau badan usaha maupun Pelti. 

Disamping itu pula untuk membedakan dengan turnamen tenis biasa Dan harus menggunakan tenaga REFEREE sebagai penanggung jawab pertandingannya

Pertama , harus dapatkan Formulir Pendaftaran TDP, yang bisa didapatkan di sekretariat PP Pelti. dan bisa diajukan permintaan ke sekretariat PP Pelti  Senayan Jakarta

Formulir itu harus diisi, sebelum nantnya diajukan ke PP Pelti kembali untuk dibuatkan SK pengakuan dari Pelti. Yang perlu dilengkapi adalah, seperti waktu pelaksanaan apakah turnamen 3 hari atau turnamen 7 hari, Dicantumkan juga tempat pertandingannya. Kemudian diisi pula size of draw Kalau TDP Yunior akan ada kolom Kel umur 14 tahun, 16 tahun, 168 tahun. Diisi pula size of drawnya apakah 16 atau 32 atau 64 bahkan 128.

Kelompok umum juga sama ada kolom size of drawnya, bisanya size of drawnya babak kualifikasi sebesar 64 dan babak utama 42 untuk putra sedangkan putri setengahnya,

Kemudian diisi nama turnamen direkturnya dengan alamat termasuk email maupun nomor tilponnya, Kolom Referee juga diisi, tapi bisa juga disertahkan ke PP Pelti untuk menunjuknya, karena bisa saja didaerah sudah ada refereenya sehingga untuk memudahkan dan beaya lebih rendah,.

Tak lupa dicantimkan diketahui oleh Pengurus provinsi , dicantumkan nama pengurusnya dan tanda tangannya.

Tapi jikalau suatu daerah yang letaknya jauh dari ibukota provinsinya maka sulit mendapatkan tanda tangan pengprov Pelti maka bisa dicantumkan pengurus kotamadya/kabupatennya dan nanti ditembuskan ke pengurus provinsi untuk diketahui..

Bagaimana dengan turnamen 3 hari seperti RemajaTenis lakukan. Hanya mempertandingkan TUNGGAL saja. 

Disini juga harus diperhitungkan turnamen 3 hari tidak bisa dilakukan untuk pertandingan TUNGGAL dan GANDA. Kok bisa, karena ada yang lakukan.belum dapat pengakuan dari PP Pelti tapi sudah diumumkan untuk promosi karna kuatir tidak ada pesertanya, sedangkan bagi atlet perlu perencanaan terutama tentang persiapan anggaran. 

Ini kelemahan Pelti, SK Pelti sebagai bentuk pengakuan TDP dikeluarkan setelah turnamen selesai padahal sebelumnya SK sudah keluar sebelum turnamen sehingga sebagai penyelenggara ada pegangan . Karena oleh penyelenggara sudah dicantumkan bahwa turnamen nya adalah TDP padahal belum. Ini terjadi pembohongan publik. Bagaimana jadinya kalau turnamen tersebut tidak diakui oleh Pelti. Apa jadinya peserta tentunya akan kecewa karena dibohongi walaupun sebenarnya penyelenggara tidak bermakusd demikian. Anggap saja penyelenggara seprti ini belum mengetahui tata cara TDP tersebut.

Kok kenapa sampai tidak diakui Pelti. Dalam aturan TDP dicantumkan bahwa sistem pertandingan the beat of 3 set atau the best of 2 set, final set super tie break. Jadi haru  2 x 6 bukan hanya 6 ganes atau 8 games saja. Dalam sehari hanya diperkenankan peserta main bertandinga 2 kali. Dan jangan lupa turnamen sistem gugur.pula, Bagaimana kalau digunakan sistem round robin. tetapi bertentanagan dengan aturan TDP

Apakah size of draw nya 8 peserta berarti gandanya hanya 4 peserta, Disini berarti untuk sampai final pemain tunggal harus bermain 3 kali sedangkan gandanya 2 kali, Berarti semua 5 kali bermain. Cukup butuh waktu 2,5 hari.

Jika size of draw 16 perserta, maka gandanya 8 pasangan, Berarti total bermain tunggal 4kali sedangan gandanya butuh 3 kali, Total butuh waktu 7 kali pertandingan, Artinya butuh waktu 3, 5 hari,

Ini sekedar pencerahan sebagai pelaku tenis dilapangan sehingga dalam perencanaan turnamen semua berjalan lancar. Semua ini sesuai ketentuan TDP yang lama kecuali sudah dirubah oleh Pelti sekarang, tapi yakin ini prinsip prinsip dasar turnamen



.



Selasa, 20 Juli 2021

Dari Optimis ke Pesimis Tentang Tenis Indonesia


Jakarta, 20 Juli 2021. Beberapa hari yang lalu AFR terima pesan di WA dari salah satu pelatih kita yang sekarang lagi naik daun peserta sekolah tenisnya di Jakarta dimasa pandemi Covid-19

Pesannya " Kayaknya dia pemain bagus sambil tenis sekolah saja atau kerja atau jadi pelatih tenis karena untuk menjadi juara nasional senior sangat sangat sulit dengan kwalitas yang dia miliki sebaiknya agar tidak tidak mubazir tenaganya lakukan yang obyektif saja seperti kuliah  atau kerja sambil main tenis atau berpeluang bagus bisa jadi bagus begitu menurut saya pak AFR "


AFR pun merespons atas cerita tersebut " Tergantung goalsnya "

" Karena jadi pemain senior nasional sangat sangat berat boleh dikatakan peluangnya di bawah tipis karena masih ada ratusan bahkan lebih pemain yunior seumur bahkan dibawahnya umur dia dengan prestasi dan kualitas jauh diatas dia."

Terpukul juga sesaat melihat pandangan pelatih yang sudah dikenal baik. Tadinya AFR cukup optimis dengan keadaan pertenisan Indonesia sehingga bersemangat dengan menyumbangkan tenaga dan pikiran dengan turnamen skala nasional RemajaTenis selama ini bahkan dalam situasi pandemi Covid-19 pun masih berkarya

 Masalah sekolah sejak dari dulu sangat setuju karena ada pandangan yang bertentangan dengan  beberapa pelatih yang  mengatakan tidak perlu sekolah sehingga anak asuhnya dikorbankan tidak sekolah tapi full tenis dilakukan. Bagaimana hasilnya ? Ternyata sampai hari ini tidak terbukti adanya prestasi dunia. .


Apalagi kondisi saat ini dimana PPKM Darurat di Jawa dan Bali. Kesempatan bermain tenis dibatasi bahkan lapngan tenis pun ditutup. Sampai kapan kondisi seperti ini akan berakhir karena atlet sangat butuhkan turnamen. Karena tidak ada yang bisa menjamin berakhirnya kondisi ini akan berakhir maka sudah sepatuhnya back to school. Lebih lagi kalau petenis itu berada diluar pulau Jawa.

Sekarang coba dilihat berdasarkan peringkat yang dimiliki petenis nasional maupun petenis yunior kita dalam level internasional. Sebagai parameter untuk melihat kondisi pertenisan nasional Indonesia per bulan Juli 2021.

Berdasarkan ATP-Tour rank tercatat hanya segelintir petenis putra tercatat memiliki peringkat dunia DOUBLES yaitu Christopher Rungkat peringkat 157, Justin Barki peringkat 1345, David Agung Susanto 1379, Antony Susanto peringkat 1794, M.Rifki Fitriadi 1887. Ini peringkat Doubles sedangkan peringkat SINGLES hanya seoramg petenis Indonesia yaitu David Agung Susanto 1439. 

Disini menunjukkan hanyalah beberapa petenis putra ada prospek kedepan atau juga bisa disebutkan akan meneruskan kiprahnya didunia internasional hanyalah Christopher Rungkat ( yang sudah mengkhususkan dalam permainan Doubles) dan Justin Barki. Sedangkan beberapa pemain yang masuk dalam pemusatan letihan nasional (pelatnas) yang dibeayai oleh Pemerintah tidak kelihatan khususnya petenis putra.

Untuk putri patut kita apresiasi perjuangannya yang sampai saat ini masih berjuang untuk menaikkan prestasinya  , ternyata tercatat peringkat SINGLES hanyalah Aldila Sutjiadi ( peringkat 387,  Beatrice Gumulya perigkat  1022, Jessy Rompies peringkat 1026. Untuk eringkat DOUBLES tercatat Aldila Sutjiadi peringkat 148, Jessy Rompies peringkat 217, Beatrice Gumulya peringkat 220. Nadia Ravita peringkat 1311, Fitriani Sabatini perinkat 1478, Fitriana Sabrina peringkat 1478. Disamping itu juga sudah mulai terjun ke dunia Pro yaitu Priska Nugroho.

Apa solusinya karena situasi ini tidak bisa didiamkan jika tidak mau tenggelam tenis Indonesia

Pada usia 17 tahun sudah kritis sekali nasibnya jika tidak ada upaya try out keluar negeri karena di Indonesia sendiri tidak ada turnamen internasional sehingga kesempatan petenisnya tertutup sudah. Usia yang cukup krusial. Terutama bagi petenis potensial yang mempunyai postur tubuh ideal sebagai petenis sekitar 175 cm apalagi ada beberaoa yang mencapai 180 cm. Dalam catatan AFR ada beberapa nama yang patut dipikirkan nasibnya.

Ini merupakan kelemahan nasional sejak dulu kala hanya saja lebih parah keadaan sekarang dimana justru perhatian terhadap kelompok senior setelah lepas dari yunior tidak ada sarana turnamen sebagai ajnang prestasi mereka. Harapan satu satunya hanya menungu saat PON dimasa depan.

Awalnya sudah bagus berjenjang ada turnamen inernational tingkat bawah ( Satellite circuir, ProCircuit, World tour) kemudian ada challenger dan world series kemudian mulai tergususr sampai saat ini.

Bagaimana nasib petenis potensial yang berada diluar pulau Jawa yang ternyata minim turnamen. Satu satunya harapan berada di Pekan Olahraga Nasional ( PON) XX di Papua.

Sekolah merupakan satu atunya jalan pilihan agar tidak ketinggalan bahkan bisa digunakan sebagai alat untuk mendapatkan bea siswa sekolah sambi tenis di Amerika,

Mau jadi pelatih sedangkan pelatihan pelatih juga sangat minim disamping turnamen internasional. Apakah mau jadi pelatih otodidak ? 

Sebaiknya sekolah selesaikan SMA kemudian melanjutkan di Perguruan Tinggi sambil menunggu kegiatan turnamen tenis mulai bergairah di Indonesia. Alih lain bisa jadi sarjana. Itu lebih baik

Tugas berat dialami induk organisasi tenis di Indonesia untuk mulai pikirkan tugasnya demi kemajuan tenis Indonesia, Mulailah dipikirkan sarana turnamen bagi petenis senior ( lepas dari yunior) yang sangat minim sekali.

Solusinya agar digiatkan turnamen nasional Piala Gubernur, Piala Walikota . kalaupun memungkinkan ditingkatkan jadi internasional setingkat $ 15,000 ( kalau tidak salah aling rendah) dan jika memungkinkan kelas Challenger putra maupun putri ( $ 25,000)

Mulailah di tahun 2022 direncanakan dengan situasi saat ini masih memungkinkan diadakan turnamen internasional dengan Pro Kes yang ketat. Kesempatan diadakan untuk petenis lokal dimana pemain asing ada kesulitan atau beaya mahal dengan aturnamen hars isoliasi mandiri 14 hari ( maksimum). 

Kesempatan pemain nasional mencapai peringkat dunia. Jika makin tinggi peringkat dunianya makin membuka jalan ketingkat dunia. Kalau tidak ada turnamen tersebut maka habislah karier petenis nasional Indonesia  

Sebagai induk organisasi tenis di Indonesia, sebaiknya petinggi2 nya mulai berpikir ke internasional serahkan turnamen nasional kepada pengprov/pengkab/pengkot dan pihak swasta lainnya

Minggu, 18 Juli 2021

Kegiatan RemajaTenis Bulan Juli 2021 Terhenti

Jakarta, 18 Juli 2021. Melihat keadaan Jakarta saat ini sangat prihatin dimana Pemerintah akhrnya berlakukan keadaan PPKM Darurat, sehingga sebagai pelaksanan RemajaTenis untuk mematuhi aturan . Akhirnya kegiatan RemajaTenis selama bulan Juli 2021 dihentikan sementara karena Pemerintah berlakukan PPKM Darurat berlaku 3-20 Juli 2021.

Walaupun hati kecil menyayangkan tetapi mengingat masyarakat luas sendiri kurang disiplin menjalankan  Protokol Kesehatan sehingga dampaknya terasa dengan meningkatnya kasus Covid1-19 di Jakarat makin meningkat.

Selama ini tetap dilakukan hubungan dengan rekan rekan terutama didaerah daerah yang selama ini sangat membutuhkan turnamen. Bahkan dari Bangka Belitung begitu semangat mengajak AFR kembali menggelar Remaja Tenis di Sungailiat Bangka Belitung. Begtiu juga reka rekan di Bali yang sebenarnya sudah diprogramkan di Bali tapi terhenti. Begitu pula rekan rekan lainnya sudah berkeinginan ikuti turnamen di Bali sekalian liburan katanya.. Ada masalah lain yang tidak terduga adalah PPKM Darurat itu berlaku di Jawa dan Bali. Bahkan lirikan terhadap kota Kupang untuk diadakan RemajaTenis juga terkendala PPKM Darurat ini. Teringat waktu selenggarakan RenmajaTenis di Surabaya, ada peserta yunior berasal dari Kupang. 

Adapun dalam bulan Juli 2021 ada Hari Anak2 Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2021, terpaksa dibatalkan karena situasi keadaan Jakarta. Bahlan dalam rangka Hari Olahraga Nasional ( HAORNAS) yang atuh tanggal 10 Septeber 2021 yang direncanakan juga RemajaTenis dengan terpaksa diundur pula. Begitulah keadaan pandemi Covoi-19 melanda Indonesia berdampak buruk dengan olahraga.

Sapai kapan situasi ini berhenti. Tidak ada yang bisa menjaminnya,Tindakan pertama dilakukan semua tergantung masyaraat sendiri. Disiplin terhadap Pro Kes. 

Kapan aktivitas RemajaTenis mulai berkjalan karena dibutuhkan kehadirannya oleh masyarakat tenis khususnya. Semua tergantung situasi kota Jakarta. Tetapi program sudah siap dijalankan

Semoga situasi ini sempat selesai.  

Senin, 28 Juni 2021

Kekuatiran Selama Ini Terjadi Juga


 Jakarta, 28 Juni 2021
. Timbul kekuatiran dalam melaksanakan RemajaTenis sudah pernah diungkapkan AFR sewaktu pertama kali selama pandemi selenggarakan RemajaTenis Jakarta, Sewaktu bulan Oktober 2020 sampai saat ini terbukti juga. Rasa was was selalu ada karena kelalainan petugas, Maka setiap hari diingatkan melalui WA kepada petugas akan hal ProKes tersebut sehingga harus waspada. Selain masker disediakan juga Rapid test tetap bisa dilakukan sehingga ada atlet takut akan jarum suntik sehingga tidak jadi ikut serta.

Akibat laporan dilakukan oleh salah satu orangtua peserta RemajaTenis ke Pemkot Jakarta Timur sehingga AFR dihubungi oleh Babinsa Kelurahan Cawang,  mau tahu kebenaran laporan tersebut tentang dugaan terjadi kerumunan . Sebenarnya orang tua tersebut adalah pemain lama karena putra putri awalnya sangat aktip ikuti Remaja Tenis tetapi sebalum pandemi Covid-19

Walaupun rekan lainnya sebagai orangtua peserta turut mengomentari kejadian tersebut, sangat menyayangkan laporan tersebut/ Bahkan mengatakan orantua tersebut kurang etis 

Tetapi sempat buat pusing kepala tetapi untungnya sebelum laporan dilakukan penyelenggara sudah persiapkan diri Protokol Kesehatan. Disiapkan Thermo Gun dan pintu masuk hanya satu pintu dan setiap peserta didata dan difoto untuk dokumentasi , Disamping itu peserta masuk diwajibkan untuk cuci tangan di wastafel yang disediakan dengan sabun. Bahkan jika mau masuk kelapangan diwajibkan cuci tangan dulu begitu juga setelah tanding wajib cuci tangan bahkan berlaku juga untuk wasit yang bertugas. Rasa was was selalu ada terhadap pelaksanaaan tersebut, sehingga kontrol harus juga dilakukan terhadap kerja rekan rekan sendiri. Ini memang perlu ekstra kerja. 

Sewaktu Babinsa datang melihat kejadian sebenarnya ternyata kesan positip dengan penyelenggara yang dikatakan tidak ada pelanggaran Pro Kes. Bahkan sempat foto keadaan yang sepi akan penontonnya. Karena panitia mengundang hanya 58 peseta, belum lagi yang batal sehingga jumlah peserta makin sedikit. Kira2 30 % 

Begitulah keadaan selama pandemi Covid-19 , kalau tidak diwaspadai maka tentunya akan timbul cluster baru Kesadaran akan masalah kesehatan ini sudah lama dirasakan bahkan setiap minggu terinma berita di WA group tentng adanya kolega meningal dunia.

Semangat meningkatkan immunitas tubuh juga timbul dengan adanya turnamen tenis juga sebagai cara juga untuk memutus rantai pandemi Covid -19

Kamis, 17 Juni 2021

Kelalaian Atlet Kena W.O

 Jakarta, 16 Juni 2021. Ada yang perlu diketahui dalam mengikuti turnamen turnamen diluar negeri. Setiap turnamen ITF selalu mencantumkan Official hotel sehingga diharapkan seluruh peserta bisa ditampung di hotel tersebut.  .

Maksud dari peninjukkan hotel turnamen agar komunikasi dengan panitia baik dengan Referee dapat berlangsung dengan baik. Karena Referee setiap hari mengeluarkan order of play pada hari esoknya. Dimana Referee berkewajiban meletakkan order of play tersebut. Di tampat pertandigan dan di official hotel. Panitia tidak wajib berikan kelain hotel walaupun banyak yang tinggal bukan dihotel yang telah ditunjuk panitia., dengan maksud murah mau menghemat.

Pernah kejadian di Pusat Tenis Kemayoran. petenis Thailand mengikuti turnamen INA Challenger $ 25,000 Dia tidak tinggal di hotel yang telah ditunjuk panitia. Padalahal hotel ynag ditunjuk hanya berseberangan letaknya tidak lebih dari 100 meter dari hotel tersebut.

Waktu itu sebagai Venues manager AFR dari Pusat Tenis Kemayotan mengetahui hal itu. Karena bukan sebagai panitia hanya lapangan yang digunakan adalah Pusat Tenis Kemayoran.Untuk menoilongnya setiap malam dikirimkannya order of play tersebut. Satu kali kelupaan mengirimkan order of play  ke hotel yang diinapi petenis terkenal dariThailand, Kebetulan dalam order of play tersebut jadwal mainnya adalah urutan pertama kurang lebih pkl 09,00.


Karena kebiasaan terima order of play, maka petenis tersebit santai aja datang kelapangan ternaya sudah di W,O oleh Referee. Itu contoh kesalahan sendiri

Trik Trik Untuk Beri Kesempatan Petenis Tuan Rumah Dapat ATP Point

 Jakarta, 18 Juni 2021. Teringat masa lalu apa yang telah diberikan untuk beri kesempatan petenis tuan rumah bisa lolos ke final, Karena saat ini sangat prihatin sekali atas prestasi petenis tuan rumah . Khususnya petenis putra dibndingkan petenis puteri yang melenglang buana ke Luar Negeri mengikuti turnamen turnamen .

Prihatin terhadap petenis putra sehingga teringat masalalu. Sewaktu dipercaya sebegai Circuit Administratror Green Sands Satellite Circuit. Dulu masih ada turnamen ITF Satelllite Circuit dimana memperebutkan prize money $ 25,000 dibagi dalam 3 circuit dan 1 masters. Point ATP baru didapat setelah masuk master hanya 16 petenos putra mendpaatkan pointnya. Setiap putaran atau circuit berlangsung seminggu maka sstu satellite Circuit memakan waktu 1 bulan

Prize money juga setiap putaran hanya berkissr $ 6,250, Maka total sebulan hanya US $ 25,000. Memeang makan waktu dan beaya tapi menampung atlet yang tidak memiliki point ATP mengumpulkan point. Ini turnamenterkecil wakil waktu otu kemudian naik tingkat Challenger dengan prize money US $ 25,000

Peserta Satellite Circuit adalah petenis manca negara bisa dari USA, Jerman, Inggris dan Asia seperti Jepang, Korea, China , India, Thailand, Filipina dll. Mereka tidak mempunyai point ATP sehingga adanya Satellite Circuit sangat memabantu petenis mendapatkan point.
ATP Begitu juga petenis,  tuan rumah.

Jadi sebagai Circuit Administrator memfasilitasi kehendak ITF Referee atas kebutuhan turnamen dan nanti dibantiu Direktur Turnamen setiap putarannya. Sewaktu itu dilaksanakan di Surabaya putaran pertama kemudian putaran kedua Semarang, putararn ketiga Bandung dan terakhir Jakarta.

Karena pesertanya muda muda sehingga gampang digoda. Karena sponsornya PT Multi Bintang maka AFR minta kepada sponsor dosetiap kota voucher masuk ke diskotik diskotik disetiap kota, Bermodalkan voucher diskotik itu setia malam mengajak petenis asing tersebut. Maksudnya agar terganggu kondisi fisiknya. Bagaimana bisa. Kalau setiap malam pulang hotel jam larut malam sekitar jam 02,00 tentunya ada pengarus waktiu esok 'Bahkan pernah di Bandung esoknya petenis tersebut masuk final tentunya menolak, tapi berkat rayuan sehingga tidak bsa menolaknya. " Ada pemilihan miss Dangdut, Jangan kuatir besok final mainnya jam 10,00;" ujar AFR

Nah betul terjadi seperti yang diduga, Sewaktu mingu terakhir di Jakarta yang masuk final salah satu petenis tuan rumah ( Daniel Heryanto). Begitulah cara dilakukan selama jadi Circuit Administrator. Dan undangan ke diskotik tersebut tidak pernah ditawarkan kepada
petenis tuan rumah